HE ISN'T MYBROTHER

Ketika Batin Istri Berkata



Ketika Batin Istri Berkata

"Kak Delon mau ke manaaa?!" teriak Rachel sekencang mungkin, tapi lelaki itu tidak mendengarnya. Dan masih saja mengayunkan langkah bersama dengan Dessy yang lebih paham akan lokasi dari hotel tersebut.     

Bagaimana bisa suaminya malah mengiyakan ajakan dari wanita itu yang jelas-jelas Delon tidak mengenal sama sekali. Biasanya Delon akan langsung menolak. Tapi, kenapa kali ini dia malah menyetujui ajakan dari Dessy?     

'Kenapa, sih, kak Delon segampang itu nerima ajakan dari kak Dessy ... padahal aku udah peringatin kak Delon,' batin Rachel meremas garpu yang berada pada tangannya sedaritadi. Sorot matanya membara saat melihat Delon yang tidak mau menurut pada ancaman Rachel.     

Aster yang tidak mengetahui apa pun dari perubahan sikap Rachel hanya bisa menikmati makan dengan senyum lebar yag mengiringi, karena kehadiran Delon sudah tidak lagi mengganggu kebersamaan mereka dan kini meninggalkan Aster dan Rachel hanya berdua saja.     

"Chel, ini enak banget. Lo harus cobain yang ini ..." ucap Aster yang ingin menyuapi Rachel, namun dengan perasaan masih kesal, Rachel mendorong paksa garpu yang tadi berada di depan mulutnya.     

"Gue udah kenyang. Lo makan sendiri aja," tolak Rachel dengan nada ketusnya.     

Penolakkan Rachel tidak berarti apa pun, bahkan nada ketus itu masih terdengar mempesona di gendang telinga Aster. Lelak muda itu terpaksa mengembalikan suapan ke dalam mulutnya, mengunyah dengan menatap keberadaan perempuan cantik yang sekarang sedang mengaduk-ngaduk sayurannya saja. Sungguh begitu sempurna malam yang dingin ini, gumam Aster.     

"Kak Aster, gue mau tanya, kak Dessy itu udah punya suami, belum?" tanya Rachel yang langsung membuat Aster tersedak dan langsung mengambil air minum dengan cepat.     

Aster tertawa terbahak, ia meletakkan gelasnya dengan perlahan. Lalu kembali menatap sang pujaan hati yang terlihat masih menunggu jawaban itu darinya. Mungkin adegan ini agak berlebihan, tapi Aster juga tidak bisa menahan tawanya.     

Lelaki muda itu menggeleng ke arah Rachel, lalu perlahan membuka mulutnya. "Kenapa, lo takut kakak lo suka sama istri orang gitu?" tanya Aster yang membuat Rachel tertawa canggung. Ia bahkan tidak sampai berpikiran seperti itu, malah yang menjadi pusat pikirkan Rachel adalah Dessy yang terlihat akan menggoda suaminya.     

"Kak Dessy nggak punya suami. Tenang aja! Gue jamin seratus persen buat lo yang cantik. Gue antara percaya atau nggak, ya, semua lelaki yang diputus sama kakak gue pasti berakhir frustasi. Gue liat sendiri ..."     

"Tapi, emang kakak gue tipe orang yang selalu bosan satu langsung cari yang baru ... jadi, sekarang memang lagi cari yang baru seperti pak Delon, semoga mereka berjodoh deh, biar gue nggak pusing," jelas Aster yang langsung membuat Rachel mendirikan tubuhnya menatap nyala pada Aster yang masih sibuk menyeruput jus apelnya.     

"Mau ke mana Chel?"     

"Kamar mandi, di mana, Kak?" jawab Rachel yang langsung ditunjukkan Aster arah kamar mandi itu di mana.     

"Lurus aja, nanti lo belok kiri," kata Aster yang langsung diangguki Rachel paham.     

"Kalo ada apa-apa teriak aja! Pasti gue bakal ke sanaaa!" teriak Aster yang hanya diangguki Rachel sekali lagi dari jarak yang sedikit jauh.     

Rachel ingin mendinginkan pikiran yang sudah berpikiran ke mana-mana, entah kenapa ia tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan oleh Aster. Ia merasa Dessy memang sengaja mengajak dan ingin membuat Delon bisa menghabiskan malam bersama.     

"Huh, gue nggak tau lagi sama pikiran gue ... kenapa gue curiga sama kak Dessy," monolog Rachel pada dirinya sendiri seraya mengayun langkah menuju ke arah kamar mandi yang tadi ditunjukkan Aster tadi.     

