Dendam Winarsih

Ikuti Mereka



Ikuti Mereka

0Bram yang berada di dalam mobil hanya bisa menatap ke arah kantor Nona, dia tidak tahu harus apa, dia juga tidak bisa berkata apapun, karena dia tidak mendapatkan satupun informasi dari Dino, sahabat Nona yang datang saat Nona di rawat.     

"Kemana mereka bawa Nona pergi, aku yakin kalau mereka lah yang membawa Nona, aku tidak yakin jika mereka tidak tahu kemana Nona berada, pasti mereka yang membawa Nonaku kabur dari rumah, jika bukan mereka siapa lagi," gumam Bram dalam hati.     

Bram mengambil telpon dan langsung menghubungi anak buahnya yang lain, dia ingin anak buahnya mengikuti Dino dan temannya kalau perlu kemana mereka berada harus diikuti oleh anak buahnya.     

Tut ... tut ...     

"Halo, kalian di mana?" tanya Bram kepada anak buahnya.     

"Kami ada di markas bos, ada apa?" tanya anak buah Bram.     

"Intai orang yang membawa calonku, aku ingin kalian mengikuti dia, aku akan kirimkan foto untuk kalian lihat siapa orang yang aku maksudkan, jika kalian sudah tahu segera kerjakan dan jangan sampai kalian ketahuan, ikuti mereka terus, kalian paham?" tanya Bram kepada anak buahnya.     

"Baik, kami akan ikuti mereka dan fotonya akan anak buah saya yang bawa, jadi bos jangan takut saya akan menemukan calon bos," jawab anak buah Bram dengan cepat.     

Bram yang sudah mendapat jawaban dari anak buahnya langsung mengakhiri panggilan telponnya. Dia ingin menunggu Dino dan temannya keluar dari kantor. Bram masih betah duduk di mobil, dia tidak peduli dengan pekerjaan dia, karena pekerjaan dia sudah dia limpahkan ke sekretarisnya.     

"Aku harap, aku bisa mendapatkan foto mereka, karena dengan begitu anak buahku tidak akan salah mengikuti mereka dan memudahkan mereka mendapatkan Nona kembali." Bram bergumam dalam hatinya, dia tahu kalau Dino lah yang menyembunyikan Nona, jika bukan dia siapa lagi.     

Cukup lama Bram menunggu, hingga saatnya, Bram akhirnya melihat Dino dan sahabat yang lainnya keluar, Bram di parkiran mengambil kamera dan mulai mengambil gambar, dua kali gambar diambil dan setelah mendapatkan gambar, Bram tersenyum penuh kepuasan.     

"Ayo kita pergi sekarang kita pergi, langsung ke rumah saja, saya mau ke rumah," ucap Bram kepada pak supirnya.     

"Baik pak," jawab supir Bram kepada Bram.     

Mobil melaju meninggalkan kantor berita Nona, Bram senang karena dia bisa menemukan Nona sebentar lagi. Perjalanan yang di tempuh oleh Bram tidak begitu lama, mobil sampai di rumah Bram dan memasuki halaman rumahnya.     

Bram langsung keluar tanpa menunggu pintu di buka, Bram membawa kamera yang tadi dia pakai untuk mengambil foto Dino dan sahabatnya, dia ingin menyerahkan ke anak buahnya untuk memudahkan anaknya mengintai Dino dan temannya yang lain.     

"Aku harus segera cetak ini, aku tidak mau anak buahku cepat menemukan Nona," gumam Bram kepada dirinya sendiri.     

Bram masuk ke dalam ruangan tempat dia mencetak foto. Bram berkutak dengan kamera dan mulai mencetak foto. Cukup lama Bram berada di ruangan tersebut hingga akhirnya hasil dari yang dia harapkan berhasil, dia langsung melihat wajah Dino dan rekannya itu terlihat. Bram keluar dari ruangan itu, dia langsung ke kamarnya untuk berganti pakaian.     

