Dendam Winarsih

Masa Lalu Kelam



Masa Lalu Kelam

0Bram masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Diman. Lepaskan dia, apa bisa? Sepertinya tidak bisa dan aku tidak mampu lepaskan dia hanya karena masa lalu kelamku pikir Bram yang duduk terdiam di kantornya.     

Bram yang sudah pulang dari rumah sakit hatinya makin tercubit karena perkataan Diman yang memintanya hal yang tersulit. Bram geleng kepala dia tidak akan meninggalkan dan lepaskan Nona apapun yang terjadi walaupun nanti dia akan meninggal nantinya.     

"Aku akan berusaha mendekati Nona, aku akan menikahi dia dan akan menjadikan dia istriku, aku tidak mau masa lalu kelamku membuat masa depanku kelam juga," gumam Bram yang mengepalkan tangannya.     

Bram mengambil ponsel dan menelpon Nona, dia ingin bertemu dengan Nona, dia akan membuat Nona terkesan dengannya terlepas Nona tahu atau tidak kelakuannya, dia akan terus mendekatinya.     

Tut ... tut ...     

Panggilan telpon tidak dijawab oleh Nona, berkali-kali Bram menelpon tidak juga dijawab oleh Nona. Bram gusar karena Nona tidak menjawab teleponnya.     

"Apa dia tidak mau menjauhi aku ya? Tidak-tidak dia tidak boleh menjauhi aku, aku tidak mau dia menjauhi aku, aku tidak bisa jauh dari dia, aku akan ke dukun itu dan memberikan foto itu ke dukun itu." Bram bangun dan bergegas keluar untuk ke dukun yang supir pribadinya katakan.     

"Mbah, ini tidak salah kita ke sini? Apa tidak ada rumah yang lain ya, guru mbah itu untuk tinggal?" tanya anak buah itu kepada mbah dukun yang sekarang berada di depan rumah gurunya.     

"Jaga mulutmu, jika dia dengar maka habislah kau, sudah ayo masuk ke dalam," ucap mbah dukun itu pada anak buahnya.     

Keduanya masuk dan melihat sekeliling rumah seram dan sangat menyeramkan, banyak kepala binatang buas di dalamnya. dan terlihat dengan jelas guru yang dikatakan oleh dukun itu kepadanya.     

"Mbah menyeramkan sekali guru mbah itu, dia sudah ilmu berapa? Dan apa dia lebih kuat dari mbah kan? Kalau tidak kita akan jadi santapan si hantu itu mbah," ucap anak dukun itu dengan berbisik.     

Mbah dukun itu membolakan matanya, dia tidak tahu kalau anak buahnya ini terlalu banyak omong dan cerewet. Dukun itu duduk di depan gurunya. anak buah yang ikut dengan dukun itu duduk di belakang dan melihat guru dukunnya itu yang menyeramkan.     

"Kau tidak bisa mengalahkan dia ya? Kenapa? Apa kau terlalu tamak atau kau terlalu rakus akan dunia ini hmm?" tanya guru dukun itu pada muridnya.     

Mbah dukun yang ditanya dan tentu di sindir secara tidak langsung hanya diam saja, dia tahu kalau dirinya akan kalah dari Narsih hantu wanita yang hampir membuat dia meninggal.     

"Aku tidak sepertimu, bantu aku memdapatkan dia aku mohon, dia hampir membuat aku meninggal dan aku tidak mau salah langkah kali ini," ucap dukun itu dengan suara memelas.     

Guru dukun itu hanya diam dan tidak lagi mengatakan apapun, dia hanya melihat dalam mangkuk tanah liat dan terlihat wajah Narsih tersenyum padanya dan byurrr, air dalam mangkuk tumpah dan membasahi wajah guru dukun itu.     

"Kurang aja, aku tidak terima kau melakukan itu, kau begitu sombong," ucap dukun itu yang kesal karena Narsih mengetahui diri mengintainya.     

