HE ISN'T MYBROTHER

Kedatangan Delon Tiba-Tiba



Kedatangan Delon Tiba-Tiba

0"Ayo kita bicarakan semuanya. Aku tidak mau menjadi lelaki pengecut dengan membawa putri kalian pergi tanpa memberikan penjelasan apapun." Regan menggegam tangan Sellyn erat. Tidak membiarkan satu jari pun terlepas.     

"Kenapa kau bisa lancang menikahi putriku? Ini tidak mungkin. Kau pasti membual kan anak muda? Jangan membuat kami terkekeh dengan guyonan ini," sahut wanita paruh baya itu dengan tertawa getir meremehkan apa yang telah dikatakan lelaki berkaca mata itu.     

Tidak hanya kedua orang tuanya yang terkejut. Tapi, Sellyn pun juga terkejut. Ia tidak tahu apa yang dikatakan Regan benar atau tidak.     

Tapi, ia merasa tidak pernah mendaftarkan pernikahan pada kantor urusan agama dengan lelaki tampan beraling-aling kaca mata itu. Ini, fix. Regan hanya mengancam dengan perkataan itu. Sellyn juga harus membantu kekasihny agar status pernikahan palsu itu terlihat begitu nyata.     

"Apa yang dikatakan Abang benar. Sellyn memang sudah menikah. Sebenarnya Sellyn akan mengatakan semua di saat waktu yang tepat. Tapi, sayang, suamiku sudah tidak sabar memberi kabar bahagia ini kepada mama dan papa," tambah Sellyn meyakinkan menatap bola mata bulat tua di pantulan mata hitamnya.     

Sedangkan hanya mengalihkan pandangan ke arah perempuan cantik itu yang semakin mendekatkan tubuh rampingnya ke arah Regan agar tidak ada jarak yang mampu memisahkan mereka.     

Hahahaha.     

"Lihat, Pa. Putri kita ikut membual seperti lelaki tidak tahu diri itu. Aku tiba-tiba mengingat wajah lelaki itu seperti tidak asing di mataku ...." Wanita paruh baya itu merubah gayanya seperti sedang berpikir. Ia memang tidak merasa asing dengan wajah itu. Tapi, ia lupa di mana.     

"Jika hartamu melebihi tuan Celo, aku akan membiarkan kalian hidup di luaran sana. Jika, hartamu kurang dari tuan Celo, tentu, aku akan memisahkan kalian. Meskipun, kau sudah mengikat Sellyn, seperti apa yang telah kau katakan." Suara berat itu memecah konsentrasi sang istri yang sedang mencoba mengingat wajah lelaki muda di depannya.     

'Apa, lagi ini? Mana bisa begitu. Tuan Celo begitu kaya raya, aku akan menjadi wanita tua yang akan hidup dengan bermandikan emas batangan. Sedangkan dia, dia pasti tidak akan bisa membuatku mandi dan tidur dengan bergumul uang. SIalaan!' dengus wanit paruh baya itu dalam hati memandang kesal ke arah suaminya.     

"Tidak bisa begitu!"     

"Sellyn harus bisa menjadi istri ketiga tuan Cello. Dia pasti membual, Jangan percaya mereka suamiku. Aku akan mencari penjaga untuk pengusir lelaki muda busuk itu agar tidak membawa Sellyn keluar lagi," tambahnya dengan berlalu cepat ke arah luar rumah untuk memanggil siapa pun yang ada.     

Jika, lelaki berkacaata itu pergi. Hidup Sellyn pasti bisa berada di tangannya kembali.     

Memang kenapa jika menjadi istri ketiga? Jika uang dan kebutuhan lainnya mencukupi dirinya pun mau menjadi istri ketiga dan meninggalkan suaminya sekarang. Sayangnya, tuan Cello hanya mencari perempuan muda yang masih perawan dan mampu mengimbangi hasrat bercintanya yang begitu kasar dan terlihat begitu bengis.     

Wanita paruh baya itu menyebar pandangan ke arah sekitar dengan tatapan mendalam, melihat tak ada satu pun yang berjaga. Ini sangat aneh dan tidak masuk akal.     

"Penjaga ..!"     

"Penjaga ...!"     

"Penjaga ...!"     

Suara itu tak henti-hentinya keluar hingga pita suaranya hampir putus. Namun, masih saja tidak mendapatakan jawaban dari penjaganya, satu pun tidak ada.     

Ia mulai berpikir keras. Rumahnya tidak pernah sepi seperti ini, apalagi jika mengingat tentang keburnya Sellyn. Ia tidak akan mudah membiarkan pintu utama tanpa penjaga.     