Selesai berpakaian, Bram keluar dari kamar menuju ruangan tadi, dia ingin mengambil foto yang dia cetak tadi, setelah itu dia keluar dan menunggu anak buahnya. Sampai di lantai bawah, anak buahnya sudah di bawah menunggu dirinya.     

"Bos, maaf kami tidak mengabari dulu," ucap anak buah Bram yang menundukkan kepala ke arah Bram.     

"Tidak apa, ini foto yang baru saya cuci, semoga bisa kalian lihat dengan jelas dan mulai lah mengintai orang yang di foto. Kabari secepatnya dan jangan lupa, kalian harus hati-hati dengan hantu wanita itu, dia selalu bersama mereka, jadi kalau sudah tahu keberadaan mereka kabari saya, saya yang akan urus mereka selanjutnya." Bram memberikan perintah kepada anak buahnya untuk segera pergi mengintai Dino.     

Anak buah Bram langsung pergi dengan membawa foto yang diberikan oleh Bram, mereka langsung ke kantor berita yang sudah Bram kasih tahu.     

"Bos Bram, yakin kalau merek yang menculik calonnya, sepertinya mereka orang baik-baik bos, jadi bisa saja calonnya yang pergi dari bos Bram," ucap anak buah Bram yang saat ini berada di mobil menuju kantor berita.     

"Entahlah, bisa saja, dia kabur karena bos Bram tidak mau menikahi dia, dan bos Bram juga diikuti oleh hantu wanita itu, aku rasa dia punya dendam dengan bos Bram, bisa saja," ucap anak buah Bram yang lainya.     

Ketua anak buah Bram yang bernama Sanusi, diam dan tidak mengatakan apapun, dia hanya diam mendengarkan anak buahnya berbicara mengenai bos mereka.     

"Bos, kita sudah sampai, sekarang kita menunggu mereka sampai pulang kah?' tanya anak buah Sanusi.     

"Iya, kita harus menunggu mereka, bos Bram harus mendapatkan kabar mengenai calonnya, sisanya biarkan bos Bram yang menghadapi, asal kita tidak ketahuan hantu wanita itu saja, karena dia sudah banyak membunuh anak buah bos Bram," ujar Sanusi kepada anak buahnya.     

Anak buah Bram menganggukkan kepala, mereka yang berada di parkiran luar menunggu Dino dan yang lainnya pulang, mereka harus waspada karena tidak mau ketahuan oleh hantu wanita cantik itu dan tentu saja tidak mau membuat bos Bram marah karena tidak mendapatkan hasilnya.     

Cukup lama mereka menunggu Dino dan sahabatnya pulang, akhinya jam pulang kerja pun tiba, Dino dan yang lainnya pulang. Dino yang berada di dalam mobil menghubungi mang Dadang, mereka akan pulang telat karena mau ke rumah sakit.     

"Halo mang, kami mau ke rumah sakit, mang Dadang dan yang lainnya aman kan di rumah?" tanya Dino kepada mang Dadang.     

"Aman, kalian mau mencari tahu sahabat Bram kah? Kalian harus hati-hati jangan sampai kalian ketahuan anak buah Bram, saya tidak mau nyawa merek terancam," pesan mang Dadang kepada Dino dan yang lainnya.     

"Baik mang, kami akan hati-hati, mang Dadang jangan khawatir, oh ya mang, apa pak ustad Mahdi tidak datang ke rumah kita mang?" tanya Dino yang penasaran apakah pak ustad datang ke rumah atau tidak.     

"Ada, sudah pulang sedari sore, dia tidak lama karena dia mau kembali ke rumahnya, karena Nona juga sudah pulih dan kembali lagi, kamu jangan khawatir kan Nona ya," ucap mang Dadang kepada Dino.     

Dino yang mendengar apa yang mang Dadang katakan tersenyum kecil, dia senang karena Nona sudah sadar.     

"Ya sudah, kami akan segera pulang, mang Dadang hati-hati di rumah, jangan biarkan bibi keluar dari rumah, apapun yang terjadi," ucap Dino yang mewanti-wanti mang Dadang untuk tidak mengawasi orang rumah keluar jika tidak ada yang penting.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.