Dendam Winarsih

Fakta Sebenarnya



Fakta Sebenarnya

0Bram terduduk di sebelah Nona dia tahu kalau sebenarnya dia tidak mau mengatakan apapun, dia ingin membuat Narsih tahu kalau dia tidak bersalah sepenuhnya. Bram teringat saat dia melihat Joko bersama wanita lain yang wajahnya mirip dengan Nona saat ini dan saat itu dia mengikuti keduanya dan fakta sebenarnya terungkap.     

Sehari sebelum pernikahan Joko dan Narsih, Bram sudah ingin pulang ke kota, dia ikhlas tapi cinta dia semakin besar untuk Narsih, dia ingin mengungkapkan sekali cintanya ke Narsih tapi sayang sekali Joko berada di depannya.     

"Sudah, jangan ganggu aku lagi Kang, aku tidak mau kamu ganggu aku, aku sudah mau menikah, jangan seperti ini, pergi lah kang Bram, kita tidak berjodoh lagi, kita harusnya saling mengerti dan menerima kang, aku akan menikah dengan kang Joko, aku mohon padamu, pergilah." Narsih mengungkapkan apa yang ada di hatinya.     

Bram terdiam, dia tidak bisa mengatakan apapun semuanya sudah jelas dan tentu saja dia tidak bisa memaksa dia lagi. Bram yang terkejut melihat Joko yang di depannya dan menunjukkan wajah yang sangat culas.     

"Jangan ganggu dia, aku hanya mau kamu sadar dia bukan milik kamu, jangan buat diri kamu malu, memilik orang kamu akui, harusnya kamu tahu diri paham kamu!" ucap Joko kepada Bram yang berdiri di depannya.     

Narsih menarik tangan Joko untuk pergi dia meminta calonnya untuk tidak berkelahi, dan membawa calonnya pergi dari hadapan Bram. Mereka akhirnya pergi bersama dan meninggalkan Bram sendirian. Bram yang kesal dan pergi, dia membenci kedua orang itu. Sampai di penginapan Bram langsung memukul meja dan mengamuk, Bram tidak terima jika Joko mengatakan hal itu dia geram karena Joko menghina dia.     

Deka, Deki dan Diman melihat sahabatnya pulang-pulang marah heran dan mendekati sahabatnya. Mereka menunggu sahabatnya untuk tenang dulu, setelah itu mereka akan bertanya kepada sahabatnya itu. Bram melihat ketiga sahabat diam dan memandang dia dengan tatapan tajam.     

"Sudah marahnya? Jika sudah, ayo kita pulang, dia bukan wanita yang pas buat kamu, pergi dari sini dan cari wanita yang lebih dari dia di kota. Banyak yang menunggu kamu, jangan harapkan wanita desa yang sok itu," ucap Diman kepada Bram.     

"Diman benar, kamu tidak perlu menunggu dia dan mengharapkan dia, dia sudah mau menikah juga, jangan maksa untuk kamu miliki, kamu terlalu bodoh untuk harapkan dia, kamu tahu sendiri kan kalau dia tidak mencintai kamu, jika kamu paksa yang ada kamu terluka, kamu kaya, dia tidak, tidak bisa di sanding kan. Jadi, lupakan saja," ucap Deki kepada Bram.     

Dua sahabat Bram sudah meminta dia untuk pergi dan lupakan Narsih dan calonnya itu. Bram memandang ke arah Deka, dia menunggu apa yang akan Deka katakan. Deka yang di pandang oleh ke tiga sahabatnya, hanya bisa tersenyum kecil.     

"Kalian menunggu aku kah, aku akan jawab sesuai yang aku pikirkan. Temui Joko dan bunuh dia, jika dia tidak mau melepaskan dia, atau cari kesalahan dia, jika sudah menemukan itu baru katakan tapi jika Narsih tidak terima, ya bunuh keduanya, gampangkan, jangan buat pusing kalian. Sekarang, tidak akan ada yang mau mengusut kasus pembunuhan, jadi kalian gampang membunuh keduanya." Deka mulai membuka suaranya dan meminta Bram mengeksekusi langsung.     

