HE ISN'T MYBROTHER

Pekerjaan Double Jenny



Pekerjaan Double Jenny

0Rachel merasa tubuhnya begitu lelah bahkan ia merasa jika tulang-tulang di dalam sana sangat mudah terlepas saat dirinya bergerak sedikit saja. Apalagi perutnya yang terasa begitu mual, tapi ia tidak bisa mengeluarkan apa yang membuatnya mual. Perempuan itu mengira jika dirinya memang sedang masuk angin seperti apa yang dikatakan Delon.     

Jika melihat keadaan hotel dengan angin malam yang begitu kencang dan bisa saja memasuki tubuh kecilnya. Ini juga merupakan keslahannya tidak menurut pada larangan Delon.     

Perempuan itu mulai membuka mata perlahan dengan begitu berat. Ia tidak bisa membuka bibirnya untuk bertanya di mana dirinya saat ini. Tapi, yang kini Rachel tahu, situasi kamar ini sama seperti terakhir dirinya yang tertidur tadi.     

'Ini masih di kantor,' batin Jia yang hanya bisa mengatakan dalam hati. Sedangkan ia merasakan ada seseorang yang berada di samping tempat tidunya, karena selimut yang digunakan perempuan itu terasa begitu berat saat tubuh itu sedikit bergerak.     

'Isshh... kenapa selimut ini pun memperangkapku,' batinnya lagi.     

Bola mata Rachel melirik ke arah atas. Ia melihat seorang lelaki tampan sedang memejamkan mata dengan menompang kepala itu dengan satu tangannya, tubuh kekar itu memering ke arah Rachel. Hanya terdengar suara dengkuran halus yang selalu menjadi cirinya saat tertidur pulas.     

'Kak Delon, kenapa masih di sini? Bukankah dia ada rapat penting dengan perempuan ular itu?' batin Rachel yang nampak bingung dengan kehadiran Delon seperti melupakan rapat itu.     

Perempuan itu mulai memejamkan mata untuk memperoleh kekuatannya, walau hanya sedikit. Ia ingin membangunkan suaminya, ia pikir pasti Delon lupa. Rachel tidak mau hanya karena dirinya Delon sampai melepas proyek yang selalu dinanti oleh lelaki itu, seperti saat ia mendengar disetiap ia melintas dan mencuri dengar diskusi suaminya dan Regan yang selalu menunggu kerjasama ini.     

Rachel tidak mau jika ia akan menjadi penghambat perjalanan perusahaan Delon untuk maju.     

'Aku pasti bisa membangunkan Kak Delon,' batin Rachel kembali dengan kelopak mata yang terpejam dengan begitu erat.     

Rachel membuka mata kembali dengan perlahan, lalu bergerak untuk memeringkan tubuh dan tangannya juga terulur dengan begitu lemah hingga menimbulkan getar di sana. Perempuan itu mulai mengusap rahang tegas Delon dengan gerakan lambat seiring dengan kekuatan tubuh itu.     

Usaha Rachel tidak berakhir sia-sia.Tidak berapa lama lelaki itu mulai menggerekkan tubuh, dan berakhir pada mengucek salah satu mata. Saat mata itu perlahan terbuka, lelaki itu begitu terkejut melihat Rachel yang sudah membuka mata begitu lebar. Bahkan senyum dari bibir pucat pasi itu masih terlihat begitu cantik terukir di sana menyambut dirinya dengan begitu hangat.     

"Sudah bangun Nyonya Jeeicho? Apa tubuhmu masih lemas?" tanya Delon yang dijawab Rachel dengan menggerakkan kelopak mata satu kali yang artinya iya masih.     

Delon yang melihat kode itu terdiam. Ia masih mengingat apa yang dikatakan dokter Sanjaya. Kehamilan muda membawa seluruh organ Rachel melemah. Sehingga saat melihat perempuan itu hanya bisa menjawab dengan menggerakkan kelopak mata membuat Delon begitu sedih. Jika, sakit itu bisa dipindahkan maka ia akan memindahkan dengan cepat agar istrinya tidak merasakan sakit itu. Cukup mengandung dan melahirkan buah cinta mereka dengan selamat saja.     

Cup     

"Pasti semua sakit, ya?" Delon mengusap lembut wajah putih istrinya dengan lembut memberikan kecupan di kening.     

"Kamu sangat hebat, Sayang," tambahnya.     

