Dendam Winarsih

Berhubungan Gaib



Berhubungan Gaib

0Isteri Diman bingung dengan apa yang di katakan oleh pak ustad yang menyatakan kalau suaminya ada berhubungan gaib.     

"Saya tidak mengetahui apapun itu pak ustad, suami saya tidak pernah cerita apapun mengenai ini dan saya sama sekali tidak mengetahui itu, apa itu ada hubungannya dengan ini pak ustad?" tanyanya lagi.     

"Saya tidak tahu, karena dia datang ke sini, saya hanya melihat apa yang sekarang saya lihat," ucap pak ustad yang membuat istrinya Diman terkejut.     

Sosok gaib itu ada di sini dan di mana keberadaan sosok itu sekarang pikir Dina yang melihat ke sekeliling tapi tidak ada sama sekali.     

"Dia di mana pak, apa dia tahu jika saya berbicara dengan dia?" tanya Dina ke pak ustad yang di anggukkan oleh pak ustad.     

Pak ustad yang menunduk sambil membacakan doa dan dia juga ingin berbicara dengan sosok yang ada di ruangan Diman.     

"Assalamu'alaikum, kamu datang dari mana nak?" tanya pak ustad yang sudah berdiri di depan Narsih.     

Narsih melihat pak ustad dan memandang tajam ke arah pak ustad dia tidak suka ada lagi yang menghalangi dia untuk menghabisi Diman dan tentu saja dia ingin segera menyelesaikan ini tanpa ada ikut campur siapapun.     

"Aku tidak ada hubungannya dengan kamu, pergilah, aku hanya berurusan dengan dia, orang yang sudah membunuhku sejak lama dan dia belum mendapatkan hukuman yang setimpal, sekarang saatnya dia mendapatkannya." Narsih tidak suka ada yang ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh pak ustad, dia ingin Diman mendapatkan balasannya hanya itu yang dia inginkan.     

"Seharusnya sebagai wanita yang baik, ucapan salam itu harus tapi tidak apa, jika dia ada salah padamu maafkan dia, saya tahu berat rasanya jika dia melakukan kesalahan yang tidak bisa termaafkan tapi balik lagi, sebagai manusia kita ikhlaskan saja, biar Tuhan yang membalasnya dan Tuhan sudah memberikan dia hukuman bukan ke dia jadi jangan kotori tangan kamu seperti apa yang dia lakukan dulu, saya tahu kamu orang baik, tidak mungkin kan kamu akan melakukan itu juga. Kembali ke alam kamu dan tenang di sana sampai hari akhir," jawab Pak ustad ke Narsih yang di tanggapi dingin oleh Narsih.     

Narsih melihat Diman memakai peralatan medis dan dia tidak sadarkan diri sama sekali dia juga tidak bisa bergerak sama sekali hanya nafasnya saja yang terlihat naik turun, sedangkan tubuhnya sudah penuh luka.     

"Jika dia pun meninggal, berarti dia sudah sampai pada akhir hidupnya, kita tidak akan menyalahkan kamu, biarkan masa lalu dia yang dulu, akan dia pertanggungjawaban dia di hadapan penciptaannya," ucap pak ustad yang membuat Narsih terdiam.     

"Narsih bukan nama kamu, aku harap kamu bisa menerima kenyataan kalau sesungguhnya, kamu tidak sejahat yang mereka pikirkan, pulanglah nak, ibu dan ayah kamu pasti sedih bila orang selalu mengaitkan masalah dengan kamu, temui dia dan kembali ke alam kamu, " ucap pak ustad lagi.     

Pak ustad tersenyum ke arah Narsih yang terlihat sendu, Narsih berubah menjadi wujudnya yang dulu, dia menangis sesaat, dia tidak tahu harus apa karena dia tidak tahu harus mengatakan apa saat ini, dia hanya ingin dendamnya di balaskan, dengan melihat kematian pembunuhnya tapi, pada kenyataannya, pelakunya memiliki keluarga yang membutuhkan mereka, apa dia salah sudah menaruh dendam pada mereka apa mereka tidak memikirkan bagaimana dia meninggal seperti apa dulunya.     

