HE ISN'T MYBROTHER

Pengusiran Delon Dari Rumah



Pengusiran Delon Dari Rumah

0Delon bukan pria bodoh yang akan merelakan perempuan yang ia cintai direbut pria lain, meskipun pria itu belum memajukan langkahnya. Namun, Delon tidak akan mengambil resiko.     

Pintu ruang kerja Jeno sudah terbuka lebar, seakan seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut telah menyambut, meskipun hanya harapan Delon semata.     

Delon memantapkan langkahnya.     

Ia sudah siap menerima kemungkinan terburuk dari semua keputusan gantle sebagai seorang pria dewasa yang ingin memiliki keluarga kecil pula.     

Hidup menua bersama orang yang ia cintai.     

Delon menatap dalam Rachel sebelum langkahnya semakin mendalam.     

Perempuan itu hanya mengulas senyum simpulnya. Tarikan garis simpul Rachel seakan menguatkan hati Delon. Pria tampan itu mengangguk mantap. Melanjutkan kembali keputusan hebatnya.     

"Hei, kalian dari mana saja?" tanya Jeno antusias. Jeno sebenarnya ingin menanyakan tentang Ryan pada Delon.     

Pertanyaan itu seakan menyambut ketegangan bercambur keberanian Delon. Lidahnya sudah siap untuk merangkai niat baiknya mengikat putri kandung Jeno.     

"Pa, aku ingin bicara serius ...,"     

"Mungkin ini tidak pernah Papah sangka. Tapi, aku tidak pernah main-main dengan perasaanku." Delon berdiri di depan Jeno.     

Jeno menaikkan satu alisnya menatap heran pada putra angkatnya itu.     

Jeno hanya ingin menanyakan tentang niatan perjodohan Racheldengan adik tiri Delon, kenapa malah mengatakan kalimat yang Jeno tidak pahami seperti ini?     

Sedangkan Rachel, ia berdiri di belakang Delon. Seperti perintah Delon tadi. Tunggu di sana, hingga Delon sendiri yang meraih tangan Rachel untuk membawa perempuan cantik itu pergi.     

"Apa maksudmu, Boy! Kau ini, selalu berkata yang tidak Papamu pahami. Katakan yang jelas," balas Jeno yang masih belum paham.     

Delon memutar kepalanya ke arah Rachel. Rachel mengangguk pelan. Lalu, Delon kembali menatap pria paruh baya di depannya.     

"Aku ingin menikahi Rachel, Pah. Aku ingin hidup dengan Rachel selamanya." Jeno tersentak. Tubuh tuanya tanpa sadar hampir terhuyung kebelakang. Tak percaya.     

Jeno begitu terkejut dengan apa yang ia dengar barusan. Pria kecil yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang telah menusuknya.     

Mencintai putri Jeno sendiri danberniat membawa pergi. TIDAK BISA.Itu tidak akan terjadi!     

"Jangan bercanda, Lon. Itu adikmu sendiri. Kamu tidak bisa mengatakan itu!" seloroh Jeno kekeh menolak apa yang ia dengar tadi.     

"Aku tidak bercanda, Pa ... Aku telah mencintai Rachel sejak kecil. Akulah yang melindunginya, aku juga yang merawat dia. Aku mencintai Rachel ...,"     

"Aku tidak pernah menganggap Rachel sebagai adikku. Aku menganggapnya adalah seorang perempuan dewasa," sambung Delon yakin.     

Jeno menahan emosi, rahangnya berubah tegas, dan begitupula kepalan kedua tangan Jeno yang sudah siap untuk menghantam wajah tampan Delon.     

Ini semua omong kosong! Jeno menyangkal dalam hati.     

Jeno masih tidak percaya semua ini. Anak yang ia besarkan, telah lancang mencintai putrinya.     

"Kami saling mencintai, Pa. Aku mohon re ...," kalimat Delon terpotong.     

BUGH     

BUGH     

Dua pukulan melayang bebas pada wajah Delon. Delon tersungkur keras menahan sakit, sembari menatap sendu pada pria paruh baya yang menatapnya penuh kebencian.     

"Di mana rasa hormatmu padaku! Tidak ada rasa terima kasih! Kau mencintai putriku, di saat pria tua ini berjuang menghidupimu sampai kau lupa diri, Delon!" kelakar Jeno yang telah keluar dari batas kesabarannya.     

Jeno adalah seorang ayah yang sangat possesif terhadap putrinya.     

Ini adalah kewajaran dari semua ayah, meskipun Delon bukanlah anak kandungnya. Tapi, ini tidak dibenarkan.     

Jeno bahkan tidak tahu perbuatan apa yang sudah putri kandung dan anak angkatnya itu telah lakukan di belakang dirinya selama ini.     

Perbuatan saling mencintai Rachel dan Delon sangat mencoreng wajah Jeno. Memalukan.     

