Anak Angkat

Perlawanan Celine.



Perlawanan Celine.

0Setelah mereka menyatakan untuk menerima tawaran sang Ibu, mereka langsung digiring ke meja makan.     

Ini adalah rutinitas sehari-hari yang biasa mereka lakukan, ketika masih menjadi anggota keluarga Davies.     

'Astaga! Aku tidak mau memakan daging itu, aku tidak rela janin yang ada di perutku menyerap makanan terkutuk itu!' bicara Mesya di dalam hati.     

"Ayo, silakan duduk!" suruh Charles.     

Dan mereka bertiga pun tampak ragu-ragu untuk menuruti perintah ayahnya.     

"Kenapa? Kalian tidak mau menuruti, Ayah?" tanya Charles, Dan mereka pun diam saja. Tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka.     

"Dengar! Ibu kalian sudah lelah memasak sebanyak ini untuk kalian! Tetapi kalian malah tidak mau menghargainya!" oceh Charles yang tampak kesal dengan tingkah para anaknya.     

"Suamiku ... tidak perlu marah-marah, Sayang, aku tahu mereka pasti akan mau memakannya, kok," tukas Arumi dengan sabar.     

"Tapi anak-anak ini benar-benar—"     

"Sudahlah, Charles ... mereka sudah tahu akibatnya jika membangkang kepada orang tuanya, bisa jadi, 'kan mereka akan melihat Celine tewas secara mengenaskan?" ucap Arumi dengan nada meledek kearah Arthur.     

Tak ada pilihan lain, Arthur pun langsung meraih piringnya. Dia mulai memotong daging di atas piring itu dengan pisau dan garpu.     

Melihatnya Arumi pun tersenyum dengan penuh kemenangan.     

'Ah, semudah ini membuat mereka tunduk ke padaku,' bicara Arumi di dalam hati.     

Namun ketika piring sudah ada di depan mata, dan ada potongan daging dengan penampilan yang menggiurkan di hadapannya, Arthur mengurungkan niatnya untuk menyantap daging itu.     

Dia kembali menaruh garpu dan pisau itu, di atas piring dengan kasar. Hingga bunyi benturan garpu itu membuat Mesya dan yang lainnya tersentak.     

"Kenapa, Sayang?" tanya Arumi dengan sabar, tanpa sedikit pun raut kemarahan yang terpancar.     

Arthur kembali berdiri seraya menggebrak meja. Lagi-lagi tindakan ini sampai membuat yang lainnya tersentak.     

"Aku tidak sudi memakan daging terkutuk ini!" pekik Arthur.     

"Hei, Arthur! Kamu harus bisa menjaga sopan santun! Dia itu ibumu!" tukas Charles mengingatkan putranya.     

"Sayangnya aku tidak peduli, dia ibuku atau tidak!" jawab Arthur dengan lantang.     

"Arthur! Kenapa kamu melalukan hal itu lagi? Bukankah kamu masih ingin istrimu tetap hidup?" tanya Arumi.     

"Justru itu yang membuatkan ingin melawan, Ibu!" jawab Arthur.     

"Apa maksudmu itu, Arthur!"     

"Bu! Aku ingin tahu keberadaan Celine sekarang! Aku ingin memastikan bahwa dia masih hidup!"     

"Kau habiskan saja makanan itu baru aku akan menunjukkan di mana keberadaan Celine!" jawab Arumi.     

"Tidak! Aku tidak mau memakannya kalau aku belum bertemu Celine! Kalian itu licik! Bisa saja kalian sudah mencelakai Celine, 'kan?" tuduh Arthur.     

"Kenapa kamu bilang begitu? Kamu tidak percaya dengan Ibu, ya?"     

"Iya!" jawab Artuh lagi "Aku ingin Ibu mengantarkan aku bertemu dengan Celine sekarang!" desak Arthur. Mesya dan David pun turut berdiri, mendampingi Arthur, Mesya mengusap pundak Arthur, agar pria itu sedikit tenang.     

Arthur takut jika dia ditipu oleh kedua orang tuanya. Dia baru akan menuruti perintah kedua orang tuanya, apa bila istrinya benar-benar masih hidup dan baik-baik saja.     

Mendengar permintaan Arthur, membuat Arumi terlihat berbeda. Seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.     

Arumi dan Charles saling memandang sesat.     

Arumi sedikit panik atas sikap Arthur.     

'Dasar, Anak Sialan! Kenapa dia bisa berpikir seperti itu?' bicara Arumi di dalam hati.     

