Dendam Winarsih

Aku Habisi Kalian



Aku Habisi Kalian

0Bram yang mendengar apa yang dikatakan oleh Dino menahan amarahnya. Apa lagi melihat kepergian Dino dan yang lainnya. Bram tidak terima apa yang dikatakan oleh Bram, dia tidak takut sama sekali, dia hanya tidak ingin Nona berubah lagi.     

"Tunggu saja, aku akan buat kalian habis di tanganku, aku habisi kalian satu persatu, kalian sudah buat Nona menjauhi aku dan menolak menikah dengan aku, aku pastikan kalian tidak akan bisa melihat dunia ini," gumam Bram dengan wajah menyeramkan.     

Bram masuk ke dalam lift dan langsung menuju ruang manajer untuk menyampaikan kalau hari ini Nona tidak masuk karena sakit dan menjelaskan ke pak manajer. Dia juga meminta pak manajer tidak memberi tahu kan ke siapapun. Bram tidak tahu kalau Dino sudah tahu kalau Nona sakit, Dino hanya bisa diam dia tidak mau Bram menghalangi dia pergi menemui Nona.     

"Dino, dia itu sudah gila atau apa ya, kenapa dia selalu membuat kita emosi, aku yakin dia akan berbuat aneh lagi, takutnya dia akan menghabisi kita, aku nggak habis pikir jika dia melakukan itu ke kita, bahaya Dino, jika dia nekat membuat kita celaka." Ian mengutarakan apa yang ada di pikirkan.     

Paijo yang mendengar apa yang dikatakan oleh Ian hanya berdecih, dia tidak suka karena Ian mengatakan itu. Dino membuka pintu mobil dan duduk dengan wajah sedikit kesal karena masih mengingat apa yang Bram di katakan.     

"Dino, kenapa kamu melamun, kamu melamun karena perkataan Bram kah?" tanya Paijo yang sudah duduk di kursi mengemudi.     

"Aku tidak tahu, kenapa dia mengatakan itu ke kita, kan kita tahu Nona sakit dan koma, tapi dia mengatakan kalau Nona baik, aku harus tanya ke mang Jupri saja, karena aku harus pastikan kondisi Nona. Apa kita ke rumah sakit saja, kita harus lihat langsung saja bagaimana keadaan Nona?" tanya Dino kepada sahabatnya.     

"Kita kerja Dino, aku tahu kamu khawatir, aku dan Ian juga khawatir kok, kamu pikir aku tidak khawatir hmm? Jadi, tolong tenang dan kita tanya dulu kondisinya dari telpon, jadi jika sudah tanya ke mang Jupri kondisi Nona kita baru kita ke sana, aku yakin dia pasti menjaga kamar Nona," ucap Ian kepada Dino.     

Dino yang mendengar apa yang dikatakan oleh Ian hanya menganggukkan kepala. Dino menghubungi mang Jupri melalui telponnya. Dino mencari nama mang Jupri dari telpon miliknya.     

Tut ... tut ...     

"Halo, assalamu'alaikum, Dino." sapa Mang Jupri dengan suara sendu.     

"Walaikumsalam, mang bagaimana dengan kondisi Nona, apa dia sudah sadar dari komanya? Tadi Bram ke sini dan dia mengatakan Nona baik-baik saja. Saya tidak percaya dengan dia sama sekali, saya mau tahu kondisi Nona, kami juga sudah dapat alamat Nona mang, kita bisa ke sana dan mencari fakta yang sebenarnya." Dino menyampaikan apa yang dia dapat hari ini.     

"Bagus kalau begitu, kita bisa cari langsung dan kita harus segera menemukan fakta sebenarnya, dan juga kita harus bisa mencari solusinya, sisanya kita serahkan lagi ke Narsih dan untuk Nona, akan operasi lagi karena ada terdapat pembekuan darah lagi, kata dokter sudah diperiksa tapi kita menunggu kondisi Nona yang lemah," ucap mang Jupri lagi.     

"Apa bisa kita ke rumah sakit untuk bertemu dengan Nona, karena mungkin dia bisa sadar kalau kita datang," ucap Dino yang masih berharap untuk bertemu dengan Nona.     

