Dendam Winarsih

Dia Menikah



Dia Menikah

0Dino yang mendengar ada suara ketukan pintu pagar langsung bangun dengan muka bantal, dia membuka pintu perlahan, dan mengintip siapa yang datang, Dino memicingkan matanya dan terlihat wajahnya mang Jupri yang berdiri di depan pagar. Dino membuka pintu rumah dan berjalan ke arah pagar dan tersenyum ke arah mang Jupri.     

"Mang Jupri, kenapa ke sini?" tanya Dino.     

"Jangan tanya dulu, bayar ongkos saya. Bang, dia yang bayar ya, cepat bayar ya, abang minta dia ya , jangan sama saya, cepat bayar Dinosaurus," ucap mang Jupri yang masuk ke dalam rumah tanpa dosa.     

Dino yang belum sadar sepenuhnya, langsung tersadar karena perkataan mang Jupri. Abang ojek memandang ke arah Dino, dia langsung tersenyum meminta Dino membayarnya.     

"Bang Dinosaurus, mana uangnya, saya mau pergi bang," ucap bang ojek.     

Dino hanya diam dan mencari uang di kantong, kebetulan uang ada di kantong celana tidurnya, Dino langsung memberikan uang ke bang ojek. Bang ojek pengkolan tersenyum karena dia dikasih uang lebih dari Dinosaurus.     

"Wah, terimakasih banyak bang Dinosaurus, kapan-kapan naik ojek saya ya," ucap si abang lagi.     

Dino kesal karena dia harus dipanggil Dinosaurus, Dino masuk dan menunjukkan wajah yang cemberut, mang Jupri dan yang lainnya sudah menunggu kecuali Ian yang masih di dalam bersama istri barunya.     

"Din, dari mana kamu? Si mamang sudah di sini, kamu masih saja berkeliaran, aneh sekali kamu ini, coba kamu cuci muka dulu sana, baru godain cewek mang Jupri yang di ujung sana," cicit Paijo kepada Dino.     

Dino yang kesal hanya bisa mendengus kesal, dia duduk di sebelah Paimin yang tertawa, wajah bantal terlihat jelas di wajah mereka semua. Mang Jupri mencari satu orang yang jahil dan membuat dia kesal tidak kelihatan.     

"Ma ...." mang Jupri menghentikan sejenak omongannya karena mendengar suara teriakkan dari dalam kamar.     

"Itu suara si somplak itu kan? Kenapa ada suara wanita? Apa dia kumpul bareng wanita kah? Apa benar itu? Kalian kenapa tidak melarang dia? Dosa kalian," ucap mang Jupri yang bergegas bangun dan mengetuk pintu kamar yang Ian tempati.     

"Hei, somplak, keluar kamu cepat, jangan diam di dalam, aku bilang keluar cepat!" teriak mang Jupri yang tidak tahu apapun masalah Ian.     

"Sepertinya tuh anak akan di hajar oleh mang Jupri dia belum tahu si Jupri kalau marah ajian silat kapak dua belas akan melayang ke arah dirinya." mang Dadang terkekeh karena mang Jupri terus menerus menggendor dengan kencang.     

Ian yang di ganggu oleh mang Jupri melihat istrinya dan tersenyum. "Pakai pakaian kamu, kita keluar, ada sesepuh dedemit di sini, kamu jangan takut ya," ucap Ian kepada Mirna.     

Mirna menganggukkan kepalanya dan langsung bersiap untuk keluar bersama suaminya. Keduanya keluar dari kamar dan begitu membuka pintu mang Jupri sudah memasang wajah datar dan tentu wajah tidak bersahabat terlihat jelas di wajah si mamang.     

"Apa kabar mang? Kenalkan di Mirna, istri baruku, dan hari ini kami mau daftar ke kantor urusan agama, kami nikah siri di sana, dan suratnya ada, terus kami akan mengundang mamang nanti, datang ya," ucap Ian yang langsung keluar dari kamar dan bertemu temannya.     

