Dendam Winarsih

Tolong Selamatkan Aku Narsih



Tolong Selamatkan Aku Narsih

0Deka pun pamit dengan keluarga Deki, dia akan segera ke kantor, dia akan bertemu dengan kliennya, dia tidak ingin membuat kliennya menunggu lama.     

Anak buah Diman sudah mengikuti Deka, dia tidak ingin bosnya marah padanya kalau dia tidak mengawasi target bosnya. Mereka mengikuti Deka sampai di kantor dan menunggu waktu yang tepat.     

"Bos, aku rasa kita tidak bisa mendapatkan target jika hari ini masih rame orang, jika malam hari mungkin bisa, karena malam kendaraan sedikit sepi," ucap anak buah Bram yang lainnya.     

"Kita tunggu saja, jangan buat masalah dengan orang di sekitar, jika tidak, kita akan masuk kantor polisi," ucap ketua yang memimpin mereka.     

Anak buah Diman menunggu cukup lama, mereka menunggu Deka keluar dari kantor. Deka tidak mengetahui jika dia menjadi incaran dari Diman. Waktu berlalu, malam yang ditunggu anak buah Diman pun tiba, mereka bersiap untuk pergi membuntuti Deka.     

Deka keluar dari kantor, Deka langsung masuk ke dalam mobil dan langsung meninggalkan kantor, Deka duduk di bangku belakang, supir Deka yang melihat ke belakang merasakan heran karena mobil mereka diikuti oleh orang lain.     

"Maaf Pak, saya mau kasih tahu kalau kita diikuti oleh orang yang tidak dikenal, coba bapak lihat di belakang, mereka tepat di belakang kita," ucap supir Deka.     

Deka yang mendengar apa yang dikatakan oleh supirnya mulai melihat ke belakang dan terkejut karena ada mobil yang mengikutinya. Narsih yang berada di sebelah Deka tersenyum, dia tahu kalau itu anak buah salah satu sahabat Deka.     

"Apa itu anak buah Bram?" tanya Deka dalam hati.     

Deka terdiam dia tidak tahu harus apa saat ini, dia juga bingung apa yang harus dia lakukan. Supir Bram diam dan tidak berkata apa-apa, karena dia hanya menunggu apa kata majikannya saja.     

"Cepat bawa mobil ke kantor polisi, saya mau ke sana sekarang, cepat pak," ucap Deka yang akhirnya memutuskan untuk ke kantor polisi.     

Narsih yang mendengar Deka mau ke kantor polisi tersenyum, dia senang karena Deka mau mendengarkan apa yang dia katakan. Mobil Deka langsung melesat ke kantor polisi, dari belakang mobil anak buah Diman melaju dan begitu tikungan mobil anak buah Diman langsung menabrak mobil Deka.     

Brakkkk!     

Mobil Deka oleng dan langsung terguling karena menabrak pembatas jalan, Deka yang di dalam mobil langsung terbalik dan terguling, suara teriakkan Deka dan pak supir terdengar jelas.     

Deka melihat ke arah Narsih yang berada di dalam mobil, Deka menatap sendu ke arah Narsih, dia terlalu banyak dosa yang tidak bisa di ampuni sama sekali, Narsih hanya bisa menatap datar ke arah Deka.     

"Tolong selamatkan aku Narsih, demi anakku, aku salah sudah membuat kamu meninggal. Maafkan aku Narsih, tolong aku," ucap Deka yang perlahan matanya terpejam.     

Narsih langsung pergi menyelamatkan Deka dan supir Deka, dia meletakkan sedikit agak jauh, setelah itu Narsih langsung terbang ke mobil yang menabrak mobil Deka. Narsih duduk di sebelah anak buah yang menabrak Deka.     

"Halo bos, ada kabar baik, saya sudah lakukan yang bos minta, semuanya aman dan saya pastikan kalau dia meninggal bos," ucap ketua penjahat yang menabrak mobil Deka.     

