Dendam Winarsih

Pergi Atau Aku Habisi



Pergi Atau Aku Habisi

Ian masih mencari dan menunggu siapa yang datang ke ruangan inap Paimin. Mang Dadang ikut mencari dia bangun dan melihat ke arah pintu, dia tidak ingin ada sosok yang datang lagi.     

"Kalian tunggu di sini, sepertinya kita kedatangan tamu gaib lagi," ucap mang Dadang kepada Dino dan yang lainnya.     

Dino dan yang lainnya mengganggukkan kepala ke arah mang Dadang. Mang Dadang perlahan membuka pintu dan melihat keadaan di luar, masih sama tidak ada apapun, sama seperti sosok yang pertama tadi, dan itu sunyi. Mang Dadang perlahan menutup pintu dan langsung berjalan kembali ke arah Dino.     

"Dino, sepertinya sosok ini bukan sosok yang Narsih bawa tadi, lihat saja sosok itu tidak ada sama sekali, ini ada sosok yang usil ke kita," jawab mang Dadang kepada Dino dan yang lainnya.     

"Apa sosok ini menyeramkan?" tanya Ian kepada mang Dadang.     

"Menurut saya yang lain, karena tidak mungkin Narsih tidak bisa membuat sosok yang tadi kembali lagi ke sini, dan bisa saja ini hantu yang sengaja lewat dan kesenggol barang di sini," jawab mang Dadang kepada Ian.     

"Mang, kalau memang sosok di sini senggol barang di sini, bisa kelihatan barang di sini jatuh dan kita jadi tahu, ini ngga mang," sambung Toni kepada mang Dadang.     

Mang Dadang diam sesaat, benar juga apa kata Toni, tidak ada barang yang jatuh, jika benar menyenggol barang di sini pasti ada, tapi tidak ada pikirnya.     

"Bentar, kalian dengar ada yang manggil Paimin, aku rasa ini kiriman mbah dukun dia, dia mau bawa Paimin kembali. Coba dengar kamu ya," ucap Paijo yang meminta sahabatnya dan mang dadang mendengar apa yang dia dengar.     

Mang Dadang seketika diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Paijo. Mang Dadang perlahan mendengar sayup-sayup nama Paimin di panggil.     

"Paimin, Paimin, ayo pulang, aku menunggu kamu." panggilan itu terdengar semakin dekat.     

Mang Dadang melihat ke arah Dino dan tentu saja dia meminta pendapat Dino. Dino yang di lihat langsung geleng kepala, karena dia tidak tahu suara siapa itu.     

"Aku tidak tahu, seperti yang tadi mungkin, ini pasti dukun itu yang mau membawa dia," jawab Dino kepada mang Dadang.     

Paimin yang tidur di atas ranjang langsung gelisah, dia mulai bergerak ke sana ke mari, mang Dadang melihat kegelisahan dari Paimin. Mang Dadang bangun dan menepuk pelan pipinya Paimin, mang Dadang ingin Paimin sadar, dia ingin Paimin tidak ikut sosok yang tidak dia ketahui.     

"Min, bangun cepat, hei, sadar Min, aku mohon, lawan dia ya," ujar mang Dadang yang masih berusaha menepuk pelan pipi Paimin.     

Dino juga ikut bangun, dia berdiri di sisi sebelah infus. Dino yang berdiri di sebelah infus, langsung merinding, tubuhnya meremang, Dino melihat sisi sebelahnya, Dino mencium aroma yang tidak nyaman, bau busuk di sebelah infus Paimin. Dino berdehem dan mendekati Paimin, Dino membisikkan doa dengan pelan.     

Sosok yang tidak bisa di lihat oleh Dino dan yang lainnya berteriak dan langsung mencekik Dino, tubuh sosok itu kepanasan dan membuat dia berteriak kesakitan. Dino yang terkejut karena di cekik langsung menggapai tangan mang Dadang. Sosok itu muncul dan sosok itu kepala pocong badannya seperti badan kuntilanak.     