Bram terdiam dan memikirkan apa yang di katakan. Bram pergi untuk menemui Joko dia ingin mengatakan apa yang dikatakan Deka. Dia bergegas menuju kerumah Joko. Bram mengendarai mobil dan langsung membelah jalan, tapi sebelum sampai di rumah Joko, Bram melihat Joko mengendarai motor langsung mengikuti dia, Bram heran kenapa dia berada di daerah yang dia tidak kenali dan saat yang bersamaan dia masuk ke halaman rumah yang di sana sudah ada wanita yang cantik dan keduanya masuk.     

Bram bingung kenapa dia masuk ke sana. Bram memarkirkan mobil yang tidak jauh dari rumah wanita itu, dia berjalan melewati jalan samping, sampai di jendela, kamar keduanya, Bram mendengar suara desahan dari keduanya. Bram geram karena Joko berkhianat dengan wanita lain, ada rasa tidak terima di hati Bram, dia ingin melabrak kedua dan membunuh keduanya, tapi di sela permainan keduanya, wanita itu mengatakan kalau hamil anak Joko, Bram terdiam, dia tidak tahu apapun, dia mengurung kan niatnya untuk membunuh, dia berusaha tenang sesaat.     

"Aku akan bujuk Narsih, jika dia tidak mau juga maka aku akan amb cara lain, aku tidak sudi Narsih menikahi pria sialan itu, aku harus rebut dia walaupun harus membunuhnya." Bram pergi dari rumah itu dengan amarah menggebu.     

Bram langsung ke rumah Narsih, dia ingin mendapatkan Narsih lagi, tapi saat berada di rumahnya, Narsih lagi-lagi menolaknya. Bram akhirnya bertekad pulang dan saat pernikahan keduanya, kejadian pembunuhan dan pelecehan terhadap Narsih terjadi. Bram kalap mata dia merebut keperawan Narsih untuk pertama kalinya baru sahabatnya. Dia juga membunuh keduanya dan pergi dari rumah.     

Setelah sekian lama dia pergi dari desa salak, dia bertemu Nona di saat bersamaan Narsih menuntut dia, balas dendam Winarsih ke dia makin gencar dan segencar dia mengincar Nona yang mirip Narsih. Bram mencari tahu Nona lebih dalam dan setelah tahu, Bram berkunjung ke rumah Nona dan terkejut jika rumah ibu kandung Nona adalah rumah wanita yang menjadi selingkuhan Joko.     

"Ini rumah ibu kandung Nona kah?" tanya Bram kepada penjaga rumah ibu kandung Nona.     

"Kang ini siapa?" tanya seseorang pria sepuh yang menjaga rumah itu dan tentu saja dia heran ada yang mencari ibu Nona cucunya.     

"Saya dari kota, ingin bertemu dengan ibu dan ayah Nona, saya ke sini ingin melamar Nona, boleh saya bertemu?" tanya Bram yang berdusta karena dia masih mencari tahu jati diri Nona.     

Pria sepuh itu memandang Bram dari atas ke bawah. "Kang, orang tua Nona sudah meninggal. Dia juga sudah tidak ke sini, karena dia bekerja di kantor berita di kota. Jadi, kalau bisa ke sini dengan Nona."     

Bram sudah tahu keberadaan Nona, dia ke sini hanya ingin memastikan apakah benar atau tidak kalau apa yang dia pikirkan salah. Bram bertanya kepada pria sepuh itu dan akhirnya pria sepuh itu mengatakan hal yang tidak dia duga dan sekarang dia benar-benar tidak percaya jika, sebelum menikah Narsih, Joko sudah menikahi wanita ini yang namanya juga sama dengan Nona.     

Sejak saat itu dia makin ingin memiliki Nona, bukan karena mau balas dendam ke ayah atau ibunya Nona, karena memang dia mencintai Nona, masa lalu dia dan Narsih sudah lama tertutup, dia ingin membahagiakan Nona, apa lagi saat kecelakaan itu, bayangan Nona melindungi dia hingga dia tidak terluka sama sekali.     

"Nona, aku harap setelah kamu bangun nanti, kamu bisa memilih untuk menetap dan pergi dari aku atau tidak. Tapi, aku akan katakan yang sebenarnya, apa yang terjadi, setelah tahu nanti, aku harap kamu masih bersamaku jika tidak pun aku akan terima." Bram sudah tidak bisa lagi menutupi fakta sebenarnya dari Nona, dia harus tahu apa yang terjadi di masa lalu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.