HE ISN'T MYBROTHER

Kebohongan yang Indah (Regan)



Kebohongan yang Indah (Regan)

0"Abang, kenapa pintunya dikunci? Nanti gerah ngga bisa napas. Ayo buka, Bang!"     

Regan menepuk pingaran ranjang, mengarahkan pandangan ke arah perempuan yang kini masih berada di depan pintu.     

"Duduk sini. Aku mau bicara sama kamu ... tenang aja, kau ngga akan apa-apain kamu. Kamu masih kecil gitu. Tadi pagi aku Cuma kegoda aja," ucap Regan membuat Sellyn menggeram kuat.     

Maskusdnya hanya tergoda saja? Masih kecil? itu apa? Maksud laki-laki itu benar-benar hanya beranggapan kalau semua yang mereka lalui adalah kebohongan dan ketidaksengajaan semata saja, begitu?     

Benar-benar luar biasa. Sellyn tidak menyangka jika kalimta itu keluar dari mulut Regan.     

"Kenapa masih di sana? Sini duduk, kamu ngga capek berdiri di sana?" Satu kali lagi perkataan Delon membuat Sellyn terpaksa mengayun langkah ke arah lelaki itu dengan tatapan malas. Perempuan itu hanya membuang pandangan dan tidak menurut duduk di mana Regan menepuk pada posisi di depannya. Sellyn lebih memilih duduk di paling ujung dari pinggiran ranjang tersebut.     

Regan ynag melihat posisi Sellyn hanya mengulas senyum samar, lalu menggerakkan tubuhnya mendekatai poisis Sellyn, menggeser semakin dekat jarak di antara mereka berdua.     

"Aku minta maaf, gara-gara perbuatanku di lehermu ... kamu jadi dituduh Delon. Kamu marah padaku?"     

Sellyn hanya membalas pertanyaan lelaki yang berada di sampingnya dengan menggeleng tanpa merubah posisi wajahnya menghindari mata Regan. Ia masih begitu kesal dengan apa yang ia dengar dari mulut lelaki itu. Kalau dirinya masih dianggap anak kecil kenapa sekarang Sellyn dikunci disini. Kenapa lelaki itu masih merubah panggilan di antara mereka.     

Kenapa ketikan Sellyn benar-benar meletakkan hati kepada lelaki yang ia cintai. Kenapa selalu seperti ini? Mereka selalu memanfaatkan apapun yang perempuan punya termasuk, Regan!     

"Aku tidak sengaja melakukan itu, kamu utahu sendiri aku terlalu sibuk akhir-akhi ini, jadi aku tidak menahan keinginanku ... apa masih sakit?" tanya Regan dengan memiringkan kepala melihat wajah Sellyn yang sedaritadi menghindarinya. Regan tahu kenpa perempuan ini melakukan hal itu padannya. Ia juga hanya ingin melihat perempuan genit itu kecewa seperti apa.     

"Tidak. Tidak perlu tanya-tanya, tolong buka kamarnya. Sepertinya aku memang sedang dicari kedua orang tuaku," sungut Sellyn ingin segera keluar dari kamar ini.     

Lebih baik Sellyn memilih untuk dijodohkan saja. Memang lebih baik menuruti permintaan pernikahan tanpa cinta itu lalu ia bisa bercerai dengan kesepatan dan keluar dari negara ini meninggalkan semua yang menyakiti Selly selama ini.     

"Katanya kamu sedang kabur? Aku harap kamu menemukan lelaki yang bisa menjagamu nanti, Sellyn. Tapi, jika pertunangan itu yang kamu inginkan, aku hanya bisa mendukungkumu sebagai seorang teman. Semoga pernikahan itu tidak berakhir pada perceraian," ujar Regan dengan mudahnya.     

Sellyn rasanya ingin mengulang apa yang dilakukan Rcahel pada Regan, menjambak hingga rambut hitam itu rontok sampai botak kalau bisa. Lelaki mengatakan semua tanpa mengingat perkataan pada malam sebelum Sellyn ingin pergi dan ditahan laki-laki bodoh di sampingnya.     

Siapa yang mengatakan cinta? Siapa yang ingin mengatakan lamaran pada orang tua Sellyn. Perkataan itu seakan menguar saj seprti angin dan sekarang berubah dengan begitu cepat.     

Namun, bukan Sellyn namanya ia tidak bisa bertahan pada situasi yang sulit. Sesulit apapun ia tidak pernah mengeluarkan air mata jika tidak ada yang meruntuhkan pertahanannya.     