"Jangan sedih nak, bapak tahu perasaan kamu, bapak harap kamu tenang dan bapak akan doakan kamu selalu nak, " jawab pak ustad dengan tulus.     

Narsih pergi dari hadapan pak ustad, dia tidak mau menemui siapapun, dia ingin menyendiri dan saat ini Narsih duduk di lemari Dino dan tentu saja kakinya di sentakan di pintu lemari hingga Dino dan yang lainnya tidak bisa tidur.     

"Ya Tuhan, siapa lagi yang buat kegaduhan ini, aku merasakan bola mataku akan keluar dari bola mataku, aku tidak bisa tidur kalau seperti ini, yang ada aku bisa pusing tujuh keliling besok, dia kenapa di sini apa tidak ada yang bisa dia ganggu selain di sini ya," rutuk Paijo yang kesal karena Narsih berada di sini dan tentu saja dia bingung bagaimana caranya dia mengusir Narsih agar pergi dari sini.     

"Baik, kita harus segara memejam kan mata kita tanpa mendengar apa yang akan terjadi dan jangan pernah mengatakan untuk mengusir dia dan ingat kita tidak bisa begitu saja membuat dia pergi yang ada kita akan terus di ganggu, cepatlah tidur," ucap Dino yang sudah menutup kupingnya karena Narsih yang entah dari mana datangnya langsung mengejar dia dan tentu saja dia bingung harus apa saat ini menghadapai Narsih.     

Narsih terdiam mendengar apa yang pak ustad tadi katakan, dia tidak bisa membalas dendam dia karena sudah di balas oleh Tuhan dan itu terlihat dari luka yang ada di tubuh mereka dan sekarang Diman tidak bangun sama sekali.     

Di rumah sakit, pak ustad terbangun kembali dan tersenyum kepada istri Diman dan tentu saja dia tidak terlihat baik karena menangisi Diman.     

"Pak ustad apa yang terjadi, apa dia katakan, kenapa dia ke sini dan apa suami saya ada pengikuti aliran sesat atau apa?" tanya Dina ke pak ustad yang melihatnya.     

"Kamu harus siap apapun yang terjadi, saya harap kamu tidak boleh menyalah dia, jika pun pada akhirnya dia berpulang kamu harus ikhlas karena dia sudah ada janjinya kepada Tuhan," ucap pak ustad ke Dina.     

"Baiklah kalau begitu, saya akan ikhlas jika memang suami saya tidak bersama saya, yang pasti saya tahu apa yang terjadi," ucap Dina yang siap dengan apa yang terjadi.     

Ceklekkk!     

Orang tuan Diman dan orang tua Dina datang melihat pak ustad yang sedang bicara ke Dina dak terlihat serius.     

"Apa dia belum sadar juga, dan lukanya makin banyak Dina, apa dokter tidak obati dia kah?" tanya ayah Diman yang bertanya ke Dina menantunya.     

"Sudah, dia sudah di obati dan dia akan sembuh Pa, saya rasa dia butuh kita, karena kata pak ustad ada rahasia yang dia simpan dari kita semua, makanya aku menunggu apa yang dikatakan pak ustad," jawab Dina yang terlihat sendu.     

Kedua ibu Dina memeluk anaknya, baik ibu Diman atau ibunya tahu anaknya sedih jika dia tahu rahasia Diman.     

"Bisa katakan apa rahasia anak saya ini pak ustad?" tanya ayah Diman ke pak ustad.     

"Saya akan katakan tapi kalian semua tidak kecewa dengan Diman, karena dia melakukannya sudah cukup lama dan menurut saya kenakalan dia yang berakibat fatal untuk semuanya dan dia sudah mendapat hukuman dari Tuhan," ucap pak ustad ke orang tua Diman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.