Dendam Winarsih

Habislah Kalian



Habislah Kalian

0Bram yang mendapatkan kabar dari anak buahnya Sanusi kalau Dino dan yang lainnya tidak melihat mereka mengerutkan kening, kemana mereka? Kenapa tidak ada sama sekali dan kemana mereka perginya.     

"Anak buah kamu sudah tanya ke satpam ke mana mereka atau mereka keluar kamu tidak tahu sama sekali?" tanya Bram kepada anak buahnya itu.     

"Kalau tanya ke satpam mana mungkin bos, yang ada ketahuan kita lagi memata-matai mereka, karena mobilnya saja yang ada, mereka tidak ada, padahal mbah Agung sudah mengirim sosok gaib ke mereka tapi tidak juga ampuh dan dari situ mereka tidak ada," ucap Sanusi kepada Bram.     

"Kirim apa maksudnya? Saya tidak mengerti sama sekali," sambung Bram yang tidak mengerti maksudnya kirim gaib.     

"Mbah Agung meminta anak gaibnya untuk mengikuti mereka dan menakuti mereka tapi yang ada mereka selamat oleh pak ustad bos, dan sejak itu mereka tidak kelihatan lagi, mbah Agung juga tidak tahu mereka selamat apa tidak karena yang dia tahu cuma sosok gaib itu yang hilang dan musnah karena pak ustad itu bos, kemungkinan ada yang terluka, gitulah kata mbah Agung kepada saya waktu itu," ucap Sanusi kepada Bram.     

"Jadi, dia tidak ada ya, ok, aku akan buat dia tidak ada di dunia ini, pertama aku akan buat dia dipecat dari kantornya, dia akan pengangguran dan aku pastikan dia akan mendapatkan hal itu setelah itu aku akan lihat apa Nona masih mau bertahan dengan pengangguran ini dan aku yakin dia akan malu setelah itu aku akan habisi dia dengan caraku sendiri. Habislah kamu Dino, masa depan kamu akan aku hancurkan," gumam Bram yang senang karena dia akan segera menghabisi Dino pria yang Nona agung-agungkan.     

"Bos, bos masih di sana?" tanya Sanusi yang bingung kenapa bosnya diam saja.     

"Iya saya masih di sini, dan kamu harus cari tahu, di mana mereka, kalau perlu katakan pada mbah Agung kalau aku ingin Nona segera ketemu, kirimkan fotonya ke mbah Agung segera," ucap Bram kepada Sanusi yang meminta dia untuk segera mencari tahu ke mana Nona.     

"Baik bos," ucap Sanusi kepada Bram.     

Bram pun menganggukkan kepala mendengar Sanusi mau mencari Nona melalui mbah Agung. Panggilan keduanya berakhir dan Bram mencari nomor manajer tempat Dino bekerja dan tentu saja untuk membuat fitnah ke Dino dan fitnah itu lah yang membuat Dino akan di pecat.     

Tut ... tut ...     

"Halo pak Bram, apa kabarnya sudah lama tidak ketemu dengan pak Bram, apa pak bram!" tanya manajer kantor Bram.     

"Baik, bagaimana kabar pak manajer?" tanya Bram kepada manajernya yang kebetulan ada Ian, Paijo, dan Toni yang tengah membahas masalah berita yang sedang hangat di masyarakat dan sekaligus menyerahkan surat sakit untuk Dino.     

Ian dan Paijo saling pandang satu sama lain dan Toni mendekati keduanya dan mulai berbisik.     

"Mas, dia mau apa telpon manajer, apa sedekat itukah dia?" tanya Toni kepada Ian dan Paijo secara bersamaan.     

Paijo yang berjaga di rumah sakit harus pulang, dia merasakan tidak enak hati, perasaannya tidak baik dan pikirannya juga apa lagi kejadian ini pasti akan membuat Bram makin mencari masalah, akhinya dia mutuskan untuk kerja dan Ian juga Toni juga setuju untuk kerja, karena mereka akan diskusi dengan manajer juga. Mereka membawa mobil pak ustad Mahdi dan sudah minta izin dan di izinkan oleh pak ustad Mahdi.     

