Dendam Winarsih

Ganggu Mereka Sekarang



Ganggu Mereka Sekarang

0Dukun yang gagal mendapatkan apa yang dia rencana kan gagal, dia tidak bisa membawa anak buahnya, dua sosok yang di kirim tidak juga bisa mengalahkan Narsih, dia juga tidak bisa melakukan apapun.     

"Aku sudah bertapa, dan jin yang menyerupai suami Narsih itu bisa aku manfaatkan, aku akan arahkan dia ke rumah mereka aku yakin mereka pasti bisa menganggu mereka semua." Mbah dukun mulai membaca mantra dengan pelan dan dia menabur bunga dan menyan juga dupa yang sudah di bakar oleh mbah dukun.     

"Krusaenaetuan krongonogi wasedao mangku beno." mantra terdengar jelas dan bergema di rumah mbah dukun.     

Angin dan getaran terasa dengan kencang, mbah dukun tidak memperdulikan, dia dengan cepat membaca mantra dan jin yang merasuk di tubuh Nona tiba di rumah mbah dukun itu dengan wajah yang menakutkan.     

"Akhirnya kalian datang juga, aku menunggu kalian, kalian kalah melawan mereka? Aku akan membantu kalian, aku akan antar kalian ke sana, kalian ganggu mereka sekarang, karena aku yakin wanita itu di sana, kalian mau ke sana bukan?" tanya mbah dukun itu kepada sosok yang di depan hadapannya.     

"Aku mau kamu membantu kami, dia anakku dan dia akan aku bawa sekarang," jawab sosok yang mirip dengan suami Narsih.     

Mbah dukun tersenyum kecil, dia menganggukkan kepala dan mulai membantu dengan doa yang membuat dua sosok itu menghilang dari hadapan dukun ke rumah Dino. Mbah dukun itu senang karena dia bisa membuat mereka semua hancur, walaupun bukan dia yang menghancurkan mereka sosok itu bisa menghancurkan mereka semuanya.     

"Kalian akan hancur dan kalian tidak bisa kabur lagi, aku akan buat kalian hancur dan aku tidak tenang kalian lolos dan berhasil dengan tujuan kalian," gumam mbah dukun pelan.     

Mantra di lantunkan tidak hentinya, dia ingin sosok itu bisa menghancurkan Dino dan rekannya. Dino yang duduk di ruang solat bersama dengan ustad Mahdi dan ustad Maman, ustad Maman pulang dulu ingin ganti pakaian juga pak ustad setelah itu dia berkumpul kembali dan sekarang berada di ruang solat.     

Pak ustad Mahdi membacakan doa untuk ketenangan di rumah. Dan benar saja angin kencang bertiup dengan kencang dan tidak bisa dihindari. Pak ustad Mahdi tersenyum karena yang dia nantikan tiba.     

"Dia datang, kalian bersiap." pak ustad Mahdi mengatakan ke yang lainnya untuk bersiap menyambut kedatangan tamu gaib mereka.     

"Pak ustad, Nona tidak apa kan?" tanya Dino yang khawatir karena takut Nona akan diganggu lagi.     

"Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, ingat berdoa saja, dia aman, kalian para wanita jangan pernah keluar, tetap di dalam, kamu jaga Nona dan berdoa kalau perlu mengaji saja ya," ucap pak ustad lagi.     

"Baik pak ustad, saya akan di dalam dan tidak keluar, mas Ian belum pulang juga, saya risau pak ustad," ucap Mirna karena Ian belum pulang dari kerja.     

"Jangan takut, dia akan lama di kantor sampai selesai dia akan pulang, kita akan bawa jin ini kembali ke alamnya, dan dukun itu akan kita buat dia kembali juga ke jalan yang benar." pak ustad Mahdi mengatakan itu ke Mirna.     

