HE ISN'T MYBROTHER

Siapakah Cabe Muda?



Siapakah Cabe Muda?

0"Jangan deket-deket seperti ini, Adik kecil. Lo bisa membuat kita terbunuh berdua. Mati konyol!" ucap Regan dengan menggeram menekan setiap katanya, melirik tajam ke arah perempuan yang berada di samping yang sedaritadi menggelayuti lengan tangan kekar Regan seperti ulat bulu.     

Regan benar-benar tidak habis pikir, padahal tadi ia baru saja memuji Sellyn begitu terlihat mempesona di mata Regan saat mendengar kalimat dewasa keluar dari mulutnya. Regan benar-benar kagum, bahkan melupakan sosok mengesalkan pada diri Sellyn selama ini.     

"Jangan cemas, Abang. Kita akan mati bersama 'kan? Gue sih ngga masalah, nikah di surga juga ngga apa-apa," sahut Sellyn dengan tidak tahu malunya. Urat malu Sellyn sudah ia buang jauh-jauh semenjak bertemu dengan Regan pertama kali.     

Kini kalimat Sellyn membuat Regan mendelik, menatap tak percaya dengan apa yang ia dengar dari perempuan di sampingnya. Mana ada menikah di surga, memang sudah gila perempuan muda yang satu ini, pikir Regan dengan mendengus kesal.     

"Menikah sono sama akar pohon. Gaji aja belum keluar bulan ini, ngajak nikah di surga," gerutu Regan yang langusng dijawabi dengan tawa kecil yang keluar dari mulut Sellyn.     

"Hehehe. Suruh siapa dulu boong kalo udah punya istri. Sekarang masih jomblo, yah... Sellyn pepet terus dong. Siapa tahu jodoh ..."     

"Eh, ralaat harus jodoh!" Selly menutup mulutnya, lalu menoleh ke arah Regan tersenyum gigi kelinci.     

"Amit-amit!"     

Kini mereka berdua dalam perjalanan menuju ke apartemen Delon. Mereka harus datang ke sana karean perintah Delon yang sudah berada di sana terlebih dulu. Dengan usaha Delon yang dapat mengelabuhi anak buah Jeno sehingga membuat Delon dan Rachel terbebas dengan begitu mudah.     

Regan sudah mengatakan, jika Delon bukan orang yang bisa dianggap enteng untuk bisa menghadapi lelaki itu. Berapa pun Jeno mengelurakan anak buahnya, Delon pasti akan lolos dengan caranya sendiri. Entah itu dengan cara gila sekali pun.     

"Abang Re, bagaimana pak Delon bisa keluar dari anak buah om Jeno? Padahal mereka semua menempati setiap sudut di kampus 'kan? Gue benar-benar ngga habis pikir," kata Sellyn dengan menggeleng.     

Ia masih bingung Rachel dan Delon bisa lolos dari pantauan anak buah Jeno dengan cara seperti apa. Sedangkan Sellyn dan Regan yang tidak berada di dalam kampus harus merubah penampilan mereka bertukar peran terlebih dulu untuk mengambil mobil Sellyn yang telah terparkir di pinggar jalan di antara gedung kampus yang berdekatan.     

Sellyn sudah memperkirakan, jika Regan akan lari ke arah gedung kosong di balik kampus dengan pembatas tembok tinggi dengan permukaan yang begitu kasar. Sehingga tidak ada yang bisa lolos dari tembok tinggi itu. Sellyn juga begitu heran kenapa Regan bisa lolos dan selamat melewati tombok tinggi itu tanpa luka sedikit pun.     

Apakah Regan jelmaan batman?     

"Udah gue bilang dari awal, cabe muda ... jangan panggil gue 'Abang' ..." greget Regan, begitu gemas kesal.     

"Ngga usah lo pikirin. Cabe muda kayak lo, tugasnya cuma belajar sama makan yang banyak. Urusan kayak gini nggak perlu lo pikirin. Yang harus lo pikiran sekarang, kapan mau ngelepas tangan lo, ha?" Regan melirik tajam ke arah lengan yang masih bergelayut jemari lentik Sellyn.     

Sellyn mencebikkan bibir tipis merah merona, ia tidak peduli dengan perkataan Regan, masih semakin menggelayut mesra. "Cabe muda terus. Abang tau ngga artinya cabe muda? Cih, kalo tau pasti ngga mau lepas dari Sellyn kayak pak Delon yang terpesona dengan perempuan lebih muda kayak Rachel ..."     

"Abang, juga pasti akan sama kok sama pak Delon nasibnya ... tergila-gila sama Sellyn," sambung Sellyn dengan mengulas senyum cantiknya.     

