HE ISN'T MYBROTHER

Permainan Hot (Rachel)



Permainan Hot (Rachel)

0"Lon, lo kenapa? Kenapa bisa berantakkan gini pakaian lo?" tanya Regan bingung. Tapi, sahabatnya itu malah membalasnya dengan senyum melayangnya, bahkan kedua matanya masih tertutup.     

Regan yang tidak mendapat jawaban dari Delon, akhirnya ia memutuskan untuk turun, pindah ke tempat duduk belakang. Mengecek keadaan Delon.     

Regan mengguncang tubuh Delon, hanya untuk menyadarkan bossnya yang seperti orang sedang mabuk.     

"Ah.. Lo apa-apaan sih!" dengus Delon seraya menepis tangan Regan yang sedang memegang kemejanya.     

"Sadar, woy! Lo kesambet?" tungkas Regan.     

"Kita ke apartemen gue dulu. Gue nggak mungkin mulai kelas dengan keadaan kayak gini," perintah Delon tanpa menjawab pertanyaan konyol Regan.     

"Eh, bentar!"     

"Ya ampun Lon! Siapa yang bikin tato di leher lo? Gila ini sih, parah!" Saat Regan ingin keluar dari mobil, ekor mata Regan tidak sengaja menangkap tanda cinta penuh di leher Delon, yang entah dibuat siapa.     

Delon yang mendengar teriakan Regan langsung mengambil ponselnya yang masih berada di dalam saku celanannya.     

Delon menggeser ikon kamera depan, dan betapa terkejutnya Delon mendapati lehernya penuh dengan keganasan Rachel tadi.     

Namun, bukan hanya terkejut. Delon juga mengulas senyum tampannya, bahkan sekarang dia begitu senang dengan hasil prakarya Rachel.     

"Lo nyewa wanita mana, hah? Kenapa bisa seganas itu?" tanya Regan yang masih terkejut.     

"Lo ngomong kayak gitu lagi, gue potong gaji lo sebulan!" ancam Delon dingin.     

Regan yang merasa nyawanya berada di ambang jurang langsung beringsuk memohon ampun pada bossnya itu dengan menyatukan kedua buku tangannya.     

"Boss kok gitu sih? Gue kan becanda tadi," ucap Regan dengan nada manisnya.     

Tapi, Delon hanya diam tak peduli. Untung hari ini mood-nya sedang baik, jadi nyawa Regan hari ini terselamatkan.     

"Cepat ke apartemen," perintah Delon dingin.     

"Baik, Boss! Laksanakan!" Regan dengan cepat langsung berpindah ke tempat duduk depan, melajukan mobil sesuai perintah bossnya.     

Delon kembali mengulas senyumnya saat tangannya menyentuh kulit lehernya yang dihiasi tanda merah yang diciptakan Rachel.     

"Kak, jangan gini, dong!" dengus kesal Rachel saat tiba-tiba tangannya ditarik Delon untuk duduk di pangkuan Delon.     

"Kenapa? Dia boleh memelukmu, tapi aku tidak boleh menyentuh kekasihku!" sahut Delon yang tak kalah sengit dari Rachel.     

"Kan aku udah jelasin! Itu nggak sengaja, Kak." Rachel menatap tajam ke arah mata pria di depannya.     

"Dia sengaja. Aku tau itu!"     

Rachel menghela napas panjangnya, lalu menyentuh rahang tegas Delon dengan lembut.     

"Cemburu?" tanya Rachel dengan ulasan senyum di bibir merahnya.     

Delon yang melihat senyum Rachel seakan jiwanya meronta. Ingin sekali ia melahapnya hingga gadis yang berada di pangkuannya meronta memohon ampun padanya.     

"Jelas aku cemburu. Aku tidak pernah menginkan pria lain menyentuh calon istriku," balas Delon seraya mencebikkan bibirnya.     

Cupcupcupcup     

Rachel mencium seluruh wajah Delon dengan cepat, hingga membuat Delon menutup matanya.     

Rachel sangat gemas dengan wajah cemburu Delon yang sangat berputar terbalik dengan sikap dinginnya, jika di depan orang lain.     

"Kita selesaikan di rumah ya! Aku masih ada kelas," ucap Rachel manja sembari mengalungkan tangannya di leher Delon.     

Delon menyeringai senyumnya. "Moodku masih buruk. Kamu harus bertanggung jawab, Sayang," ucap manja Delon.     

"Bertanggung jawab?" Rachel mengulangi perkataan Delon dengan mengangkat satu alisnya. Delon mengangguk mengiyakan.     

"Cium aku," pinta Delon.     

"Kan tadi udah," sahut Rachel yang merasa sudah melaksanakan tugasnya.     

"Cium yang lebih, agar aku bisa melupakan pria itu!"     

