Dendam Winarsih

Korban Narsih



Korban Narsih

0Ian masih menunggu jawaban dari keduanya dan mang Jupri akhirnya tidak bisa mengelak, percuma menutupi toh, tetap saja Ian tahu semuanya.     

"Bram sudah tahu keberadaan Nona, dan saat Nona dibawa ke sini dan saat itu juga Mirna ke sana bersama pak ustadz, dia mencari kemana-mana dan tidak menemukannya, saat bertemu Mirna dia bertanya tapi, dia di tampar karena jawaban Mirna tidak sesuai dengan keinginan dia, maafkan kami," ucap mang Jupri kepada Ian yang wajahnya sudah merah padam.     

"Saya minta maaf, saya sudah katakan dia adik saya dari kampung baru datang dan tidak tahu siapa orang yang dicari, dia langsung pulang, dan Nona bersikukuh ingin ke sana juga, entahlah, saya tidak tahu apapun lagi, semuanya sudah terlanjur dan sekali lagi maafkan saya," ucap pak ustadz yang merasa bersalah karena tidak melindungi Mirna.     

"Dia tidak akan aku maafkan, aku akan buat dia hancur dan aku akan pastikan dia akan habis di tangan aku, aku yakin dia akan membusuk di penjara," geram Ian yang mengepalkan tangannya karena istrinya dipukul oleh Bram.     

"Kamu jumpa dia sana, jangan buat dia sedih," ujar mang Dadang yang meminta ke Ian untuk pergi ketemu dengan Mirna.     

"Iya, maaf mang, pak, saya emosi, saya ke dalam dulu ya, maaf sebelumnya," ucap Ian yang langsung pergi masuk untuk bertemu dengan istrinya.     

Dino bangun dari tempat duduk dan segera ke arah belakang dia ingin bertemu dengan Nona, dia merasakan jika ada sesuatu yang kurang enak, dia tidak tahu apa, dia berharap Nona tidak pergi dari rumah untuk ketemu Bram.     

"Aku ikut dia saja, kalian di sini saja ya," ucap mang Dadang.     

Paijo tidak bisa berkata apapun, dia ingin ikut dan melihat apakah Nona masih di rumah atau tidak. Akhirnya semuanya ikut ke rumah sebelah, terlihat bibi Sumi sedang masak di dapur untuk makan hari ini, dia juga sudah menyiapkan makanan juga untuk rumah sebelah.     

"Eh, kalian mau cari Nona kah?" tanya bibi Sumi kepada Dino yang datang dan bukan hanya Dino saja tapi juga yang lainnya ikut masuk ke dalam.     

"Bu, Nona di dalam kamar kan?" tanya mang Jupri.     

"Tadi pas kejadian itu, dia di dalam kamar terus, ibu biarkan dia sendiri di sana dan tidak ada yang keluar sama sekali," ucap bibi Sumi kepada suaminya.     

"Baiklah, semoga dia tidak kabur, bapak takut dia kabur," ucap mang Jupri kepada bibi Sumi.     

Dino berjalan ke arah kamar dan langsung membuka pintu kamar tempat Nona berada.     

Cekelkkk!     

Pintu kamar terbuka dan terlihat jelas di dalam tidak ada sama sekali Nona, Dino mulai lemas karena Nona tidak di kamar, Paijo mencari ke segala arah dan kamar mandi juga tidak ada. Dino berjalan menuju ranjang ada secarik kertas dan terlihat jelas tulisan Nona yang mengatakan permintaan maaf dan dia tidak mau menyakiti siapapun dan dia sayang pada dirinya.     

"Nona, kenapa dia benar-benar nekat ke sana dan duh, habis lah, Bram itu tidak akan bisa menuruti untuk tidak menyakiti kita, dia akan menyakiti kita, apa yang Nona pikirkan saat ini." Paijo kesal karena Nona nekat pergi.     

