Dendam Winarsih

Selamatkan Anakku



Selamatkan Anakku

0Deki sudah tidak sadarkan diri dia langsung di rebahkan di bangku kosong di belakang, Narsih yang sudah berada di depan mengemudi mobil, dia yang sudah menjadi Deki membawa anak buah Bram ke tempat yang aman dan sekarang mobil masuk ke luar kota, dia sengaja melakukan itu agar tidak ada yang menjadi korban sama sekali.     

"Bos, dia kenapa ke sini? Aku kenapa curiga dengan dia ya?" tanya anak buah Bram kepada bosnya.     

"Sudah, jangan kalian pikirkan itu, lihat itu jurang, kita akan buat seolah dia meninggal karena masuk jurang, ingat jangan ada jejak sama sekali, kalian bersiap lah, matilah kamu," ucap ketua anak buah Bram yang melajukan mobil ke arah mobil Deki dan Brakkkk!     

Mobil Deki di senggol ke arah jurang, Narsih melihat ke arah anak buah Bram yang melihat ke arahnya dan tersenyum dan saat bersamaan, Narsih berubah menjadi dirinya, anak buah Bram yang duduk di bagian belakang terkejut, dia melihat Narsih yang duduk di bangku kemudi dan mobil itu masuk terperosok ke dalam jurang.     

"Bos, dia bukan sahabat bos Bram, dia bukan target kita, dia hantu wanita itu, kita menabrak dia ke jurang bos," ucap anak buah Bram yang satunya.     

"Jangan sembarangan ngomong kamu, saya hanya menabrak sahabat bos Bram bukan hantu sialan itu, jika hantu itu masuk jurang kan bagus kita dapat bonus dari bos Bram. Sudah ayo kita pergi sekarang." ketua anak buah Bram pergi dari lokasi kecelakaan.     

Mobil yang mengikuti Deki dari belakang terkejut karena mobil bosnya masuk jurang supir Deki sudah curiga dari pagi, ada yang mengikuti bosnya     

makanya dia mengikuti bosnya dan benar saja mobil itu menabrakkan mobil itu ke mobil bos Deki.     

"Bagaimana ini, aku harus apa, aku tidak tahu harus apa saat ini, aku tidak mau bos Deki meninggal, aku akan lapor polisi yang waktu itu, aku akan minta dia ke sini dengan yang lainnya." pak supir Deki yang bernama Salman menghubungi pak polisi.     

Mobil Deki yang terperosok ke jurang membuat Deki seketika bangun dan dia melihat Narsih di depannya. Deki merasa kalau Narsih yang mencelakai dia.     

"Lepaskan jimat itu, jika tidak ingin meninggal, Bram sahabat kamu meminta anak buahnya mencelakai kamu, jika tidak ingin terbakar di sini, maka silahkan buka jimat itu, aku tidak bisa membawamu jika ada jimat itu," ucap Narsih kepada Deki yang mengangga mendengar apa yang dikatakan oleh Narsih.     

"Kamu bohong, dia sahabatku! Mana mungkin dia melakukannya, jangan menuduh dia, aku tidak akan percaya!" teriak Deki kepada Narsih.     

"Terserah kamu saja, saya pergi, saya tidak akan mengatakan lagi, lihatlah, sebentar lagi akan meledak. Aku akan pergi dari sini, anakmu akan jadi yatim piatu, sunggu kasihan sekali," ucap Narsih.     

Narsih sengaja mengendalikan mobil Deki agar tidak berguling, dia membuat mobil Deki hanya meluncur ke bawah, Deki yang mendengar nama anaknya mulai sadar dia menbuka jimat dan membuangnya.     

"Tolong selamatkan anakku, jika aku benar-benar harus meninggal maka selamatkan dia, aku tidak ingin anakku jatuh di tangan Bram," ucap Deki yang seketika kepalanya terbentur dan membuat dia hilang kesadarannya.     