Regan yang masih memfokuskan laju mobilnya hanya berdecih menanggapi ocehan Sellyn. Ia memang tidak pernah sama sekali tertarik kepada perempuan muda seperti Sellyn, apalagi sampai jatuh cinta, tidak ada di kamus seorang Regan. Itu seperti seseorang akan mengangkat gunung dengan satu jari. Sangat mustahil sekali. Regan lebih memilih wanita sewaan yang lebih memberikan kenikmatan ranjang untuknya tanpa mengingat suatu komitmen.     

"Lo emang cabe muda yang belum mateng. Apalagi artinya kecuali itu? lo, tuh ngga cocok suka sama lelaki berumuran lebih tua dari lo. Mending pacaran aja sama temen sekampus lo, itu lebih pantas. Jauh-jauh, dari gue." Regan mengibas-ngibaskan lengan tangan kekarnya hingga membuat kaitan tangan Sellyn terlepas dengan paksa.     

Sellyn langsung melipat kedua tangannya, menoleh ke arah Regan yang sepertinya terlihat bahagia saat sudah terlepas dari Sellyn.     

'Ck. Segitu bahagianya, ha? Abang, jangan seneng dulu, Sellyn masih mempunyai rencana lainnya,' batin Sellyn.     

"Cabe muda bisa ngalahin cabe merah tau! Bahkan cabe muda lebih pedas dari yang Abang pikir," celoteh Sellyn dengan masih memandang Regan dari samping.     

Regan berdecak dengan apa yang didengar. Setahu Regan cabe muda akan lebih membebankan hidup Regan yang sudah berat akan tugas dan perintah Delon padanya, kini ditambah harus menghadapi sikap tidak dewasa dari perempuan muda seperti Sellyn.     

"Lo, bercanda? Di mana-mana pria dewas nyari yang udah dewasa juga, terkecuali Delon. Dia sudah jatuh cinta sejak kecil dengan Rachel. Kalo gue sama dengan—"     

Eh? Apa-apaan ini?     

Regan mendelik saat Sellyn mengarahkan paksa tangan kekar Regan menunju ke dadanya yang tak kalah jauh dari ukuran Rachel, tapi masih bisa dikategorikan mempesona.     

"Apa cabe muda kayak gini? Abang bisa rasain 'kan? Gue udah bisa lebih pedas dari cabe milik Abang lho?" Sellyn masih menahan tangan Regan yang berada di depan dadanya yang berukuran besar dan itu terasa di buku tangan Regan.     

Tiba-tiba fokus menyetir Regan terganggu dengan kedua malaikat yang tiba-tiba muncul dengan figure yang selalu terlihat saat film-film. Malaikat jahat menyuruh Regan untuk meremas benda kenyal, lembut itu, dan menikmati. Sedangkan malaikat baik menyuruh Regan untuk segera melepaskan karena melihat usia Sellyn yang masih terlalu muda.     

"Lo jangan gila!" Regan menarik kasar tangannya yang berada di dada Sellyn. Sedangkan Sellyn hanya terkekeh melihat respon yang diberikan di mulut Regan tidak sesuai dengan wajahnya.     

"Besar 'kan? Gue 'kan sudah bilang, Abang pasti mikir jorok sama Sellyn. Hahaha."     

'Sialan nih bocah,' batin Regan mendengus kesal.     

***     

Di apartemen.     

Delon masih terfokus pada layar laptopnya bersender pada punggung ranjang. Sedangkan Rachel memilih untuk membersihkan seluruh tubuh yang sudah sangat lengket, gatal karena ide gila Delon serta rambut palsu yang ia pakai seharian ini.     

"Apa sudah cukup? Kurasa belum ... biarkan saja berkembang pesat, baru membuat papa Jeno terkejut," gumam Delon lirih.     

Delon melihat sebesar apa saham yang diam-diam sudah ia tanam di perusahaan Jeno yang nantinya akan menjadi senjata pamungkas untuk Delon. Bukan ia tidak ingin berdamai dengan Jeno, tapi keadaan yang memaksa semua ini. Apalagi sekarang Delon sudah mengetahui keberadaan Antoni diam-diam menyerang anak cabangnya yang berada di Miami, Florida.     

Beruntung Delon memiliki sitem pertahanan yang luar biasa. Saat bibir Delon menerbitkan senyum seringai menatap layar laptop, bau harum menyerebak di sekitar, hingga membuat Delon menutup kasar laptoptnya.     

"Aku tadi membawa seorang teman kencan lelaki 'kan? Kenapa sekarang jadi secantik ini, hem?" Delon menarik pinggang Rachel yang sedang asik menatapnya dengan malu.     

"Aku bisa menjadi keduanya, kalo kamu mau," balas Rachel dengan mengalungakn kedua tangannya di leher Delon.     

"Jangan menggodaku. Keduanya itu tak akan bisa lari dariku, kau tau itu kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.