"Ma-mang to-tolong aku, aku mohon padamu, akhhh!" teriak Dino yang tertahan, lehernya sangat sakit di cekik dan tentu saja.     

Ian dan Paijo juga Toni berdiri dan mendekati Dino, mereka tidak takut sama sekali, mereka ingin menyelamatkan Dino agar sahabat mereka tidak terluka. Mang Dadang ikut berputar dan menarik sosok itu dengan sekuat tenaga, dia melihat wajah Dino sudah merah karena menahan rasa sakit.     

"Sakit sekali, akhhh, to-tolong aku," ucap Dino yang meminta kepada sahabatnya dan mang Dadang untuk melepaskan dia dari sosok ini.     

Narsih yang masih menghabisi sosok tadi, geram dan kesal karena tidak mau musnah juga, dia mendengar jika Dino dalam kesulitan. Narsih yang kesal langsung menghajat sosok itu, dia menebas kepala sosok itu hingga lepas.     

Sosok yang kepalanya di tebas kembali lagi, Narsih yang kesal karena sosok itu kembali lagi menjerit keras, dia tidak ingin berlama melawan sosok yang di depannya.     

"Pergi atau aku habisi kamu!" seru Narsih kepada sosok berbulu yang membuat dia geram.     

"Aku tidak akan pergi, kamu yang pergi, jangan pernah mendekati milik majikanku, jika kamu masih mendekati dia, aku yang akan membuat kamu lenyap," ucap sosok itu.     

Narsih hanya menatap tajam ke arah sosok itu, dia tidak terima dengan apa yang sosok ini katakan. Narsih berteriak dan langsung mengayunkan goloknya sekali, dia harus cepat karena dia tidak mau berlama melawan sosok ini.     

"Akhhhh! Pergi lah kamu dari hadapan aku!" teriak Narsih dengan kencang.     

Narsih mengayunkan goloknya dan membelah sosok itu dan teriakkan sosok itu membuat Narsih puas dan dia langsung mengambil kepala sosok yang sudah lepas dari kepalanya, dia langsung pergi membawa kepala sosok itu. Kepala sosok yang dibawa Narsih berteriak kencang.     

"Lepaskan, aku mau kembali ke badanku, lepaskan cepat!" teriak sosok itu dengan kencang.     

"Tidak akan aku lepaskan, sekarang rasakan terpisah dengan kepala kamu," jawab Narsih yang langsung meninggalkan badan sosok itu. Narsih ingin kembali ke rumah sakit, dia ingin pergi menyelamatkan Dino yang dalam kesulitan.     

Paijo dan Ian tidak habis akal, dia memukul dengan kencang kepala pocong itu, tapi bukannya berhasil membuat sosok itu melepaskan Dino, sosok itu malah menghempas tangan Paijo dan Ian hingga keduanya tercampak ke lantai. Mang Dadang yang di sebelah Dino ikut dicekik oleh sosok gaib itu.     

"Toni, pergi dari sini, jangan sampai kamu di cekik juga!" seru Mang Dadang yang masih bisa berbicara walaupun tidak begitu jelas karena cekik kan sosok itu.     

Toni memukul kaki dan menendangnya, dia tidak peduli sama sekali, dia tetap melakukannya. Sosok yang tendang balik menendang Toni hingga tersudut di pintu kamar.     

"Akhhh! Sakit sekali perutku dan punggungku." Toni mengerang kesakitan karena tendangan dari sosok di depannya.     

Narsih muncul dengan kepala sosok yang tadi menganggu dia, sosok itu masih melihat Narsih, dia ingin menghajar Narsih tapi tidak bisa karena badannya berpisah dengan kepalanya. Dino melihat Narsih yang datang mencoba meminta tolong dari raut wajahnya.     

"Pergi atau aku habisi kamu seperti dia," ucap Narsih sambil menunjukkan kepala sosok yang sudah di habisi.     

Sosok yang mencekik Dino dan mang Dadang melepaskan tangannya dan melemparkan keduanya. Dino dan mang Dadang yang telah di lempar meringis kesakitan karena punggungmya terhempas di lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.