Narsih yang sudah pergi tidak tega dia kembali selamatkan Deki pembunuh dirinya, dia lakukan itu demi anak Deki bukan demi Deki. Booom. Mobil Deki meledak dengan sangat kencang. Deki di bawa ke pohon yang cukup besar, Narsih melihat mobil itu meledak dengan kuat. Anak buah Bram yang melihat dia menatap ke arah jurang, mobil yang menabrak Deki terlihat dari kejauhan.     

Dengan cepat Narsih membawa anak buah Bram untuk dia tukar ke dalam kecelakaan itu Pria yang melihat Narsih ingin lari, tapi tidak bisa Narsih lebih cepat dan menarik anak buah Bram dan membawanya ke mobil yang terbakar. Anak buah Bram menjerit dengan kencang karena dia harus di bakar hidup-hidup.     

"Dia akan menjadi Deki dan dengan begitu Deki yang asli bisa selamat. Aku akan menyamar menjadi dia, aku akan mencari tahu apa rencana Bram." Narsih berubah menjadi anak buah Bram yang mengintai dirinya.     

Narsih melirik ke arah pohon yang di atas ada Deki. Sebelum dia pergi Narsih mendekati supir Deki dan memanggil supir itu.     

"Pak, Deki di sana, selamatkan dia, karena sahabatnya mau membunuhnya, jangan sampai ada yang tahu dia selamat, dan anaknya jangan diberikan ke Bram, paham pak, saya pergi," ucap Narsih yang wujudnya tidak seperti Narsih.     

Narsih yang sudah menyamar langsung pergi, tanpa menunggu jawaban dari supir Deki. Pak Salman terkejut karena dia melihat bos Deki ada di atas pohon dan dia mendengar apa yang dikatakan pria itu.     

"Siapa dia, kenapa dia tahu pak Deki di sana dan kenapa dia mengatakan kalau pak Bram yang melakukan itu? Kalau benar yang dikatakan oleh pria itu, maka aku akan melindungi pak Deki dan anaknya, sekarang saya akan selamatkan pak Deki, saya tidak akan membuat mereka menyakiti pak Deki." pak supir mendekati pohon dan melihat Deki di atas. Narsih yang melihat pak supir kesulitan sengaja menjatuhkan Deki, setelah itu Deki masuk ke dalam mobil anak buah Bram.     

"Kenapa kamu lama sekali, apa dia matikan?" tanya ketua anak buah Bram.     

"Iya, dia mati, dia tidak selamat dan dia tidak bisa selamat karena mobilnya meledak, bos jangan khawatir," ucap Narsih kepada ketua yang bertanya padanya.     

Ketua anak buah Bram tertawa karena dia bisa membuat target benar-benar mati. Dan setelah itu dia mengambil telpon dan menghubungi Bram.     

"Bos, dia sudah tewas, karena mobil dia meledak, dia tidak akan selamat lagi," ucap anak buah yang menjadi ketua mereka.     

"Baik bos, kami akan pergi dari kota ini, jangan lupa uang kami," ucap ketuanya lagi.     

Panggilan berakhir, ketua anak buah Bram tersenyum karena dia bisa membuat bos Bram senang, dia akan menerima uang lebih dari bos Bram. Ketua yang selesai menghubungi Bram heran anaknya buahnya diam dan tidak ribut, biasanya mereka berebut dan apa lagi dapat bonus.     

Ketua anak buah Bram melihat ke arah belakang terlihat anak buahnya sudah meninggal dengan mengenaskan, sisa supir yang menyupir tanpa bicara. Ketua anak buah Bram, melihat ke arah supir dia mulai merinding karena supir yang membawa mobil itu melihat ke arah dia, kepala supir itu putus dari lehernya.     

"Siapa kamu? Dan kenapa kamu bisa di sini? Apa mau kamu hahhhh! Berhenti kan mobil ini, cepat! Aku tidak mengenal kamu, aku mohon hentikan mobilnya, aku tidak kenal kamu sama sekali, aku mohon hentikan mobilnya. Aku bilang hentikan, jika tidak aku tembak kamu," teriak Ketua anak buah kepada sosok yang di sebelahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.