Wanita paruh baya itu mulai menuruni anak tangga dengan cepat, mungkin mereka sedang saling berdiskusi atau apa, tapi ia tidak akan memberikan pengampunan kepada mereka semua.     

Sedangkan di dalam rumah, Sellyn semakin takut dengan tatapan sang papa yang mengintimidasi dirinya. Dengan gerakkan gemetar perempuan cantik itu berlindung pada dekapan Regan. Menenggelamkan wajahnya pada dada bidang tersebut.     

"Tidak apa-apa. Aku akan mengatasinya," bisik Regan yang membuat Sellyn mengangguk tanpa mampu mengatakan apapun.     

"Katakan sekarang. Kau memiliki apa?" Lagi-lagi pertanyaan itu membuat garis sudut bibir Regan tertarik dengan begitu tajam.     

"Kaau tahu. Putriku hanya Sellyn. Dialah yang harus membuat perusahaanku menjadi berjaya tanpa penghalang dari siapa pun. Tapi, dengan percaya dirinya kau mengatakan sudah menikahi putriku. Kau sedang bermimpi atau bagaimana?"     

Sellyn yang mendengar perkataan sang papa semakin gemetar tubuh kecilnya. Ia takut Regan akan berakhir dengan mengenaskan jika papanya sudah mengeluarkan para pengawalnya yang begitu banyak.     

Sellyn juga begitu tahu kekeuasaan sang papa yang sama kuatnya dengan kekuasaan Jeno. Maka dari itu, ia begitu takut jika status palsu yang diucapkan Rehan dan didukung olehnya menjadi bomerenga saat ini.     

"Apa aku juga harus kaya? Sekaya lelaki tua yang akan kau jodohkan dengan Sellyn?" tanya Regan yang disambut kekehan lelaki paruh baya tersebut.     

"Kau ini tuli atau bagaimana. Aku sudah menjelaskan berbagai kesempurnaan tuan Cello. Dan tentu kau harus melebihinya. Semua perlu uang dan jabatan. Bahkan, anggota keluarga pun tak penting ... jika sudah berurusan dengan uang," jelasnya sekali lagi.     

Lelaki itu membuka senyum sangat lebar hingga bisa meerobek hingga telinga. Menatapa remeh dan tak mungkin lelaki muda itu bisa menyaingi kekayaan lelaki sepantaran dengan dirinya yang sudah melalang buana untuk membuat kekayaan itu terlihat menggiurkan di mata dirinya dan sang istri.     

"Aku sudah mengatakan, jika aku sudah menikahi putrimu. Dia juga bukan seorang gadis perawan lagi. Aku telah memilikinya, lalu kau mau apa?"     

Perkataan Regan sontak membuat napas lelaki paruh baya itu menghembuskan napas kasarnya. Kedua bola mata yang membulat memanas membuat emosinya kembali naik. Karena sedaritadi istrinya yang terus berbicara, kini ia tidak bisa lagi mengontrol emosinya.     

"Hentikan tanganmu!" teriak seseorang yang kini membuat tangan besar itu terhenti di tengah jalan ingin kembali menarik tangan sang putri untuk kembali pada aturannya. Peduli setan dengan pernikahan dan pemualan itu!     

Regan pun mengalihkan pandangan ke arah pusat suara dan riuhnya sepatu pantofel semakin mengikis jarak di antara mereka bertiga.     

"Siapa, Bang?" tanya Sellyn yang tidak mau membuka kelopak mata di balik peluka itu.     

"Aku sudah membawa bukti mereka berdua menikah. Tuan Sanjaya, mohon diperiksa terlebih dulu." Suara lelaki itu membuat lelaki paruh baya itu mengernyit tak paham dengan apa yang dikatakannya.     

Melihat sasaran targetnya masih kebingungan ia kembali mengulang kalimatnya dengan begitu lugas dan jelas.     

"Iya, saya telah membawa surat pernikah mereka yang dilakukan dua hari yang lalu setelah kepergian putri Tuan Sanjaya dari rumah ini ..."     

"Aku Bossnya. Aku yang menjadi saksi mereka. Anda bisa membaca dengan seksama, tidak ada data kepalsuan di sana. Tanda tangan dan kelengkapannya begitu asli." Lanjutnya dengan mengulurkan berkas-berkas itu pada mata tua yang sudah menyala sedari tadi.     

Sellyn mengintip dari sela lengan tangan Regan.     

"Pak Delon?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.