HE ISN'T MYBROTHER

Kalian Berdua Pacaran? (Delon)



Kalian Berdua Pacaran? (Delon)

0"Aku kan sudah biasa seperti ini. Aku tidak bisa jauh-jauh dari kamu ... tadi saja aku mual-mual lagi. Kamu nggak kasihan sama aku, Kak?"     

"Tapi, ini bukan waktunya, Sayang. Aku masih ingin berbicara dengan manuisa di depan kita ini," balas Delon serayan mengusap lembut kepala belakang istrinya yang masih berusaha memadamkan amarah lelaki itu.     

"Sudah lupakan. Kak Regan juga lelah, kamu seperti tidak mengenal sifatnya saja ..."     

"Kami butuh kamu, Kak. Anakmu sepertinya sedang merindukan papanya ... apa kamu tidak mau berkunjung ke anakmu, hem?" bisik Rachel sudah menggerakkan jemari tangannya di dada bidang Delon yang membuat pandangan lelaki berubah sayu dengan memegang tangang Rachel yang berada di balik baju.     

"Apa kamu tahu, apa yang kamu minta apa, Sayang?" tanya Delon dengan nada berat berbisik, Rachel mengangguk. Jemari lentik di sana mencoba merayu kembali.     

Pandangan Delon dan Rachel kembali bersatu dalam. Lelaki itu perlahan sudah masuk ke dalam perangkap Rachel untuk membuat Sellyn dan Regan aman. Tapi, saat bibir Delon saja menyentuh bibir Rachel. Tiba-tiba Regan kembali bersuara sehingga membauat Rachel gagal mendapatkan Delon. Memang sialan lelaki berkaca kuda itu!     

"Boss, tapi kenapa lo masih aja diemin gue kayak gini? Ini bukan kesalahan gue sepenuhnya. Kenapa lo nggak nyari sekretaris pribadi. Tugas lo makin banyak, tapi kalau rugi lo marahnya sama gue. Gue kan juga punya hati, Boss!" sahut Regan yang membuat Delon mendirikan kepala dengan tegak. Menatap menyala pada pusat suara tadi.     

"Jadi kau ingin mengundurkan diri? Hanya karena perempuan itu?" jawab Delon tak kalah berapi kembali menunjuk ke arah Sellyn yang sedang bersantai dan tiba-tiba terkejut seluruh mata mengarah padanya.     

Sedangkan Regan menautkan kedua alisnya melihat perempuan itu sudah berada di samping Regan tanpa ia ketahui. Sejak kapan dia duduk di sana? Kenapa Regan tidak dapat merasakan berat tubuh itu mengganggu konsentrasinya? Seluruh pertanyaan itu tiba-tiba menguasai pikiran lelaki berkaca mata bening yang mulai mengendor di bawah tulang hidung mancungnya.     

"Lo kenapa bawa-bawa Sellyn? Ini semua urusan pekerjaan, lo emang ngga profesional, Boss! lo berdua terus sama istri manja lo itu ...." Regan menunjuk ke arah Rachel yang tiba-tiba membuat sang empu juga ikut terkejut dirinya yang akan menjadi sang dewi penyelamat malahdijadikan objek pertengkaran kedua lelaki itu.     

"Gue biasa aja. Apa lo juga tahu, istri lo yang manjanya ngga ketulungan itu sampai jambak rambut gue gara-gara ngga dapet buah mangga muda. Apa lo juga tahu penderitaan gue dianiyaya istri lo itu," sambung Regan yang membuat Rachel yang berjiwa tinggi tadi ingin mengumpati lelaki di depannya. Tiba-tiba nyalinya menciut karena mengingat apa yang dikatakan Regan.     

Dengan jurus yang tidak mau disalahkan dan dimarahi. Perempuan itu kembali memasukkan tubuhnya ke dalam pelukan Delon, mencari perlindungan. Di mana-mana suami akan melindungi istrinya, meskipun dia diposisi yang salah.     

Maka dari itu Rachel akan mencari perlindungan kepada Delon. Dengan merayu sedikit dan memberikan kesempatan berkunjung pasti Delon akan membelanya.     

"Aku kan ibu hamil. Kenapa aku disalahkan? Emosiku kan ngga stabil, bisa aja aku menendangmu dari mobil kemarin. Tapi, tidak kulaku kan?" sahut Rachel dengan suara pelannya berpura-pura merasa tidak bersalah akan perbuatannya tadi.     

