Dendam Winarsih

Malam Pertama



Malam Pertama

0Dino dan Nona yang sudah di kamar saling pandang satu sama, Dino mengambil pakaian yang dia bawa, keduanya gugup dan kikuk.     

"Mau ke kamar mandi silahkan saja Non, aku akan menunggu kamu di sini, kita gantian saja ya," ucap Dino kepada Nona dan di anggukkan oleh Nona.     

Nona mengambil pakaian dan tentu saja pakaian tidur piyama, Dino duduk di ranjang dan saat Nona sudah masuk ke kamar mandi, Dino langsung ke tas yang dia bawa, dia ingin segera melihat isi tasnya karena dia tidak bawa pakaian tidur dan tentu saja dia tidak mau malu dengan apa yang dia pakai.     

"Aduh, mana ini malam pertama aku tidur dengan dia, masa aku pakai ini, duh malu lah aku, aku tidak bisa seperti ini, aku jadi bingung ini," ucap Dino yang menggarukkan kepala yang tidak gatal dan saat ini dia bingung harus apa, pinjam atau tidak ya pikir Dino.     

Dia ingat kalau Ian selalu pakai piyama dan tentu saja dia bawa banyak piyama, aku harus bisa pinjam punya dia satu pikir Dino.     

"Kamu nggak mandi Dino?" tanya Nona yang menepuk pundak Dino dan membuat Dino terkejut.     

"Eh, itu mau keluar, soalnya pakaian aku seperti ini tidak enak, malu nona," jawab Dino pada Nona dengan malu-malu.     

"Kenapa malu, aku kan istri kamu, masa kamu malu, apa kamu memang tidak suka dengan aku, apa kamu terpaksa menikah dengan aku ya," ucap Nona dengan wajah sendu.     

"Tidak, aku tidak seperti itu, maksud aku belum terbiasa," ucap Dino yang merasa tidak enak hati dengan apa yang dia katakan tadi.     

Dino pun akhirnya terbiasa dengan apa yang dia lakukan, dia bangun dan memeluk Nona dan mengecup keningnya.     

"Sudah maafkan aku ya, tunggu ya, aku ganti pakaian dulu ya," ucap Dino yang beranjak dan melepaskan pelukkannya.     

Dino akhirnya bisa membuat situasi lebih baik dia akan berusaha untuk tenang dan tidak merasakan degdegan karena pertama memiliki istri.     

Selesai mandi, dia langsung keluar dari kamar mandi dan melihat ke arah Nona yang sudah tidur. Nona tidur, sedangkan Dino tersenyum karena dia mendapatkan Nona dan bisa menjauhkan Nona dari Bram.     

"Aku harap, kamu bisa selalu bersama dengan aku dan aku bisa menjaga kamu dengan nyawaku," ucap Dino dan langsung naik ke ranjang dan tidur sebelah Nona.     

"Dino, kamu sudah tidur? Aku haus mau temani aku tidak?" tanya Nona ke Dino yang melihat istrinya yang sudah terbangun.     

"Aku temani ya, atau kamu tunggu di sini saja?" tanya Dino ke Nona dan di geleng kan oleh Nona.     

Dino tahu kalau Nona takut dan dia pun akhirnya harus pergi bersama Nona untuk ambil minum. Keduanya ke luar dan ambil air minum setelah itu mereka kembali ke kamar.     

"Terima kasih ya," ucap Nona setelah minum air dan tentu saja membuat nona tersipu malu karena Dino perhatian padanya.     

Dino mengusap air di bibirnya dan dia terus menerus mengusapnya dan tentu saja dia sudah siap bila malam ini malam pertama dengan Nona.     

"Kamu siap sayang, jika belum siap, maka aku tidak akan memintanya sayang," ucap Dino ke arah Nona dan meminta izin kepada Nona.     

"Iya aku siap sayang," ucap Nona kepada Dino dan dia tersipu dan menyembunyikan di dada Dino.     

