HE ISN'T MYBROTHER

Pilih Aku atau Pak Yono?



Pilih Aku atau Pak Yono?

0BYUR ...!     

"Telinga lo tuli? Jangan ganggu suami gue! Bekerja ... ya, bekerja. Nggak usah pegang-pegang tangan. Apa lo mau kepala lo gue siram air kolam yang ada di depan?"     

"Gue siram kepala lo air timun, biar kepala lo adem! Ini, lihat ... udah ada cicin melingkar. Lo masih aja kegatelan, dasar perempuan ular!" tambah Rachel yang langsung menarik Delon kembali keluar dari meja diskusi.     

Setelah peringatan terakhir yang diberikan Delon kepada Jenny. Perempuan itu masih saja membuat perkara dengan menarik tangan Delon untuk duduk kembali. Rachel yang melihat itu pun langsung marah. Minuman yang tadi ditawarkan oleh Pak Yono langsung diambil oleh perempuanm itu. Padahal Pak Yona sedang meminumnya, Rachel malah membawa minuman itu tanpa aba-aba terlebih dulu kepada lelaki paruh baya tersebut.     

Pak Yono meratapi minuman yang ternyata enak itu telah menjadi tetesan air hujan di kepala musuh majikannya. Sial benar hari ini Pak Yono, seharusnya ia mencicipi dulu minuman itu. Dan segera menghabiskan hingga titik dasar, sebelum menuman itu diambil oleh Rachel.     

'Bagaimana dong, minumannya udah disiram di kepala wanita itu ... padahal masih haus. Sial benar aku hari ini. Kenapa kalau ngambil nggak sedari tadi pas aku cuekin itu minuman. Pas udah di mulut, malah diambil. Dasar Nyonya tak berperasaan,' batin Pak Yono sebal luar biasa.     

"Aaaaaggghhh! Bocah songong!" teriak Jenny yang tidak terima tatanan rambut yang telah ia tata dengan sekian rapi dengan bantuan salon termahal kota ini hanya untuk bertemu dengan Delon malah dihancurkan oleh perempuan muda itu yang tiba-tiba datang seperti body guard Delon.     

BRAK     

"Sialan, Rachel! Bisa-bisanya dia ngelawan gue!" sambungnya lagi dengan menggebrak meja diskusi, hingga membuat para klien itu menahan tawa melihat tampilan acak-acakan Jenny. Apalagi di atas kepala perempuan itu ada dua poting ketimun. Siapa yang tidak bisa menahan tawa melihat tampilan Jenny yang seperti ini?     

Jenny yang merasa ada suara aneh di samping tubuhnya langsung menoleh dengan tatapan tajam, bibirnya sedikit terbuka, memicing kepada mereka yang kini sudah mulai mencoba mentralkan tawa mereka setelah mendapati aksinya diketahui oleh Jenny.     

"Kalian masih mau bergabung di sini?" tanya Jenny dengan dingin tanpa ekspresi apapun dalam wajahnya. Mereka semua diam dengan menundukkan kepala ke bawah. Tidak berani menjawab pertanyaan Jenny. Bisa bahaya mereka menjawab pertanyaan itu. seperti seorang yang akan menggali kuburannya sendiri. Jangan sampai mereka menjawab pertanyaan jebakkan tersebut.     

Jenny yang merasa tidak ada yang berani menjawab hany bisa berdecak dengan senyum kecutnya. Tanpa aba-aba lagi, perempuan dengan dua potongan ketimun di atas kepalanya itu langsung menggebrak meja diskusi kembali hingga seluruh kertas terbang ke udara menutupi wajah mereka semua.     

BRAK     

"BERANI MENERTAWAKANKU, NYAWA KALIAN TARUHANNYA! BERESKAN SEMUA INI!"     

Jenny dengan cepat menyaut tas dari brand terkenal untuk segera pergi dari restaruan ini. Dia benar-benar malu dengan perlakuan barbar Rachel. Jika, bukan karena Delon, ia akan langsung meremas mulut perempuan muda itu untuk tidak selalu berurusan dengan urusannya.     

"Awas saja, kalau Delon akan benar-benar jatuh padaku. Aku akan menginjak-injak kau seperti semut yang tak berarti di bawah kakiku ... sampai kau memohon dari ampunanku dengan mencium kakiku selama yang kuinginkan ..."     

"Dasar perempuan jalang!"     