Mirna masuk ke kamar dan terus mengunci, Mirna mengambil wudu untuk mensucikan diri dan membaca Ayat suci dan dia langsung melakukan apa yang pak ustad Mahdi katakan, bibi Sumi pun langsung ke kamar dan melakukan apa yang di katakan oleh pak ustad Mahdi.     

"Pak, semoga kita aman ya di sini, ibu takut sekali, dan ibu takut Nona kenapa-napa pak," ucap bibi kepada mang Jupri.     

Mang Jupri di minta di dalam kamar saja, karena mereka tidak mau mang Jupri terluka dan mang Jupri belum sembuh juga. Mang Jupri hanya bisa berdoa di dalam kamar membantu yang lainnya.     

Brakkk!     

Pintu rumah Dino terbuka dan terlihat sosok yang dikeluarkan paksa oleh pak ustad Mahdi dan pak ustad Maman waktu di rumah sakit.     

"Di sini kalian semua, serahkan wanita itu sekarang, dia anakku, jangan kalian ambil," ucap jin pria yang masuk melayang bersama dengan jin wanita itu.     

"Pergilah, jangan di sini, aku akan mengantar kalian ke tempat yang tenang dan jangan ganggu mereka, ingat kalian hanya jin bukan sosok orang tua kandung mereka. Jadi, kalian jangan menganggu mereka, pergilah dari sini," ucap pak ustad kepada sosok itu.     

Tawa menggelegar terdengar dengan kencang dari keduanya, Narsih yang di atas genteng rumah Dino hanya melihat saja, dia tidak mau muncul, karena dia tahu jika dia muncul akan ikut dibawa ke tempat yang sama dengan jin itu, dia belum membalas Bram sama sekali.     

"Jangan bermimpi kamu, aku tidak akan pergi sama sekali, aku akan membawa dia," ucap jin itu kepada mereka semua.     

Dengan cepat, sosok itu ke kamar tempat Nona di sembunyikan, namun kamar itu tidak bisa dia tembus sama sekali, sosok itu menjerit dan marah, karena dia tidak bisa masuk ke dalam kamar itu.     

"Akhhhh, buka aku bilang jangan kalian buat pintu ini terkunci, buka aku bilang cepat!" teriak jin itu kepada mereka yang ada di ruangan itu.     

Pak ustad tidak peduli, dia tetap melanjutkan pengajiannya dan melantunkan ayat suci agar jin itu kembali ke alamnya. Jin yang mendengar lantunan ayat suci mengerang dan menjerit karena kepanasan.     

"Cukup! Panas, aku bilang cukup! Akhhhh, sialan kalian semua panas, akhhhh!" teriak sosok itu dan tentu membuat jin itu mengeluarkan asap.     

Dukun yang membacakan mantra untuk ke dua jinnya itu kewalahan, dia tidak menyangka kalau mereka bisa melawan, dukun itu semakin kuat membaca mantra untuk melawan Dino dan yang lainnya.     

"Menyerahlah, dan kembali ke jalan yang benar jika tidak aku akan buat kamu lebih dulu menghadap sang Pencipta, jangan salahkan aku nanti," ucap pak ustad kepada dukun itu.     

"Jangan bermimpi, aku tidak akan menyerah sama sekali, aku akan melawan kalian semua, sampai aku tidak berdaya lagi, aku akan buat kalian yang hancur dan musnah lihat saja, aku hancurkan kalian," ucap dukun itu yang mendengar suara pak ustad meminta dia menyerah.     

Dukun itu tetap membaca mantra dan langsung menyiram kemenyan dan tentu membuat rumah dukun itu tercium aroma yang cukup menyengat. Jin yang di rumah Dino mendekati mang Dadang dan berusaha mencekik, walaupun jin itu menjerit kepanasan karena mencekik mang Dadang, jin itu tetap mencekik mang Dadang. Lama kelamaan, cekikan itu lepas karena jin itu tidak sanggup untuk bertahan lama, dia kepanasan dan hampir membuat dia menjadi debu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.