Arumi benar-benar tak tenang, Arumi menjadi teringat dengan kejadian beberapa jam yang lalu. Sebelum Arthur dan yang lainnya datang.     

Celine yang baru saja sampai di rumah itu, langsung di sambut kehadiran Arumi dan Charles.     

Mereka membawa Celine masuk ke dalam gudang yang sempit.     

Gudang ini juga tempat yang dulu digunakan Arumi untuk menyekap Celine.     

Dan sekarang Celine kembali disekap di tempat ini lagi.     

Benar-benar seperti mimpi buruk.     

Padahal membutuhkan waktu yang cukup lama, bagi Celine untuk melupakan kejadian yang pernah menimpanya pada waktu itu.     

Namun pristiwa yang menyeramkan itu kini malah terang kembali.     

"Bu Arumi, tolong lepaskan aku!" pinta Celine seraya menangis ketakutan.     

"Haha! Aku akan menyekapmu sampai Arthur, datang ... kamu tahu, Celine. Sekarang kamu itu menjadi senjata bagi kami, Sayang," tukas Arumi.     

Mendengar hal itu membuat Celine berpikir hal lain.     

Jika dia hidup semakin lama, hal itu bisa membuat Arthur dan yang lainnya kembali terjerumus dalam lembah hitam. Padahal mereka sudah berjuang cukup keras, untuk bisa hidup normal. Celine benar-benar yak rela jika hal itu terjadi kepada mereka.     

"Bunuh aku saja, Bu Arumi!" tukas Celine.     

Kalimat itu membuat Arumi dan Charles terkejut.     

Seorang Celine, yang sangat penakut dan cengeng saat disekap, kini mendadak berani menantang kematian.     

"Kenapa kamu berbicara begitu, Nak?" tanya Charles.     

"Bahkan kami belum ada niat untuk membunuhmu. Kamu adalah aset. Anak-anak kami akan kembali jika kami menyekapmu!" tukas Charles.     

"Justru, kerena hal itu aku ingin mati, Pak Charles! Aku tidak mau mereka kembali terjebak ke dalam kejahatan, hanya untuk menyelamatkanku! Lebih baik aku mati saja, sehingga tak ada alasan bagi mereka untuk kembali kepada kalian!" ujar Celine dengan suara yang lantang.     

Arumi mendadak emosi mendengar ucapan Celine, wanita itu langsung menghampiri Celine.     

"Kau berani sekali berbicara seperti itu kepada kami!" tukas Arumi, seraya menarik kerah baju Celine.     

"Kalau bukan karena anak-anakku mungkin aku sudah mengulitumu hidup-hidup!" ancam Arumi.     

Dia menjambak rambut Celine, "aku pasti akan membunuhmu, tapi nanti ... setelah anak-anakku kembali tunduk kepadaku," ujar Arumi.     

Mendengar hal itu, membuat Celine tertantang untuk melawan Arumi.     

Kebetulan tangan dan kakinya belum diikat oleh Arumi.     

Dia masih memiliki kesempatan untuk melawan.     

'Aku akan menyerahkan jiwa dan ragaku untuk Arthur. Tak apa jika aku harus mati, yang terpenting Arthur dan yang lainnya tidak kembali menjadi orang jahat. Satu nyawa untuk menyelamatkan banyak nyawa bukankah lebih baik?' bicara Celine di dalam hati.     

Tanpa ragu Celine pun langsung menjambak rambut Arumi dengan kencang. Dan Celine juga memukul kepala ibu mertuanya itu dengan kencang serta berkali-kali.     

Celine menyerang tanpa jeda.     

"Kalau kamu tidak mau membunuhku sekarang, maka aku yang akan memnunuhmu!" ujar Celine masih terus menjambak dan memukuli Arumi.     

Seperti tadi, Charles juga memilih untuk diam saja.     

"Akh, sial!" pekik Arumi dengan lantang. Dia tidak rela dipukuli oleh Celine.     

Terlebih Arumi memang sudah membenci Celine sejak awal.     

Akhirnya Arumi pun membalas serangan Celine.     

"Dasar, Wanita Jalang! Berani sekali kamu melawanku!" ujarnya seraya meraih rambut Celine, dan berbalik menjambak rambut wanita itu.     

Mereka bergulat, dan saling menjambak serta memukul.     

Dan tepat di saat itu Arumi yang semakin emosi, dia mengeluarkan pisau karter dari dalam sakunya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.