Sampai kantor mereka melihat ada mobil yang mencurigai, sedang mengawasi mereka dan mereka punya firasat kalau itu mobil anak buah Bram. Dan saat ini mereka di ruangan pak manajer dan mendengar kalau Bram melakukan panggilan telpon ke manager tempat mereka bekerja, entah apa yang mau dikatakan oleh Bram ke manajer itu.     

"Saya baik, ada perlu apa pak Bram ini? Apa ada yang mau pak Bram bicarakan atau mau kami wawancarai pak Bram?" tanya pak manajer kepada Bram.     

"Akh, bukan masalah saya, itu saya mau katakan kalau calon saya di culik sama Dino dan rekannya, si Nona itu calon saya dan mereka kabur tidak kembali, dan saya cek di kantor mereka tidak muncul, jadi saya ingin tanyakan apa bisa pihak kantor memecat mereka karena sudah berani culik Nona yang merupakan calon saya, mereka kabur entah di mana, sudah saya minta baik-baik tapi tidak ketemu dan mereka juga tidak bekerja kan pak manajer, jadi kantor mana yang mau mempertahankan karyawan yang tidak masuk kerja dan kriminal itu," ucap Bram dengan penuh keyakinan kalau Dino dan yang lainnya bakalan hancur.     

Pak manager memandang ketiganya, dia tidak tahu apa yang Bram katakan, tidak datang ke kantor tapi kenapa mereka ada di sini dan kenapa mereka menculik Nona bukannya Nona bersama pak Bram dan koma, apa pak Bram sedang tidak waras pikir pak manajer yang bingung kenapa Bram mengatakan itu.     

"Maksud pak Bram kalau Dino dan temannya menculik Nona gitu ya? Bukannya mereka tidak boleh masuk ke sana karena penjagaan di sana ketat dan saya ke sana saja tidak di izinkan waktu itu dan itu karena perintah pak Bram bukan, jadi kalau perintah pak Bram kenapa mereka nekat menculik pasti ketahuan juga kalau mereka menculik," ucap pak manajer kepada Bram yang tidak suka kalau Bram memutar balikkan fakta dan dia melihat kalau teman Dino di sini dan dikatakan kabur tidak masuk ke kantor dan ini siapa kalau bukan temannya Dino mana mungkin hantu pikirnya lagi.     

Bram yang mendengar pak manajer katakan terdiam, dia kalah telak, berniat menfitnah Dino dan temannya dia harus menerima kenyataan kalau dia yang di serang oleh pak manajer.     

"Tapi, kenyataannya Nona hilang dan saya yakin mereka yang menculiknya, dan saat ini mereka tidak ada di kantor, itu sudah tidak benar," jawab Bram yang masih ngotot untuk tidak membiarkan Dino dan sahabatnya bebas begitu saja.     

"Maaf Pak Bram, saya sedang bekerja, dan tepatnya kami sedang rapat dengan Dino dan sahabatnya juga yang lainnya, jadi kami harap pak Bram sudah cukup fitnah mereka, mereka di sini tapi kenapa pak Bram yang tahu kalau mereka kabur dan tidak masuk kerja? Pak Bram mohon maaf saya harus akhiri percakapan kita, selamat siang," ucap pak manajer yang langsung mengakhiri panggillan telpon dari Bram.     

Ian, Paijo dan Toni terdiam karena mendengar dari percakapan mereka bahwa Bram sedang adu domba mereka.     

"Kurang ajar si Bram dia mau fitnah kita, dia tidak bisa di biarkan sama sekali, dia perlu dihajar dan aku akan membongkar rahasia dia, ayo kita pulang kerja ke rumah sakit sahabatnya dan bawa perekam untuk membuktikan kesalahan dia, aku ingin lihat dia membusuk di penjara," ucap Ian kepada kedua sahabatnya dengan berbisik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.