Dendam Winarsih

Cari Dia Cepat



Cari Dia Cepat

0Dino lega karena dia bisa mendapatkan Nona kembali, Dino yang memangku Nona, dia tersenyum kecil karena Nona ada di depannya.     

"Pak ustadz, apa tidak masalah kita bawa dia? Bukan apa, dia kan dalam pengawasan rumah sakit karena komanya, aku takut kalau dia di cari dan mereka melaporkan ke polisi karena kehilangan Nona salah satu pasiennya." Paijo sedikit khawatir karena Nona mereka bawa pergi dari rumah sakit, ketakutan paijo benar-benar membuat dia gelisah tidak menentu.     

"Jangan takut, dia tidak akan tahu kalau kalian yang ambil, kalau ketemu dia, di mana saja ingat jangan gugup dan biasa saja, saya yakin sekarang dia pasti mencari Nona, " ucap pak ustad kepada Paijo.     

Paijo menganggukkan kepala dan langsung melakukan ke rumah. Di rumah sakit Bram tiba dan berharap Nona bisa kembali pulih. Bram geram karena mang Jupri sudah berani memasukkan Dino ke dalam kamar Nona dan dia juga sudah membohongi dia.     

"Semoga pria tua itu mati, aku tidak mau dia ikut campur dengan apa yang aku lakukan, aku tidak mau nantinya Nona terhasut oleh mereka berdua, sisa istrinya itu, aku akan segera membunuhnya, jangan pernah bermain denganku," gumam Bram yang sedikit kesal.     

Sampai di dalam lift, Bram masuk dan menekan tombol angka menuju lantai tempat Nona tempati. Ting, pintu terbuka, Bram langsung keluar dari lift dan berjalan ke ruangan inap Nona, Bram melihat pengawalnya berdiri berjaga di depan ruangan inap Nona.     

"Apa ada yang datang?" tanya Bram kepada pengawal datang.     

"Tidak ada, karena kami berjaga di sini setiap saat bos," ucap pengawal Bram.     

Bram menganggukkan kepala dan langsung masuk ke dalam ruang inap Nona. Ceklekkkk, pintu terbuka dan begitu melihat ke dalam ruangan Bram terkejut karena melihat ke arah dalam ruangan, Nona sama sekali tidak terlihat.     

Bram mencari kamera yang di sembunyikan untuk membantu dia mengawasi Nona. Bram gemetar karena ingin melihat Nona kemana dan apakah Dino yang menculiknya atau tidak. Bram yang memutar ulang terkejut dan melihat Nona berjalan sendiri keluar tidak ada siapapun, hanya petugas kebersihan dan setelah itu petugas kebersihan keluar kembali.     

"Siapa yang berani menculik Nonaku! Aku tidak akan memaafkan kalian semua, dan mana wanita tua itu, kenapa dia tidak ada, jika aku ketemu dia aku akan membunuh dia sekarang," geram Dino dengan tangan mengepal dengan keras.     

Bram keluar dengan wajah penuh amarah dan terlihat begitu menyeramkan buat yang melihatnya. Pengawal Bram yang berdiri di luar menatap wajah bosnya sedikit ketakutan, mereka mundur ke belakang karena bosnya keluar ruangan inap dengan wajah yang siap menerkam.     

"Mana wanita tua itu? Kenapa tidak ada calonku di dalam, kemana dia berada? Dia keluar dan kalian tidak melihatnya!" bentak Bram dengan kencang.     

"Wanita tua itu tadi katanya pergi ke mushola dan sampai sekarang belum kembali dan juga tidak ada calon anda keluar dari ruangan inap ini bos," ucap pengawal Bram yang mengatakan tidak ada Nona keluar dari ruangan ini.     

"Sekarang, cari dia sekarang, aku mau kamu bawa dia ke sini dan kamu harus cari dia sampai dapat, aku tidak mau kalian gagal mencari dia, jika kalian tidak berhasil maka kalian akan aku habisi, sana cari cepat!" teriak Bram kepada anak buahnya.     