Belum juga kaki Rachel sampai pada kamar mandi yang sedikit lagi sampai. Kedua mata coklatnya tiba-tiba menemukan Delon dan Dessy yang sedang berdiri bersama di depan kolam renang sedang mengobrol begitu akrab. Tapi, yang paling membuat Rachel harus menggertakkan deretan gigi rapinya adalah tangan Dessy yang diam-diam ingin menyentuh punggung kekar Delon. Seketika kedua mata Rachel berkilat tajam.     

"Duh, emang gue nggak bisa percaya sama wanita uler yang satu itu!"     

Suasana malam dingin dan menusuk dengan suasana yang begitu romantis, tapi semua itu tidak membuat hati Rachel tenang. Hati dan pikiran Rachel begitu gusar melihat tangan Dessy yang sedikit lagi akan menyentuh punggung kekar itu.     

"Pak Delon, sibuk apa akhir-akhir ini ... sepertinya Anda terlihat terlalu lelah," ucap Dessy dengan menggoyangkan gelas berkaki yang berisi cairan merah pekat kini berada di tangan Dessy dengan perlahan melancarkan rencananya. Berharap, jika, Delon akan segera meminum minuman yang kini berada di genggaman lelaki tampan itu. Karena Dessy telah menyuruh pelayan untuk memasukkan obat dengan dosis tinggi di dalam sana.     

Dessy ingin menikmati bagaimana tubuh kekar itu membuat dirinya terkapar di bawahhnya dan bisa melihat Delon yang bermandikan peluh dengan Dessy. Hanya dengan setuhan yang ia lakukan, pasti Delon akan segera menginginkan dirinya.     

"Hanya biasa, pekerjaan kantor, tidak ada yang spesi—" Delon ingin meminum minumannya tapi, tia-tiba suara dari belakang mengejutkan dirinya dan membuat Delon dan Dessy membalikkan tubuh. Namun, berbeda dengan Delon, Dessy meremas kedua buku tangan mendapati rencanya yang gagal total.     

"Kakak!" seru Rachel dengan menghentakkan kakinya sudah berdiri di belakang mereka berdua. Sehingga dengan cepat tangan Dessy ia turunkan, sebelum sampai menuju ke punggung Delon.     

Delon membulatkan matanya melihat Rachel yang sudah menangis dengan menggegam buku tangan di kedua sisi.     

"Ada apa, Sayang? Kenapa menangis?" Delon mengayunkan langkah ke arah Rachel, langsung memeluk tubuh ramping itu, mengusap lembut kepala belakang istrinya. Isak tangis Rachel semakin terdengar. Hingga tanpa sadar di sana juga Aster yang melihatnya. Karena merasa aneh dengan kepergian Rachel yang sudah terlalu lama dan tidak kunjung kembali.     

'Sial! Mengacaukan rencana gue aja. Kalo gue bisa jadi kakak ipar lo, gue pasti lo nggak akan selancang itu buat meluk-meluk Delon,' batin Dessy yang sudah merasa kesal melihat adegan romantis di depan matanya.     

Suara berlari seseoarng semakin terdengar mendekat, namun Delon dan Rachel tidak merasa terganggu. Mereka masih saling memeluk dengan erat.     

"Rachel, lo kenapa?" Suara itu membuat Delon menaikkan wajahnya, melesatkan sorot mata tajam ke arah Aster. Seharusnya pertanyaan ini ditempatkan kepada pemuda itu. Kenapa Rachel bisa menangis, apa yang dilakukannya pada Rachel hingga seperti ini.     

"Kalo bukan kau yang melakukan ini ... lalu siapa? Beraninya malah berrtanya, dan membuat Rachel menangis!"     

Aster ternganga mendengar apa yang dikatakan Delon. Ia bahkan tidak melakukan apa pun yang membuat Rahel menangis seperti ini. Menyentuh saja tidak, lalu apa yang dilakukanya?     

"Mungkin Rachel hanya kelelahan ..."     

"Aster tolong bawa Rachel ke kamar, mungkin dia ingin beristirahat," perintah Dessy yang langsung membuat Rachel mendirikan kepalanya melihat Aster yang sudah perlahan akan mendekat ke arahnya sesuai dengan perintah Dessy.     

"Jangan mendekat! Jangan pernah menyentuh istriku!"     

"Ha is—istri ... Rachel dia?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.