Semuanya mengangga mendengar apa yang Ian katakan, emang somplak sekali dia ini, Ian tidak ada takutnya atau sekedar rasa bersalah karena dia menikah tanpa pemberitahuan.     

"Dia bilang apa tadi?" tanya mang Jupri kepada yang lainnya.     

"Dia menikah!" teriak mereka semuanya.     

Mang Jupri memegang tengkuknya, dia merasakan kepalanya sakit karena Ian menikah dan tanpa memberitahunya. Toni yang melihat mang Jupri memegang tengkuknya langsung bangun dan membopong mang Jupri.     

"Mang aman kan, nggak ingin pingsan kan?" tanya Toni dengan suara khawatir.     

"Aku belum makan apa kalian tidak kasih aku makan?" tanya mang Jupri kepada yang lainnya.     

Semua yang melihat mang Jupri menanyakan makan hanya memasang wajah datar dan menatap ke arah mang Jupri dengan mata menusuk. Mang Jupri yang di lihat hanya diam dan berdehem kecil. Dia tidak peduli sama sekali pandangan mereka. Mirna bangun dan tersenyum ke arah semuanya.     

"Tunggu sebentar ya, saya mau mandi dan nanti saya buatkan sarapan pagi, tapi tidak mewah, yang penting enak, semoga suka ya," ucap Mirna yang bangun dan masuk ke dalam kamar, dia ingin mandi setelah itu dia akan masak.     

"Wah, dia baik sekali, tapi sayang sekali dia dapatkan pria somplak," cicit mang Jupri yang melirik ke arah Ian.     

Ian yang di lirik oleh mang Jupri hanya diam dan mengejek ke arah mang Jupri. Tidak berapa lama, Mirna keluar kamar mandi dengan pakaian sopan, setelah itu semua mandi bergantian. Mirna mulai memasak dengan senang hati. Setelah selesai, semuanya duduk di meja makan menikmati makanan, semua orang senang karena makanan yang di hidangan enak, walaupun sederhana tapi masih enak dan mengenyangkan.     

"Dia bisa masak, aku suka, kalian pasti senang dia di rumah dan bisa membuat makanan enak," ucap mang Jupri.     

Mirna hanya tersenyum kecil, Ian tersenyum ke arah Mirna, dia tidak menyangka bisa menikah dengan Mirna dengan dadakan.     

"Ngomong-ngomong kenapa ke sini? Bukannya jaga Nona?" tanya Paijo.     

"Dia yang jaga Bram dan dia nanti Sumi ke sana, aku ketemu Narsih dan dia bawa kepala, dia bunuh orang juga kah? Siapa yang dia bunuh?" tanya mang Jupri.     

Mirna yang mendengar apa yang dikatakan oleh mang Jupri membuat dia menjatuhkan sendok. Klentingg! Ian melihat ke arah Mirna dan menatap ke arah Mirna.     

Mang Jupri menepuk keningnya, karena dia tidak tahu kalau ada orang lain di sini. Mang Dadang berdehem ke arah Ian, Ian yang melihat ke arah mang Dadang dan melihat kode mang Dadang langsung menganggukkan kepala. Ian membawa Mirna karena dia tahu kalau Mirna belum terbiasa mendengar apa yang mereka bahas.     

Semua melihat ke arah Ian dan Mirna, mereka hanya menghembuskan nafas panjang. Paijo memijit kening karena nanti jika Narsih muncul pasti membuat Mirna terkejut dan pingsan.     

"Maafkan aku, karena aku tidak tahu, aku merasa bersalah sama kalian, aku harap kalian tidak marah padaku, aku hanya katakan kalau Narsih ke rumah sakit dia melihat dari kejauhan dan katanya dia kerasukan ibunya Nona apa benar?" tanya mang Jupri kepada mang Dadang.     

"Katanya iya, tapi ayahnya juga ada, suami Narsih, Narsih melihatnya dan tentu saja dia tidak bisa mendekati mereka, karena ya tahu sendiri hantu ketemu hantu," ucap Mang Dadang kepada yang lainnya dengan wajah datar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.