"Baiklah, terima kasih. Apa kamu tidak membuka pintu kamar ini dengans egera? Aku merasa sangat gerah dan ingin pulang untuk mengganti pakaianku," kata Sellyn kembali dengan bersiap untuk mendirikan tubuh, tapi dengan cepat pergelangan tangan Sellyn di tahan Regan.     

"Kamu bisa memakai kemejaku dulu. Kamu bisa pulang nanti saja, aku bisa mengantarkanmu."     

Sellyn mengulas senyum cantiknya, meskipun terpakasa ia harus segera kleuar dari kamar ini dan melupakan semua. Semua yang terjadi pada dirinya dan Regan.     

Suasana begitu temaram yang hanya diterangi dengan lampu tidur. Wajah manis Sellyn begitu ketara menahan rasa kesalnya terhadap Regan, meski di cahaya yang tak begitu terang, Sellyn juga bisa melihat wajah itu tak menunjukkan rasa bersalah. Maka mari selesaikan saja.     

Tanga Regan yang mencekal tangan Sellyn dihempas kasar oleh perempuan itu.     

"Buka pintunya."     

Regan yang mendengar nada dingin Sellyn akhirnya beranjak mendirikan tubuh mengarah pada pintu kamar yang masih tertkunci. Lelaki berkaca mata itu merogoh saku untuk mengambil kunci, tapi sebelum kunci tersebut terpasang pada lubang pintu tersebut. Regan menoleh ke arah tubuh perempuan yang kini masih berdiri begitu jauh di sana.     

"Katanya mau pulang? Sini!" kata Regan yang membuat jantung Sellyn berdetak kembali. Ia begitu sedih dengan perlakuan lelaki itu. Tapi, apa boleh buat semakin disini hatinya juga akan sakit.     

Sellyn mengangguk di dalam siluet kamar Regan. Pintu itu sudah dibuka lelaki itu dengan celah yang tidak terlalu besar. Sellyn bersyukur saat melihat dirinya akan keluar dan menghirup kebebesan kembali meski akhirnya ia akan terkurung di dalam kamar. Setidaknya, jika ia menangis di san tidak akan ada orang yang tahu. Tidak ada yang akan mengatakan dirinya lemah, seperti kedua orang tua Sellyn.     

"Apa kamu benar akan pulang? Aku tidak bisa mengantarmu, pekerjaanku dari Delon begitu banyak."     

Perempuan itu mengangguk lagi dengan mengulas garis melengkung ke arah Regan. Kini, Selly berani menatap mata yang teraling-alingi kaca bening memantulkan manik hitam pekat tersebut.     

"Tidak masalah. Jarak rumahku dekat dengan apartemen pak Delon, jadi aku bisa naik taksi," jawab Sellyn dengan mengangkat bahu, menganggap semua akan baik-baik saja.     

"Aku pula—" Kalimat perempuan itu terputus dengan cepat, saat merasakan tubuh ramping itu tertarik kebelakang lagi dengan pintu kamar yang kembali terkunci sontak membuat Sellyn terkejut reflek menjerit dengan keras mungkin saja sa,pai di kamar Delon dan Rachel.     

"Kenapa kamu semudah itu mengatakan pergi, hem?" tanya Regan saat tubuh ramping itu telah dipeluk erat dari belakang. Namun, dengan segala usaha Sellyn melepaskan tautan tangan besar Regan yang berada di perut ratanya.     

"Kenapa? Apa lagi?" tanya Sellyn gusar. Ia bingung kenapa sifat dari lelaki di belakangnnya berubah kembali?     

"Kenapa tadi kamu tidak menganggapku sebagai kekasih barumu? Kenapa kamu malah menyembunyikan hubungan kita ..."     

"Apa kamu benar ingin menyetujui pertunangan itu. Jika, iya! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku yang akan menikahimu!!     

Regan membalikkan tubuh Sellyn yang masih belum paham akan situasi ini. Sekarang pinggang Selllyn sudah kembali di peluk dengan possesif oleh Regan. Tatapan mereka mulai menyatu dalam. Meski dalam lampu yang tidak terlalu jelas Sellyn bisa melihat manik hitam berkaca-kaca Regan.     

Lelaki berkaca mata itu membingkai wajah Sellyn, lalu mencium kening dengan begitu dalam. Sellyn memegang kedua lengan tangan Regan.     

"Jangan tinggalkan aku. Aku tidak main-main dengan persaanaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.