Mendengar keributan mang Jupri dan bibi Sumi berlari ke kamar, saat di kamar tidak ada siapapun di kamar dan bibi Sumi seketika menangis dan pingsan, dia sangat menyayangi Nona dia tidak mau Nona pergi ke sana lagi.     

"Eh, tolong bantu bibi," ucap Toni kepada Paimin.     

Keduanya membantu bibi Sumi yang pingsan dan di bawa ke kamarnya, Dino hanya diam dan tidur di ranjang Nona, dia tidak tahu kenapa Nona melakukan itu. Mang Dadang melirik ke arah Paijo dan memberikan kode, Paijo yang tahu langsung keluar dari kamar meninggalkan Dino sendirian.     

Narsih datang ke rumah Dino, dia tidak melihat Dino hanya ada Ian yang keluar. Ian melihat Narsih yang muncul di depannya.     

"Aku rasa dia di sebelah, aku mau ke sana, kalau kamu mau kita ke sana," ucap Ian kepada Narsih.     

Narsih langsung menganggukkan kepala dan tembus ke dinding, Ian yang melihat Narsih tembus dinding hanya membolakan matanya. Ian kembali melanjutkan jalannya dan dia langsung masuk ke dalam rumah.     

"Kenapa sepi sekali, eh mana si Dino," gumam Ian yang berjalan ke arah mang Dadang yang duduk di tikar.     

"Mana Nona dan Dino?" tanya Ian yang tidak melihat keduanya.     

Narsih muncul dan melihat ke arah semuanya. Dia ingin mengatakan kalau Deki sudah siuman dan dia juga membunuh anak buah Bram lagi dan dengan melempar dari kamar rumah sakit tadi.     

"Nona kabur lagi," ucap Paijo kepada Ian yang membuat Ian mengangga dan Narsih terlihat ikut terkejut tapi tidak ditunjukkan.     

"Kenapa bisa nekat si Nona ini, apa yang dia pikirkan saat ini, duh bodohnya si Nona ini," ucap Ian yang kesal karena Nona pergi tanpa diskusi.     

"Kita kedatangan seseorang," ucap Narsih kepada semuanya.     

Ian yang masih berceloteh terdiam dan langsung menatap ke arah Narsih. Semuanya diam, Ian baru sadar kalau istrinya di rumah sendiri, dia berlari ke rumah dia takut Mirna di culik.     

"Aku akan buat perhitungan dengan mereka, aku yakin mereka orang yang sama di rumah sakit itu." Narsih yang mendekati pintu dan terlihat pria yang sama.     

Ian yang sudah di kamar istrinya segera membuka pintu, dan terlihat Mirna tidur. Ian segera membangunkan Mirna dan membawa ke luar dan pindah ke rumah sebelah.     

"Apa yang ramai tadi korban Narsih kah?" tanya Paimin kepada mang Dadang.     

"Mungkin saja, mungkin mereka membuat dia marah makanya jadi korban Narsih," jawab mang Dadang.     

Ian dan Mirna sudah di rumah dan menarik Mirna ke dalam kamar bersama dengan bibi Sumi.     

Brakkkk!     

Pintu rumah mereka di tendang dan terlihat pria yang tadi mereka temui masuk dan tersenyum kepada mereka. Mang Dadang dan Mang Jupri menatap ke arah pria tadi, pak ustadz dan yang lainnya juga ikut berdiri.     

Pria tadi tidak melihat Narsih berdiri di belakang Paijo. Dia sengaja tidak menunjukkan dirinya ke hadapan pria itu, dia ingin muncul saat waktu yang tepat.     

"Maaf, kalau masuk ke rumah orang tolong sopan santunnya, bisa kan, saya tidak ingin kalian masuk tanpa sopan santun," ucap pak ustadz yang menatap tajam ke arah mereka tapi tetap tenang.     

"Kami mencari Dino, saya tidak mencari kalian, jadi serahkan dia, jangan menyembunyikan dia, cepat, jika tidak aku akan membunuh kalian semuanya." pria yang masuk tadi mengacungkan senjata ke arah mereka semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.