HE ISN'T MYBROTHER

Selamat Datang Junior Delon



Selamat Datang Junior Delon

0"Tenang dulu. Lo harus jadi pemimpin di meeting ini ... ini bukan meeting yang sembarangan. Kita ngelibatin perusahaan-perusahaan yang begitu terpandang. Mereka akan menambah keuntungan untuk perusahaan kita. Lo har—"     

"Iya-iya, tau! Lo cerewet banget. Gantiin gue dulu, gue mau lihat kondisi Rachel dulu, baru nyusul. Gue juga udah bawa satu suster untuk jaga Rachel di sini selama gue mimpin rapat," jawab Delon dengan wajahnya yang gusar.     

Sebenarnya ia tidak ingin memimpin meeting itu. Ia terlalu bosan dengan meeting seperti itu, biasanya juga Regan yang selalu menggantikannya. Tapi, karena ini adalah proyek besar dalam negeri Regan harus menyerahkan ini kepadanya. Regan tidak bisa sepenuhnya mengambil alih.     

Dan tentu jawabannya sesuai dengan permintaan Regan. Delon akan ke sana, jika ia sudah mengetahui kabar istrinya.     

Regan mengulas senyum sumringah mendapati jawaban dari Bossnya begitu memuaskan untuk dirinya. Tapi, Delon hanya membalas dengan menaikkan sudut bibir ke arah senyum itu.     

Tidak berapa lama pintu kamar terbuka dengan perlahan, lalu menampakkan tubuh suster dengan memakai pakaian serba putih dengan topi di atas kepala yang menjadi ciri khasnya.     

Delon yang melihat itu dengan cepat langsung melajukan langkah. Tak peduli lagi dengan Regan yang berada di belakangnya.     

"Bagaimana kondisi istriku? Apa separah itu demamnya? Apa perlu dibawa ke rumah sakit?" berondong pertanyaan dari Delon yang membuat suster itu mengulas senyum ramahnya. Ia sudah biasa menghadapi suami dengan tingakat kecemasan seperti Delon. Tapi, ia tidak percaya, jika lelaki setampan Delon bisa merasa cemas dengan begitu sangat terhadap istrinya.     

'Mereka memang pasangan yang begitu cocok,' batin sang suster.     

"Apa kau tuli? Aku tanya bagaimana keadaan istriku, bukan kau malah tersenyum!" sungut Delon yang semakin membuat suster itu menggeleng geli mendapati respon yang diberikan sang Tuan.     

Regan dengan cepat berlari kecil langsung menyentuh bahu kekar itu untuk menormalakan emosi dari Delon. Lelaki yang memunggunginya saat ini selalu menyelesaikan apapun dengan emosi terlebih dulu. Maka dari itu ia harus selalu di samping Delon untuk menjernihkan otaknya.     

Delon mulai tersadar dengan sikapnya yang berlebihan karena tepukan pada bahunya dari Regan. Lelaki itu menekan kening, lalu menunduk untuk mengatakana dengan emsosi.     

"Katakan bagaimana kondisi istriku, apa aku perlu membawa ke rumah sakit?" tanya ulang Delon dengan nada pelan.     

Suster itu mengangguk pelan. "Ini ada kabar membahagiakan untuk Tuan dan Nyonya ... tapi, demi menjaga normal kesantunan. Silahkan lebih detail tanyakan kepada dokter Sanjaya, Tuan Delon."     

Delon menaikkan kedua alis mendengar apa yang dikatakan oleh suster tersebut. "Kabar bahagia?" ulang Delon yang tiba-tiba terdengar suara dari belakang tubuhnya.     

"Apa Rachel hamil?" celetuk Regan yang membuat Delon melebarkan mata dengan berbinara, jika benar ia akan menjadi seorang papa dari darah dagingnya sendiri.     

"Silahkan tanya dokter untuk lebih jelasnya," ucap Susterr tersebut dengan ramah seraya melebarkan pintu masuk kamar dan langsung disambut Delon dengan berlari bersemangat. Ia sudah tidak sabar lagi mendengar berita yang dikatakan Regan benar atau tidak?     

Lelaki itu akhirnya sampai di samping Dokter kepercayaannya dengan cepat Delon memegang kedua bahu Dokter berbadan gembul itu, untuk meminta jawaaban yang sudah ia tunggu.     

"Dokter, katakan sekarang, apa yang terejadi pada tubh istriku? Lalu yang dikatakan kabar bahagia apa?" tanya berondong Delon kembali hingga membuat Dokter dan Suster tersebut saling menoleh dengan mengulas senyum.     

