Dendam Winarsih

Sekejam Itu Anakku



Sekejam Itu Anakku

0"Kami siap pak, karena seburuk apapun anak kami, akan kami terima apapun yang terjadi, karena kami tahu, tidak ada kesalahan dari manusia yang tidak diperlihatkan oleh Tuhan untuk membuat manusia lainnya mengkoreksi kesalahan diri kita, bukan untuk menjatuhkan manusia yang memiliki kesalahan itu," jawab mertua Diman yang harus menerima kesalahan anak mantunya yang menurut dia baik dan sopan ini dan bila ada kesalahan masa lalunya dia akan siap menerima menantunya itu.     

"Baiklah, saya ingin katakan, jika di masa lalunya dia, melakukan kesalahan dengan membunuh orang dan meregut kesucian wanita secara paksa dan mungkin dia lakukan bersama temannya dan sekarang mereka sedang menjalani hukuman yang sama, dan mungkin Diman sudah tidak tahan lagi, dia sudah ingin menyerah tapi Tuhan masih memberikan dia kesempatan untuk bertobat, sekiranya dia bangun pun kalian harus maafkan dia dan jika pun dia tidak bangun berarti Tuhan masih memaafkan dia," ucap pak ustad kepada keluarga Diman yang di tanggapi tangis air mata.     

"Dari awal, aku memang tidak menyukai Bram dan temannya, apa lagi si Bram itu, dari dulu Ma, dia mempengaruhi mas Diman, apa saat dia ke desa Salak itu ya, soalnya sejak dari sana dia menjadi aneh dan dia seperti bukan Diman yang dulu, awas saja kamu Bram, kalau suami aku meninggal aku akan menuntut kamu," jerit Dina yang benar-benar kesal karena Bram yang membuat Diman melakukan kesalahan sebesar ini dan baru tahu selama ini.     

"Ya Tuhan, sekejam itu lah anakku, selama ini aku pikir anakku baik saja dan ternyata dia tidak sebaik yang aku kira," sesal ayah Diman yang sedih anaknya yang melakukan kejahatan sebesar itu sedangkan dia tidak tahu sama sekali.     

"Dia membunuh pasangan suami istri saat mereka baru menikah, dan itu lah, cinta yang membutakan mereka semua dan setia kawan lah yang membuat dia melakukan itu. Makanya saya katakan ke arwah yang datang ke sini, katanya dia ingin membalas dendam ke Diman, saya sudah katakan ikhlaskan, tapi saya tidak tahu apakah dia ikhlas atau tidak saya tidak tahu, jadi kalian harus lakukan sesuatu untuk keluarga korban, mungkin minta maaf, karena minta maaf yang tulus itu yang penting, karena saya yakin arwah itu akan memaafkan Diman," ucap pak ustad ke orang tua Diman.     

"Jadi kami harus ke rumah dia ya pak ustad, apa yang terjadi jika mereka menuntut kami, anak kami ini sakit dan lihat saja kondisinya seperti apa kan, jadi kita tidak mungkin membiarkan dia di tangkap kan pak ustad," ucap ayah Diman yang tidak terima jika anaknya di laporkan ke polisi.     

"Pa, kalau menurut Mama, tidak mungkin seperti itu, karena Mama rasa keluarga mereka pasti mau menerima permintaan maaf kita, lihat saja sampai sekarang mereka tidak melakukan apapun, dia tidak menuntut anak kita kan," ucap Mama Diman ke suaminya.     

"Bapak harus menerima kenyataan, kalau anak bapak itu salah, jangan membela dia lagi, selama ini dia tutupi apa mau di tutupi lagi, tidak mungkin kan, saya tidak habis pikir dengan apa yang bapak ini katakan, anak sudah salah masih saja menutupi kesalahan anaknya," ketus orang tua Dina yang tidak suka dengan sikap orang tua Diman yang masih saja tidak terima dengan kesalahan anaknya.     

"Sudah, kalian jangan bertengkar, kasihan anak-anak kita, pak ustad bisa temani kami ke rumah yang di bunuh oleh anak kami, kami mau memohon maaf ke mereka, jika pun orang tuanya mau melaporkan apa yang telah terjadi maka kami ikhlas pak, karena kami tidak mau membuat anak kami tersiksa, jika pun dia harus pergi kami ikhlas dari pada di tersiksa seperti ini terus," ucap Ibu Dina yang akan meminta maaf ke keluarga Narsih.     

"Baiklah, kalau begitu, saya akan temani, saya akan menjadi penengah, untuk hal ini kita yang salah, nanti saya harap jangan menyakiti hati kedua orang tua Narsih, dia tidak tahu apapun, dan saya rasa kita harus mengalah, pahamkan maksud saya," ucap pak ustad ke orang tua Diman dan istrinya.     

Dina menangis dan memeluk Diman dia tidak peduli, jika tubuh Diman bau atau luka, dia benar-benar tidak tahu jika suaminya mengalami cobaan atas apa yang dia lakukan dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi.     

"Dina, sudah lah, jangan menangis, ingat kamu harus tenang dan jangan pikirkan apapun, dia akan tenang jika kita sudah meminta maaf, Mama percaya jika permintaan maaf kita ke keluarga mereka akan membuat suami kamu tenang," ujar Mama yang memeluk Dina yang ikut sedih karena anaknya harus menerima kenyataan pahit.     

Dina hanya bisa diam dan menatap sendu ke arah suaminya yang terbaring, dia tidak percaya karena sesungguhnya Diman pasti terpengaruh oleh Bram.     

"Pak ustad terima kasih sudah membantu kami dan kami akan meminta bantuan lagi," ucap ayah Diman yang mengucapkan terimakasih ke pak ustad yang sudah membantu dirinya.     

"Iya, saya akan membantu, kalian jangan salahkan orang tua korban dia saja sampai sekarang terluka anaknya meninggal, kita sebagai orang tua tahu akan sakitnya anak yang di bunuh dengan tidak wajar tapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk menuntut pelaku karena mereka tidak tahu dan kalau tahu pasti akan ikhlas karena sudah takdir anaknya," jawab pak ustadz ke orang tua Diman dan orang tua Dina yang masih belum terima dengan apa yang terjadi dengan anak mereka.     

Orang tuan Diman hanya diam saja, dia benar-benar tidak tahu, selama ini Diman tidak pernah menunjukkan sesuatu yang menurut mereka hal yang tidak wajar.     

"Aku rasa mungkin kita harus melihat sisi orang tua korban, jika kita di posisi mereka bagaimana, jika pun menuntut kita bisa apa, kan anak kita yang salah kan, jadi kita harus siap apapun yang terjadi," ucap orang tua Dina ke besannya yang duduk termenung.     

"Saya permisi dulu, nanti saya datang lagi, semoga air doa yang saya berikan ke Diman bisa mengurangi sakitnya, bukan menyembuhkan, yang menyembuhkan hanya Tuhan bukan saya," jawab pak ustad yang langsung pergi dari ruangan inap Diman setelah berpamitan dengan keluarga Diman.     

"Sekali lagi terima kasih bantuannya, saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya ya, saya tahu sebenarnya saya ini tidak bisa kasih apa-apa, ini saya sedikit rezeki untuk pak ustad dan bapak bisa ke sini lagi dan kita akan ke rumah korban pembunuhan anak saya itu," ucap ayah Diman yang memberikan sedikit rezki ke pak ustad.     

"Saya akan ke sini lagi, dan terima kasih banyak ya atas kebaikannya, Assalamu'alaikum," pamit pak ustad ke orang tua Diman dan Dina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.