Dino memeluk Nona, dia mengecup Nona dan mulai membacakan doa sebelum berhubungan suami istri. Setelah itu, Dino melakukan kewajibannya, dia melakukan tugas sebagai seorang istri.     

"Aku mencintai sayang, jika sakit katakan ya," ucap Nona kepada Nona dan saat ini dia mulai melakukannya dengan lembut dan tentu saja membuat Nona kesakitan karena sesuatu masuk dan menekannya di area yang sensitif.     

Keduanya larut dalam kemesraan dan keduanya menyatu satu sama lain dan Dino benar-benar menjadi suami yang sempurna karena mendapatkan cinta yang tulus dari istrinya, dia akan bertanggung jawab akan semuanya, dia akan selalu menjadi suami yang baik untuk istrinya ini.     

"Terima kasih sayang," ucap Dino saat keduanya mencapai klimaks dan Dino pun menyemburkan benihnya dia ke rahimnya.     

"Iya aku juga terimakasih, karena sudah menerima aku sayang, aku akan jadi istri yang baik dan menjaga nama baik kamu sayang," ucap Nona kepada Dino.     

"Iya sayang, kamu akan jadi istri yang terbaik untuk aku dan anak kita, aku yakin kamu akan menjadi istri yang terbaik sayang," ucap Dino yang mengecup kening Nona.     

Nona memeluk Dino, Dino mengambil pakaian dan meminta Nona untuk berpakaian. Keduanya akhirnya tidur saling berpeluk kan satu sama lain.     

Esok harinya, Dino bangun dan memandang Nona, bangun tidur melihat wanita tercantik membuat dia senang dan tentu saja hal yang dia harapkan selama ini.     

"Sayang, kamu kenapa memperhatikan aku hmm? Apa kamu tidak bosan memandang aku?" tanya Nona yang membuka matanya melihat Dino melihat dia.     

"Aku mau satu lagi sebelum bangun dan tidur," ajak Dino yang di tanggapi oleh senyuman malu dari Nona.     

Dino pun langsung bergerak melakukan penyatuan dan tentu saja dia tidak bisa menyia-nyiakan apapun dia akan terus mengempur Nona hingga Nona lemas dan sampai ke penyatuan terjadi, Dino lemas karena dia sudah berkali-kali melakukannya.     

"Ayo mandi, setelah itu kita solat bersama, untuk pertama kalinya kita harus solat bersama ya," ucap Dino kepada Nona dan di anggunkan oleh Nona.     

Nona dan Dino pun mandi bersama, selesai mandi keduanya solat untuk pertama sekali, mereka benar-benar pasangan yang serasi, setelah solat Dino memanjatkan doa agar dia dan Nona di lindungi dari bahaya apapun terlebih dia berdoa untuk keselamatan Nona agar terhindar dari Bram.     

"Sayang, aku senang kita bisa solat bersama, kita akan terus lakukan ini ya," ucap Nona kepada Dino.     

"Iya, kita akan selalu bersama saya, kamu jangan khawatir ya," ucap Dino yang mengecup kening istrinya.     

Dino dan Nona bersiap keluar dan di luar sudah ada sahabatnya dan yang lainnya. Dino yang baru keluar jadi sasaran Ian dan sahabatnya yang lain.     

"Eh, duh ada yang basah ini, duh berapa ronde ini?" tanya Ian kepada Dino yang tersipu malu.     

"Aku rasa sampai patah itu tempat tidur," ucap Paijo yang melirik ke arah Dino.     

Dino berdehem dan tentu saja dia tidak bisa berkata apapun, dia hanya senyum kecil dan tentu saja membuat yang lainnya tertawa melihat tingkah Dino.     

Nona yang melihat suaminya di godain hanya tersipu malu. Bibi Sumi menepuk pipi Nona dan senang akhirnya Nona bisa bersama dengan orang yang dia cintai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.