"Nanti aku katakan, kalau aman, karena pengawal pribadi Bram berjaga di depan ruang inap Nona. Dia juga tidak lama pergi, kalau kalian ke sini bisa ketahuan oleh dia, aku akan hubungi kalian jika dia pergi dan kalian jangan sampai ketahuan ya," ucap mang Jupri kepada Dino.     

"Baiklah, kabari kami jika Bram pergi ke kantor, kami ingin sekali melihat Nona, ya sudah kami mau kerja dulu, kami juga akan ke rumah Nona di desa bersama dengan mang Dadang." Dino mengakhiri panggilan dengan Mang Jupri.     

"Baiklah, kalau begitu, aku akan kabari kalian, jangan kalian menunjukkan kalau kalian tahu kondisi Nona, jika ketemu dia jauhi saja dia, karena kalau kalian jauhi dia makan, kalian bisa ketemu Nona," ucap mang Jupri kepada Dino.     

Dino menganggukkan kepala dan tersenyum ke arah mang Jupri, walaupun tidak kelihatan, dia tetap tersenyum. Dino menyimpan telponnya dan memandang ke arah luar, dia berharap Nona sadar.     

Bram yang sudah selesai bertemu dengan manajer langsung pulang, dia ingin segera ke rumah sakit, dia curiga dengan Dino dia tidak mau Dino datang ke rumah sakit, dia ingin menjauhkan Nona dari Dino.     

"Aku harus segera pulang, aku tidak mau kalau dia datang, kedua orang tua itu tidak tahu siapa Dino, nanti yang ada di dikasih izin dan mengatakan semuanya, aku tidak mau mencari masalah lagi. Aku harus segera menjauhi mereka dari kedua orang tua itu, bahaya jika mereka tahu," cicit Bram yang berjalan cepat menuju mobil.     

Bram langsung masuk ke dalam mobil yang sudah di buka oleh anak buahnya. "ke rumah sakit sekarang, cepat ya, " ucap Bram yang meminta supir ke rumah sakit.     

Supir langsung melaju ke rumah sakit sesuai majikannya minta, Bram cemas karena dia memikirkan Nona. Bram takut sangat takut jika Nona dengan Dino bersama lagi.     

Tidak berapa lama perjalanan Bram sampai di rumah sakit, Bram tidak menunggu lama, dia langsung bergegas masuk ke dalam rumah sakit, dia tidak mau ada Dino di dalam ruangan Nona. Bram mendekati lift, dia menekan tombol menuju lantai ruangan Nona.     

Ting!     

Pintu terbuka, Bram masuk dan menunggu lift bernaik ke lantai yang Bram tuju. Pintu lift terbuka dan Bram keluar, dia langsung berjalan menuju kamar Nona. Bram melihat kedua paman dan Bibi Nona sedang menunggu Nona. Ada rasa lega di dalam hati Bram dia tidak melihat ketiga sahabat temannya itu.     

"Bagaimana Nona, apa dia sudah ada reaksi dan apa dokter sudah katakan kapan mau operasi?" tanya Bram kepada mang Jupri.     

"Nona masih sama, dia tidak ada reaksi apapun, dokter juga belum datang untuk memeriksa Nona, mungkin sebentar lagi, kondisi Nona juga masih belum stabil, jadi dokter masih menunggu, kamu dari kantor kamu ya? Kalau kamu sibuk, tidak apa kerja saja, saya dan istri saya akan jaga dia, kamu tidak perlu khawatir, saya yakin Nona akan selamat," ucap mang Jupri kepada Bram.     

Mang Jupri tahu kalau Bram datang ke kantor Nona dan tentu itu membuat mang Jupri bertanya, apakah dia bohong atau tidak pikir mang Jupri.     

"Aku ke kantor Nona, mau minta izin ke mereka, aku mengatakan kalau dia kurang sehat, jadi minta izin ke dia. Jika dalam. beberapa hari ini dia tidak sadar, maka aku akan buat surat resign untuk dia. Tidak mungkin kan dia tetap kerja dalam kondisi dia seperti ini, jika dia sembuh baru kita serahkan ke dia, apakah dia akan kerja lagi atau tidak, aku tidak paksa dia." Bram berkata jujur ke mang Jupri, mang Jupri yang mendengar apa yang Bram katakan menganggukkan kepala, dia lega Bram jujur padanya.     

Yuk, singgah ke Kutukan Nyai Darsimah ya, jangan lupa simpan di rak kalian, tinggalkan jejak kalian ya Mauliate Godang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.