Rachel berlari menghampiri kekasihnya yang tak berdaya di bawah kaki tegas seorang Jeno. Ia hanya ingin melindungi Delon dari amukan besar Jeno.     

"Berdirii kau! Apa ini rasa terima kasihmu?!" Jeno mengangkat dagu Delon dengan kasar. Menatap membunuh ke arah pria berbeda usia itu.     

Rachel memegang tangan Jeno. Ia ingin melepaskan cengkraman kuat Jeno dagu Delon.     

Delon terlihat menahan kesakitan pada tulang dagunya.Ia tidak mau membalas semua perlakuan Jeno.     

"Pah, hentikaan! Kak Delon kesakitan ... jangan lakukan ini lagi. Kumohon...." Air mata Rachel sudah meluru deras, hingga wajahnya basah dengan kelopak mata yang mulai membesar.     

Jeno bergeming. Ia juga terluka melihat putrinya malah membela pria yang tidak tahu diri akan belas kasihnya selama bertahun-tahun ini.     

"PAPA HENTIKAN... KUMOHON!" Rachel berteriak sekali lagi, sekuat tenaganya untuk menghentikan Jeno.     

Delon seakan tak berdaya dalam remasan mematikan Jeno yang akan melumat habis tulang wajahnya.     

Teriakan Rachel itu terdengar hingga lantai bawah, hingga membuat Martha dan Bi Rina begitu terkejut dan langsung berlari ke arah pusat suara putrinya.     

"Nyonya jangan berlari! Ini tangga, bahaya!" Bi Rina memperingatkan Nyonya-nya itu, karena Martha berlari tanpa memperhatikan anak tangga yang dilalui di setiap langkah.     

"Ini pria yang kamu bela, Rachel!?" Jeno menghempas kasar tubuh Delon karena mendengar teriakan dari Rachel yang sangat menyakiti hatinya.     

Putri manjanya, putri yang selalu ia anggap sebagai putri kecil meskipun umur Rachel telah masuk ke dalam usia dewasa, telah melawan dirinya.     

Namun, Jeno tidak mau jika Delonyang menjadi pasangan putrinya.     

Rachel memeluk kuat tubuh Delon yang terlihat sangat menyedihkan. "Aku mencintai Kak Delon, Pah. Semua yang dikatakan Kak Delon benar."     

Jeno berdecih. Ia masih tidak mau memahami cinta yang salah di antara Rachel dan Delon.     

Sedangkan Martha terpaku melihat dan mendengar sendiri apa yang dikatakan putrinya itu. Hati Martha seakan dilempar batu yang sangat besar mendengar kenyataan hubungan kedua anaknya.     

"Menjauhlah. Aku tidak apa-apa." Delon mengulurkan tangannya mengusap lembut wajah Rachel yang semakin basah karena air matanya yang tidak ada habisnya.     

Rachel menggeleng. Tangannya ikut memegang punggung tangan Delon yang berda di wajahnya. "Aku tidak mau. Aku ingin di sini bersamamu, Kak."     

Jeno mengulas wajah tuanya dengan kasar, lalu menundukkan tubuhnya. Tangan Jeno terulur untuk menarik tangan putrinya untuk menjauh dari Delon.     

"Pah, kumohon, jangan kasar dengan Rachel," mohon Delon saat melihat perempuannya mengernyit kesakitan.     

Jeno bergeming. Ia hanya ingin membawa putrinya menjauh dari anak angkat yang tidak tahu diri seperti Delon, pikir Jeno.Tanpa bermaksud menyakiti Rachel.     

Martha berlari ke arah Jeno dan Rachel. Tangannnya dengan cepat memutus pegangan tangan Jeno pada lengan tangan Rachel.     

"Kau bahkan tak layak dipanggil seorang Papah!" Martha berhasil memisahkan tarikan kuat Jeno pada tangan Rachel.     

"Mamah...," panggil lirih Rachel. Martha hanya menatap putrinya, lalu memutar kembali pandangannya ke arah Jeno yang menggeram kuat melihat Martha yang menentang keputusannya.     

"Aku tidak pernah melihatmu sekasar ini ... apalagi dengan putrimu sendiri. Apa kamu sudah gila, Pah?!"     

"Lihat mereka berdua." Jeno menunjuk ke arah Delon dan Rachel tajam.     

"Mereka yang telah membuatku gila! Mereka menjalin hubungan di saat kita dengan gampangnya memberi suapan kepada mereka."     

"Apa salahnya jika mereka menjalin hubungan ... Delon juga telah menemukan Dinu. Lalu letak kesalahan dia di mana?"     

Jeno meremas kedua buku tangannya, ia sebenarnya tidak mau mengatakan ini. Tapi, apa boleh buat. Keadaanlah yang mengharuskan ini terjadi.     

"Dia belum diakui Dinu ... Dinu masih mengakui jika putranya hanya satu, yaitu, Ryan!"     

"Kitalah yangmengakui dia di depan seluruh orang. Bagaimana cara kita menjelaskan semua ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.