Dokter Sanjaya mengulurkan tangan di depan Delon dan sontak membuat lelaki itu hanya mengulurkan tangannya tanpa tanpa tahu apa arti dari jabatan tangan teersebut.     

"Apa maksudnya, Dok?"     

"Kau jangan membuatku bertamabah pusing."     

Dokter Sanjaya mengulas senyum bahagia atas perubahan status seorang Delon. "Selamat, Tuan. Anda akan segera menjadi orang tua. Nyonya Rachel sedang mengandung dengan usia kandungan yang begitu muda ... tiga minggu. Tolong untuk dijaga, jangan biarkan banyak pikiran. Saya telah memberikan vitamin ..."     

"Suster akan merawat Nyonya sampai keadaan sudah kuat dan pulih," sambungnya yang hanya diangguki Delon dengan tatapan kosong seraya mengulas senyum haru. Air mata Delon tanpa sadar menitih membasahi wajah tegas itu. Hingga membuat Regan ikut menyeka sudut matanya yag juga basah dengan menggunkan dasi coklat tuanya.     

"Selamat, Bro! Lo udah jadi seorang ayah. Berarti, kita nggak bisa ke club bareng, dong," ucap sedih Regan yang langsung di mendapat tatapan tajam dari Delon.     

"Kapan gue ikut lo ke club? Jangan ngaco!" dengus Delon yang membuat Regan langsung menerbitkan senyum sumringahnya kembali.     

"Becanda! Lah, lo jadi baperan." Rachel mulai memutar tubuh ke arah Rachel yang sedang tertidur dengan pulas tanpa ada gangguan lagi. Tapi, Delon langsung menajamkan lagi kedua matanya ke arah Delon yang sudah menunduk ke arah wajah istrinya.     

"Lo mau apa di sana, ha? Cepat pergi!" usir Delon yang membuat lelaki berkaca mata bening itu mengkerutkan dahinya. Setelah mendengar apa yang dikatakan dokter Sanjaya. Jelas Regan memberi Rachel selamat. Lalu apa lagi?     

"Ngasih selamat, Boss. Kenapa malah diusir, sih? Pamali tau kata orang tua dulu ... lo sih ibunya blasteran, jadinya nggak tahu," sungut Regan yang kembali menurut pada Delon. Ia tidak jadi memberi selamat. Seperti suami bucin itu akan mewakilinya memberi selamat.     

Delon bergeming dengan jawaban Delon, ia mengayun langkah ke arah Rachel dan perlahan mendekatkan diri. Sebelum ia menyentuh wajah perempuan yang sedang tertidur di atas tempat tidur itu, Delon sudah kembali menoleh ke arah Regan yang membingkai wajah lelaki berkaca mata itu sendiri dengan wajah memerah.     

"Lo mau tetap di sini? Nanti gue ke ruang meeting. Lo nggak usah khawatir ... cepetan lo pergi dari sini!"     

Regan mendengus mendengar pengusiran yang sudah sekian kali terdengar di telinganya. Membuat Regan terpaksa meninggalkan ruangan ini. Padahal ia ingin melihat perwujudan Romeo dan Juliet itu dalam kehidupan nyata.     

"Iya-iya, pergi dasar Boss serakaahh!" teriak Regan yang membuat Delon menyumpah serapah sahabatnya itu. Leaki berkaca mata bening itu selalu membuat Delon ingin melempari Regan dengan ribuan granat dan membombardirnya dengan peluru panas.     

Delon mulai kembali menatap wajah cantik istrinya yang terlihat begitu pucat dan lemas. Bahkan harus diberi selang infus. Calon juniornya memang sedikit nakal dalam pengenalannya di perut ibunya.     

Delon mengarahkan tangannya di perut rata Rachel. Mengusapnya dengan begitu lembut dan penuh perasaan. Janin itulah yang akan berkembang menajdi penerus Delon.     

Cup     

Lelaki itu mencium lembut pada kening Rachel, lalu mendekatkan bibirnya tepat di depan telinga perempuan itu, dengan suara lirih. Delon mulai menggerakkan bibirnya dengan seulas senyum bahagia tercetak jelas di wajah tampan itu.     

"Terima kasih telah mau menjadi istriku, Sayang. Terima kasih kamu telah membuat hidupku semakin lengkap. Selamat untukmu yang akan menjadi seorang mama ... semoga perkenalan calon anak kita tidak membuatmu lelah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.