Jenny masuk ke dalam mobilnya dengan membanting pintu mobil merah itu dengan kuat, melampiasakan rasa kekesalannya, ia merasa selalu kalah perhatian dari semua orang. Semua orang pasti hanya terfokus pada Rachel dan tidak pernah menggap Jenny ada, walau ia berada di samping Rachel.     

Begitupun sekarang, kenapa Delon juga tak pernah melihat, jika Jenny ada di sini, perempuan yang selalu menunggu sampai lelaki itu bercerai dengan Rachel. Ia akan tetap setia menunggu lelaki itu sampai kapan pun. Meskipun menjadi pelakor sekalipun, tak masalah bagi Jenny. Ini semua karena cintanya, semua bebas melakukan untuk meraih cinta bukan?     

Di sisi lain, kali ini Delon harus mendapatkan perawat kulit dengan begitu gratis tanpa harus pergi ke salon. Lelaki itu menghela napas berat melihat kelakuan sang istri yang semakin menjadi-jadi setiap harinya. Meskipun, gratis pun Delon tidak mau, jika hingga seperti ini. Seluruh tubuh yang disentuh Jenny telah dibasuh dengan cairan anti kuman dan tisu basah. Tidak ada bagian tubuh yang tidak dibasuh oleh istri kecilnya itu. Delon sampai menggeleng tak percaya.     

"Sayang, sudah. Kan hanya tangan saja yang disentuh, kenapa sampai dadaku juga? Kamu mau modus atau bagaimana?" tanya Delon saat jemari lentik Rachel masih saja menggosok dada bidang yang sekarang sudah telanjang terlepas dari kemeja luar.     

"Kamu berisik, Kak. Ini namanya antisipasi, supaya kuman perempuan ular itu tidak sampai ke dalam tubuhmu. Aku juga harus membersihkan di bawah tubuhmu itu. Aku tidak mau sampai anakku ketularan kuman perempuan ular ..."     

"Aku tahu, dia menyentuh pahumu kan? Kamu pikir mataku buta?"     

Rachel melototkan mata ke arah Delon yang sekarang sedang menggaruk kepala merasa kebohongannay dirinya terungkap dengan begitu cepat. Padahal, itu hanya sentuhan yang begitu tertutupi oleh banyak orang kenapa Rachel bisa mengetahui semuanya. Apa memang seorang istri memiliki mata ganda yang terpasang?     

"Kan nanti juga mandi, Sayang. Tidak perlu memakai ini untuk mempersihkan kesukaanmu itu ... aku bisa membersihkan sendiri ketika mandi. Jangan di sini, ini di mobil. Pak Yono nanti mendengar ..."     

"Bisa gawat kalau kamu pegang dan membersihkan dia ... bisa-bisa nanti kamu diterkam habis," sambung Delon dengan terkekeh melihat wajah Rachel yang mencebik tidak merasa ketakutan sama sekali. Delon merasa aneh melihat Rachel yang biasanya akan bersemu merah merona di pipi putih itu, jika membahas tentang sang junior yang sudah mengahasilkan bibit unggul. Tapi, sekarang malah menunjukkan wajah yang berani. Apa karena selama ini hanya perempuan ini yang hanya menjadi pawang sang junior? Aagghhh... dasar Rachel, selalu saja membuat Delon merasa seperti ini.     

"Mandi sendiri tidak akan bersih. Nanti aku akan ikut mandi denganmu agar seluruh badan bersih dari kuman Jennya. Aku nggak mau anakku sampai menjadi perempuan ular itu," rengek Rachel kembali.     

Dan lagi-lagi membuat Delon menepuk jidat berkerutnya untuk bisa menerima pola pikir semacam ini. Ia hanya disentuh, bukan dijamah dengan berbagai gerakkan. Kenapa istrinya selalu berpikiran berlebihan seperti ini Ya Tuhan.     

"Mau dipeluk nggak? Atau mau dipeluk Pak Yono?" tawar Delon dengan menodong jari telunjuk ke arah Rachel yang sudah mengerucutkan bibir. Perempuan itu masih diam dengan mata-maat berkaca-kaca. Delon yang melihat ekspresi Rachel sontak membuat dirinya lebih ingin menggoda sang istri. Beraninya menolak tubuh kekar ini yang selalu dipuja oleh seluruh wanita.     

"Pak Yono ... Ini Rach—"     

"Jangan-jangan, Kak! Aku mau dipeluk Kakak aja, nggak mau Pak Yono."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.