Rachel hanya menggerakkan bola mata coklatnya ke atas, menuju ke arah lelaki yang kini menatap dirinya dengan sendu.     

"Ka ... Kak, a ... apa kaa ... mu ti ... tidak mee ... meting?" tanya Rachel dengan suara terbatanya. Delon yang mendengar suara itu pun masih dengan setia mengusap pipi wajah putih itu.     

Delon menggeleng seraya mengulas senyum tampannya itu. Ia kembali membatalkan menghadiri meeting itu melihat keadaan Rachle yang tak kunjung sadar hingga malam ini. Semua meeting ditangani asisten pribadinya. Ia sangat berterima kasih pada Regan berkat lelaki berkaca mata itu ia bisa menjaga Rachel dan calon anak mereka.     

"Aku ingin menjagamu. Aku membiarkan Regan yang menangani meeting kali ini. Meeting itu juga tidak terlalu penting, Sayang. Aku lebih memilihmu dari apapun yang kupunya," ujar Delon dengan nada yang begitu dalam sehingga membuat perempuan ittu kembali membalas dengan menggerakkan kelopak mata itu.     

"Sayang, aku ingin mengatakan berita yang begitu membahagiakan. Apa kamu mau mendengarnya?" Rachel memabalas dengan mengulas senyum simpul lalu kembali kelopak mata itu bergerak.     

Delon mendekatkan bibirnya di dekat telinga Rachel, ia mulai membisik dengan perlahan, agar semua kata tersampaikan dengan perlahan.     

"Selamat,Sayang! Kamu akan menjadi seorang mama sebentar lagi ... kamu sedang hamil anak kita. Kamu bahagia kan?"     

Rachel mendengarkan begitu teliti apa yang dikatakan Delon, tapi setiap kata itut mengandung kejutan-kejutan yang tak pernah perempuan itu bayangkan. Apa yang dikatakan suaminya seperti mimpi. Ia hamil? Sekarang Rachel akan menjadi calon seorang mama?     

Perempuan itu mengangkat tangannya yang masih teraliri selang infus, ia menutup mulutnya pucat pasi, air mata itu turun dengan seketika. Siapa perempuan yang tidak bahagia memilki anak. Rachel bahkan tak menyangka kado Tuhan begitu cepat. Seandainya papa dan mamanya di sini pasti ia akan bertambah bahagia dengan hadiah itu.     

"Jangan menangis, aku yang seharusnya menangis karena kamu mau membuat tubuhmu tereasa kesakita hanya karena perkenalan pertema anak kita, Rachel."     

"Tida apa-apa, aku begitu bahagia melihat dia ada disini ... bahkan jika tubuhku lumpuh di tempat tidur hanya untuk anak kita. Aku sangat rela, Kak. Aku menantikan anak kita terlahir ke dunia," balas Rachel yang tiba-tiba langsung berbicara dengan lugas.     

Delon mengangguk, lalu mencium kembali kening istrinya. "Terima kasih, Istriku."     

***     

Sedangkan di sisi lain Jenny sedang mengumpati segala keadaan yang seakan memihak kepada Rachel dibandingnkan dirinya yang begitu mencintai Delon. Ia masih tidak menyangka, jika Rachel adalah istri sah dari Delon. Jika, bukan anak buah Jenny yang tidak mengatakan sebelum ia turun dari mobil, mungkin perempuan muda itu akan mempermalukan dirinya di hadapan Delon.     

"Kenapa jalang muda itu bisa menakhlukan Delon yang selalu begitu dingin selama ini kepada orang lain, tapi dengan Rachel, lelaki itu malah menakahinya!"     

Jenny pikir, jika Rachel mengetahui keadaan yang sebenarnya seorang Delon yang bukan anak kandung keluarga Mauren dan menjadi lelaki yang miskin akan menolak seorang Delon. Kenapa bisa Rachel menyukai apa yang selalu ia sukai selama ini.     

"Apa aku harus membunh kalian berdua agar kalian tahu rasanya sakkit sepertia apa?"     

"Aku hanya berniat membunuh Delon untuk tidak dimiliki oleh siapa pun ... tapi, kali ini memang ada tugas double yang ia lakukan sesegara mungkin. Aku akan menunggu sampai Delon benar-benar menjauh dari Rachel. Setelah itu aku bisa membunuh jalang itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.