Narsih masih penasaran dengan siapa yang menabrak mobil Deka, dia menunggu waktu yang tepat untuk menghabis mereka semuanya.     

"Baik bos, saya akan lakukan, saya akan lihat apakah dia meninggal atau tidak," ucap ketua penjahat kepada Diman.     

Panggilan telepon berakhir, ketua penjahat itu langsung menyimpan telpon di saku celana. Ketua penjahat senang karena tugasnya sudah selesai.     

"Bos apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa kita harus melihat mereka dulu atau pergi jauh dari tempat ini? Kita kan tahu kalau bos Diman sudah menerima kabar kematian sahabatnya, jadi kita tidak perlu lagi ke sini, dan apa uang kita sudah di bayar oleh bos Diman?" tanya anak buah Diman kepada ketua mereka.     

"Kita menunggu saja, dan untuk kabur kita akan pergi dari sini, kalian harus ingat jaga rahasia," ucap ketuanya lagi.     

Narsih tersenyum karena dia mendengar nama satu orang dan itu adalah Diman. Narsih yang sudah mengetahui siapa yang menabrak Deka langsung muncul di depan mata mereka semuanya.     

"Ha-hantu, bos, ha-hantu bos," ucap anak buah Diman kepada ketuanya.     

Ketua penjahat yang melihat anak buahnya mengatakan ada hantu langsung berbalik, tanpa dia duga keduanya melihat Narsih sudah mencekik leher anak buah Diman. Ketua penjahat yang melihat anak buahnya di cekik langsung takut dan mengigil, satu persatu anak buahnya di bunuh dan tentu saja dia tidak menyangka kalau Narsih datang.     

"Kalian sudah membuat orang celaka sekarang aku akan membunuh kalian semuanya, aku akan bunuh kalian, bersiaplah kalian semuanya," ucap Narsih kepada anak buah Diman.     

Dengan cepat dia mencekik anak buah Diman dan menarik kepala anak buah Diman dengan kencang dan anak buah Diman meninggal, Narsih langsung mendekati Ketua dan supir Diman. Keduanya menggigil karena melihat Narsih dekat dengan dirinya.     

"Jangan bunuh aku, aku mohon padamu, jangan bunuh aku, aku tidak mau mati, aku hanya di suruh saja, aku mohon padamu," ucap Ketua penjahat yang memohon kepada Narsih.     

Narsih tidak peduli, dia langsung membunuh keduanya dengan menancapkan jarinya ke jantung keduanya dari belakang. Keduanya langsung muntah darah dan mengerang, mulut keduanya mengeluarkan darah, seketika meninggal dunia.     

Narsih menarik kembali tangannya dan menjilati darah keduanya, dia melihat ke arah jalan raya dan langsung keluar dari mobil. Mobil penjahat itu langsung menabrak pembatas dan bommm! Mobil meledak seketika dan terbalik di jalan raya.     

"Tunggu saja kalian berdua, aku akan membawa kalian berdua, aku tidak akan menunggu kalian untuk meminta maaf, kalian akan aku bunuh, tunggu aku, aku akan bunuh kalian," ucap Narsih.     

Narsih kembali ke tempat dia membawa Deka, dia meletakkan Deka ke rumah sakit, dan terus menghilang dari hadapan Deka, perawat yang melihat ada dua korban yang terluka parah bergegas untuk membawa keduanya ke IGD.     

Narsih hanya memandang ke arah keduanya, dia mengikuti Deka, dia tahu kalau dendam dia ke Deka dan ke Deki ada tapi dia tidak boleh memikirkan dirinya saja, ada anak kecil yang masih menunggu mereka.     

"Apa ini korban kecelakaan suster?" tanya dokter yang datang untuk mengobati keduanya.     

"Iya, tapi kami tidak tahu siapa yang bawa, dan tidak ada kabar sama sekali ada kecelakaan dokter," ucap suster kepada dokter yang memeriksa Deka.     

Narsih lega karena keduanya sudah di rawat, dia pergi, dia mau ke rumah Dino, dia ingin melihat keadaan mereka di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.