"Seperti ini?" Rachel mengecup dengan lembut bibir tebal Delon, lalu di persekian detik Rachel mulai mendesak lidahnya untuk lebih memperdalam ciumannya.     

Delon yang tidak mau kalah, ia juga mengimbangi permainan gadisnya. Di selingi hela napas berat keduanya yang saling bertautan saat mereka tersengal kehabisan napas.     

Tanpa Delon sadari, Rachel telah berubah menjadi si ganas macan betina pada musim kawin.     

Rachel menyesap leher kekar Delon secara bergantian. Hingga Delon tanpa sadar mendesah merasakan lehernya sudah basah. Tangan Rachel meremas kuat kepala belakang Delon, sedangkan tangan satunya menahan bahu kekar Delon.     

"Ah... Sayang," desah Delon semakin menjadi-jadi. Tangan Delon tidak mau diam. Apalagi gerakan tubuh Rachel yang tidak bisa diam membuat tubuh bagian bawah Delon bereaksi.     

Tangan Delon mengulas lembut punggung Rachel yang masih tertutupi almameter.     

Tangan itu tanpa sadar telah masuk ke dalam balik baju Rachel. Dengan satu sentuhan pengait itu lepas, jemari Delon mulai mempermainkan puncak bukit Rachel, hingga sang pemiliknya terkadang melepas aksinya.     

Saat Rachel merasakan ada sesuatu yang mendesak di bawahnya, tiba-tiba Rachel menghentikan sesapannya di leher Delon. Kesadaran Rachel perlahan mulai tersadar. Ia tahu, pria itu mulai meminta lebih dari ini.     

"Kak, sudah, aku harus kembali. Mereka pasti akan curiga," kata Rachel mencoba menyadar Delon yang masih bermain pada kedua bukitnya yang membusung.     

Delon masih memejamkan matanya. Seakan enggan untuk menghentikan aktivitasnya saat ini.     

"Aku tidak peduli Sayang. Biarkan saja, itu malah akan lebih bagus. Aku tidak mau membuatmu menjadi wanita single. Kau harus tau, kau sudah menjadi milikku." Pinggul Delon semakin gencar mengulas-ulas di bawah sana.     

Rachel menahan perbuatan Delon yang semakin membuat Rachel melayang. Rachel harus menggigit kuat bibir bawahnya untuk tidak menuruti permintaan Delon yang satu ini.     

"Perusahaan papa sedang tidak baik. Lalu bagaimana jika papa tau hubungan kita?" Rachel masih mencoba menyadarkan Delon jika ini bukan waktu yang tepat.     

"Aku sudah membuat perusahaan papa perlahan pulih Sayang. Apa yang harus kamu khawatirkan, kita bukanlah sedarah, kamu masih mempunyai mertua," jelas Delon.     

Rachel hanya terdiam. Dia bingung harus menjawab apa.     

"Boleh ya, Sayang? Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Kamu sudah membuatku menggila!" tambah Delon, sekarang tangannya telah berpindah di bagian belakang tubuh Rachel merem*s kuat di sana.     

"Ini di mobil, Kak, mana bisa? Kak Regan pasti juga akan segera ke sini," ujar Rachel yang masih bisa menyadarkan pikirannya.     

Delon mengulas senyum seringainya. "Kita harus mencobanya Sayang. Pasti sensasinya berbeda," balas Delon tanpa tahu malu.     

Dengan cepat Rachel memukul dada bidang Delon. "Dasar tukang mesum!"     

"Aku hanya mesum denganmu Sayang." Delon kembali meraih bibir Rachel, melahapnya tanpa ampun. Bahkan entah sejak kapan pakaian Rachel telah terhempas di lantai mobil. Jemari Rachel juga telah bergerak untuk melepas kancing Delon tanpa melepas kemeja itu.     

"Jangan lama-lama, kamu selalu membuatku lelah!" seloroh kesal Rachel saat Delon telah memulai menyatukan dirinya.     

Delon tertawa terkekeh. "Kita bahkan belum memulainya Sayang. Kenapa kau sudah menawarnya?"     

Rachel mencebikkam bibirnya. "Aku hanya mengingatkan saja," ujar Rachel.     

Delon sangat gemas melihat wajah marah Rachel saat ini. Rachel selalu saja membuat Delon tidak bisa menempati janjinya.     

"Sebagai seorang pria perkasa aku tidak pernah bisa menempati janjiku, jika dia meminta lebih Sayang. Kamu, hanya perlu menikmati, biarkan aku yang bekerja keras," kata Delon di sela-sela aktivitasnya.     

Rachel yang tidak terima langsung mencubit kedua pipi tegas Delon. "Enak saja!" Delon hanya membalas dengan kekehan. Lalu mencium bibir Rachel sekilas.     

"I love you Sayang."     

"I love you too, Kak."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.