Bram geram dan membentak pengawalnya, dia kesal menjaga satu orang saja tidak becus pikirnya. Bram pergi dari ruangan inap dan bertemu dengan dokter dan menceritakan apa yang terjadi, setelah semua urusan di rumah sakit selesai, dia pergi ke kantor untuk bertemu dengan anak buahnya, dia ingin anak buahnya membuntuti Dino dan temannya.     

"Aku yakin, pasti dia yang bunuh mereka semua, aku tidak yakin kalau bukan dia yang membawanya, awas kamu Dino, jika kamu yang ambil, maka aku akan buat kamu mendapatkan apa yang sepantasnya Dino," ucap Bram dalam hati.     

Bram masuk ke dalam mobil dan melaju menuju ke kantornya. Tidak berapa lama, Bram sampai di kantor dan langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam kantornya.     

"Bos, maaf kami sudah cek keberadaan sahabat anda, dia ke kantor polisi, dengar-dengar dia mencari pelaku pembunuhan istrinya, jadi dia ke sana," lapor anak buah Bram kepada Bram.     

Bram diam tidak bicara apapun, dia tidak percaya kalau itu, kenapa Deki tidak mengatakan kalau dia mencari pembunuh istrinya. Sampai di lift Bram dan anak buah masuk ke dalam, anak buah Bram menunggu jawaban dari Bram, dia hanya mengikuti ke mana Bram pergi.     

Sampai di ruangan Bram, anak buah yang mengikuti Bram ikut masuk dan berdiri di depan meja, Bram duduk dan masih diam tidak mengatakan apapun lagi.     

"Aku hanya mau kamu habis dia, aku tidak mau menunggu lama, dia pasti mengatakan sesuatu yang lebih dari itu, itu mungkin alasan dia saja, dia pasti melakukan sesuatu, jangan kasih dia celah untuk hidup," ujar Bram yang tidak peduli lagi.     

Hatinya sudah panas dan dia tidak mungkin bisa meredamnya, Bram sudah kehilangan Nona sekarang sahabatnya mau mengkhianati dirinya, dia tidak terima sama sekali.     

"Kami akan segera lakukan bos, nanti saya kabari," ujar anak buah Bram kepada bosnya.     

Bram mengibaskan tangannya ke arah anak buahnya. Anak buahnya langsung pergi dari hadapannya Bram, Bram menunduk dia meredam amarahnya karena dia kecolongan.     

"Kemana kamu Nona, kenapa kamu pergi, apa yang kamu sudah sadar sepenuhnya atau kamu belum sadar? Apa arwah itu yang membawa kamu sehingga kamu keluar tidak di ketahui oleh pegawalku?" tanya Bram dalam hati.     

Bram mengepalkan tangannya karena dia tidak bisa mendapatkan Nona jika Nona berada di tangan sahabat Nona.     

****     

Dino yang sudah sampai di rumah, perlahan turun, dia membawa Nona ke dalam rumah, mang Jupri di papah oleh Paijo dan mang Dadang. Mang Jupri bisa bernapas lega karena bisa lolos dari maut.     

Mirna yang mendengar deru mobil Dino mengintip dan terlihat Dino dan yang lainnya pulang, dia membuka pintu dan terkejut melihat mang Jupri yang waktu itu datang dan satu wanita yang pingsan di gendong oleh Dino.     

"Tolong, buka pintu tamu yang itu cepat," ucap Dino.     

Dino meminta Mirna membuka pintu kamar tamu tempat Nona tempati, dia ingin Nona tidur di sana kembali. Mirna membuka pintu kamar, Dino langsung membuka pintu dan langsung meletakkan Nona di ranjang perlahan.     

"Mirna, tolong bantu bersihkan dia ya, bisa kan?" tanya Dino kepada Mirna.     

"Bisa, saya akan bantu, pakaiannya di lemari kan?" tanya Mirna kepada Dino.     

"Iya, kamu bisa ambil di sana," ucap Dino.     

Dino keluar bertemu dengan yang lainnya, mang Dadang membawa barangnya ke kamar Dino, dia akan tidur di kamar Dino, karena kamar dia akan di tempati oleh mang Jupri dan istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.