Dukun itu melihat gurunya yang kesal karena narsih mengacaukannya. "Mbah lihatkan, bagaimana kelakuan dia, dia sudah meninggal tapi dia tidak ada sopannya kepadamu," ucap mbah dukun yang memanasi gurunya itu.     

Mendengar apa yang dikatakan muridnya dia mulai membuat rencana untuk mengikat Narsih tidak bisa ke alamnya. Dia akan menjadi budaknya.     

"Aku akan jadikan dia budakku, kalian bantu aku, aku mau kalian mengambil jasadnya dan bawa ke sini," ucap dukun itu pada anak buahnya itu.     

Mbah dukun dan anak buahnya yang di belakang hanya mengangguk pelan, mereka akan memanfaatkan ini untuk membuat Narsih dalam gengamannya. Di tempat lain Bram sudah ke rumah dukun yang supir itu katakan.     

"Pak Bram, anda yakin mau ke sini? Ini bukan waktu yang tepat, saya ragu membawa anda ke sini karena foto itu pak," ucap pak supir kepada majikan.     

"Maksudmu, aku tidak bisa ke sini karena foto itu? Apa yang tidak aku mengerti, ini foto wanita itu dan kamu lihat kan waktu itu, apa ada yang salah? Sudahlah, ayo kita turun sekarang," ucap Bram yang turun tanpa menunggu supirnya membuka pintu mobilnya.     

Bram berjalan menuju rumah dukun itu yang ditemani supirnya. Supir Bram mau tidak mau ikut dan pasrah atas apa yang terjadi. Supir Bram mengetuk pintu dan mengucapkan salam kepada dukun itu. Tidak lama ada pria tua membuka pintu dan melihat ada tamu datang.     

"Ada apa?" tanya dukun itu pada tamunya.     

"Kami ada perlu, apa bisa kami masuk mbah?" tanya supir Bram.     

Dukun itu membiarkan Bram dan supirnya masuk ke dalam rumahnya. Dukun itu duduk di tempat dia biasa praktek. Dia menunggu jawab dari orang yang datang ke rumahnya.     

"Saya mau orang ini menjadi kekasih saya, kalau perlu istri saya." Bram mengutarakan apa yang dia inginkan, dia menunjukkan foto yang dia ambil malam itu dan meletakkan di depan dukun itu.     

Dukun itu melihat foto itu dan dukun itu terkejut karena foto itu mendekati dia dan sosok yang menyeramkan terlihat di depannya dan sangat menakut, secara tiba-tiba dia tersenyum dan foto yang dibawa oleh Bram keluar darah yang cukup banyak.     

Dukun dan Bram juga supir Bram kaget, foto itu di lemparkan ke Bram dan membuat Bram kaget, dia tidak menyangka jika foto itu mengeluarkan darah dan ada wajah narsih di dalamnya. Terlihat dia memegang kepalanya.     

"Siapa yang mau kamu jadikan istri? Hantu itu iya? Kamu mau membunuh saya?" tanya dukun itu dengan amarah yang mengebu.     

"Bukan mbah, saya tidak tahu kalau itu hantu, waktu itu wanita mbah, bukan dia. Iya kan pak?" tanya Bram pada supirnya.     

Supir Bram hanya diam, dia sudah katakan tapi majikannya tidak mau mendengar apa yang dia katakan. Bram baru percaya kalau yang dikatakan oleh dukun itu benar adanya. sial, aku dikelabui oleh Narsih sialan itu. tapi kenapa dia bisa aku pegang, apa dia menahan sakitnya sial! Aku ketipu dia umpat Bram dalam hatinya     

"Kalian pergi saja, aku tidak mau kalian ke sini, kalian membuat aku meninggal nantinya, pergi cari dukun lain, aku tidak mau kalian kesini lagi, paham kalian!" pekik dukun itu yang mengusir Bram dari rumahnya.     

Bram yang melihat amarah dukun itu langsung pergi dan meninggalkan rumah dukun itu. Dia benar-benar bodoh, dia tidak tahu harus apa saat ini karena dibutakan cinta dia harus melakukan kebodohan tidak tahu mana Narsih mana Nona.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.