"Iya, kan lo ngga bisa nyupir mobil! Mana berani lo nendang gue," balas Regan tak kalah sengitnya dengan Rachel.     

"Emang! Kalau gue ada apa-apa dijalan, mati sama anak gue, lo mau tanggungjawab?"     

Tiba-tiba Delon ikut dalam persiteruan yang tiba-tiba membuat otaknya semakin panas. Setelah kehilangan ratusan juta kini istrinya diserang oleh musuh barunya. Delon benar-benar tidak terima dengan kelakuan Regan pada Rachel.     

"Lo diem! Lo nggak ada hak buat marahin istriku! Semua perempuan hamil berhak melakukan apapun sesuai dengan instingnya. Lo bakal tahu kalau udah punya istri. Kenapa lo semakin membuat otak gue berasap! Sekarang lo tinggalin surat resugn lop di meja gue ..."     

"Ayo, Sayan! Tidak perlu disini. Nanti kamu ikut gila," sambung Delon yang langsung menarik tangan Rachel.     

Sedang perempuan yang kini berada pada gandengan suaminya menjulurkan lidah ke arah Regan dan Sellyn yang membulatkan mata leihat kekalahannya saat ini dengan perempuan manja seperti Rachel.     

"Boss, gue tetap nggak mau ngasih surat resign! Gue masih mau kerjaaa!" teriak Regan yang juga diblas Delon dari dalam depan pintu kamanya yang begitu terdengar nyaring di telinga Regan.     

"Terseraahhh!"     

"Haissshh!" Regan mengulas rambutnya dengan kasar. Sedangkan Sellyn bingung mau mengatakan apa untuuk menenangkan Regan. Daripada dirinya juga ikut diamuk lelaki berkaca mata itu, ia lebih memilih pergi. Tapi, belum juga perempuan itu berhasil untuk menlangkah jauh dari Regan. Baju belakang perempuan itu sudah ditarik oleh seseorang dari belakang.     

"Mau pergi ke mana, kamu belum menjelaskan padaku," ucap Regan yang menarik baju belakang calon istrinya ke arah kamar yang selalu menkadi kamar Regan jika berada di apartemen Delon.     

"Abang, mau bawa Sellyn ke mana? Sellyn banyak PR. Belum juga pulang ke rumah buat ngambil baju, terusa kabur lagi, Abang ngga kasihan sama aku?" celoteh Sellyn tidak didengar Regan. Namun, lelaki itu masih saja membawa Sellyn mengikuti diriniya.     

Sedangakan Delon sudah menutup kamar dengan mngunci juga. Kunci kamar itu sengaja Delon taruh di atas lemari baju paling tinggi. Ia tahu, jika istrinya tidak akan bisa mengambilnya jika Delon meletakannya di sana.     

"Beraninya kamu memegang rambut laki-laki lain ya, Sayang? Apa kamu tidak tahu secemburu apa aku mendengar Regan mengatakan hal ittu?"     

"Katakan apa yang kamu lakukan lagi dengan lelaki berkaca kuda itu ... kamu melakukan apa yang aku tidak ketahui?"     

Glek     

Rachel mengayun langkahnya perlahan memundur saat melihat tubuh lelaki di depannya semakin membuat dirinya panas dingin. Ia pikir akan selamat dari dua orang di depan, ternyata ancaman tidak bisa bangun akan Rachel rasakan sebentar lagi.     

"Kak, tenanglah dulu. Itu kan sahabatmu. Tentu aku tidak masalah menyentuhnya. Aku juga tidak mengingat itu, kak Regan saja yang bodoh malah mengingat hak itu," balas Rachel mencoba memberikan penjelasan, tapi sepertinya Rachel juga lupa jika lelaki di depannya itu tidak pernah mendengar penjelasan kedua kali.     

"Katakan dan jelaskan untukku, saat berada di bawahku. Bukannya tadi kamu menginginkanku mengenjungi anakku?"     

Rachel tersentak pada lengan sofa di kamarnya. Tanpa ia sadari kaki Rachel tersentak, hingga membuat tubuh itu terjatuh dan terpantul pada empuknya sofa.     

"Sayang lakukan di sana juga tidak masalah. Bukankah dulu kita selalu melakukan di sana? Bekas cakaranmu saja masih ada di sana, kamu terdengar sangat seksi. Apalagi saat hamil seperti ini, kamu selalu saja membuat amarahku menyusut."     

"Aku ... aku lupa ngambil jemuran, Kak! Astagaa, jemuranku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.