HE ISN'T MYBROTHER

Semua Terpaku Dengan Kejutan Delon



Semua Terpaku Dengan Kejutan Delon

0"Kenapa ini bisa terjadi?"     

"Kalian semua mencoba membodohiku?" Mata tua menyala itu masih menatap lekat pada sebuah berkas yang menampilkan bagaimana nama Sellyn dan Regan tercetak begitu jelas di sana. Dan benar, tidak ada kepalsuan dari data sah itu.     

"Untuk urusan tuan Cello, biarkan saya yang akan mengurusnya. Kalian hanya perlu memberi restu kepada mereka untuk hidup bersama tanpa halangan apapun ..."     

"Saya tahu Tuan Sanjaya adalah orang yang bijak dan mampu memahami kondisi putri Anda seperti apa," sambung Delon yang membuat Regan mengores garis melengkung samar pada bibir tipisnya.     

Lelaki paruh baya itu menggeleng keras tak percaya dengan lembaran per lembaran yang membuat mata itu membulat. Apalagi tadi Delon juga menunjukkan dua buku nikah yang terlihat begith sah. Ini semua membuat mulut tua itu terkatub.     

"Tidak. Tidak ... aku bukan orang yang bijak anak muda. Kau salah menilaiku, aku hanya ingin membuat putriku bahagia dengan menjadj istri ketiga tuan Cello. Jika, kau ikut campur, tuan Cello akan membatalkan pinangannya besok ..."     

"Persetan dengan surat-suarat ini!" Lanjutnya dengan langsung merobek berkas pernikahan itu dengan begitu amarah yang memuncak hingga ke ubun-ubun     

Sellyn yang melihatnya reflek maju untuk menghentikan aksi gila sang papa. Tapi, disela ketakutan itu, ia juga bingung, dari mana asalnya berkas itu muncul dan dibuat? Tapi, ia tidak mau ambil pusing. Sellyn hanya ingin menyelamatkan bukti itu jika itu memang benar, itu akan menyelamatkan dirinya dari perjodohan tidak masuk akal tersebut.     

"Paa—"     

"Jangan, Sayang. Biarkan saja, itu hanya copyan," sahut Regan menarik kembali tangan kekasihnya untuk kembali memeluk tubuh kekarnya.     

Sedangkan Delon hanya menatap dengan santai, kedua tangan itu juga sudah masuk ke dalam kedua saku celana panjangnya.     

"Ini bohong ... ini tidak mu—"     

"PAPAAA!" teriak dari arah luar dengan suara yang melengking tajam. Hingga membuat lelaki paruh baya itu menghentikan gumaman kesalnya dan mengangalihkan pada pusat suara yang semakin mendekat ke arah dirinya berdiri.     

"Mereka berdua telah mengikat seluruh pengawal kita, Pa! Pantas saja mereka bisa dengan mudah masuk ke dalam rumah kita." Wanita paruh baya itu menunjuk tegas ke arah Regan lalu ke arah Delon yangerasa tidak ada spesialnya dengan kedatangan wanita tua itu.     

Setelah mendengar dengan teliti tenang apa yang dikatakan sang istri, pandangan itu kembali mengarah pada Regan dan Delon. Terutama pada tamu asing pertamanya.     

Sanjaya melempar keras robekkan dokumen penting itu pada wajah dan kepala belakang sang putri.     

"Bangsaat, kau!"     

Apa yang Regan terima, menampar dengan cara tidak langsung tidak membuatnya lelaki berkaca mata itu mengalihkan pandangan licik ke arah Sanjaya dan sang istri yang kini telah menjadi mertuanya.     

"Sekuat apa kalian bisa menghadapi seluruh pengawalku? Apa kalian tidak merasa nyawa kalian juga terancam disini?" Tarikan sudut itu kini dimiliki Sanjaya yang mengkode tepukan tangan tangan pada anak buahnya yang memang berjaga di dalam rumah, untuk menjaaga kamar Sellyn.     

"Kamu, kemari Sellyn! Jangan sembarangan peluk-peluk lelaki lain, kamu sudah akan menjadi istri tuan Cello. Jangan membuat kami malu." Tangan Sellyn tertarik dengan keras hingga membuat tangan yang sudah mencengkram kuat kemeja belakang Regan terlepas.     

"Aku tidak maaaauuuu! Yang suka dengan kekayaan lelaki tua itu adalah mama. Kenapa tidak mama saja yang menikahinya. Bukankah mama juga berharap akan uang bandot tua itu?"     

PLAK     

Satu tamparan keras menyerang ke arah wajah Sellyn hingga membuat wajah itu terbuang ke samping dengan rasa panas pada kulit lembut itu.     

"Siapa yang mengajarimu begitu lancang berbicara seperti itu kepada mama? Kau sudah kulahirkan, kubesarkan, dan lihat ... penampilanmu juga tidak terlihat seperti gembel jalanan. Apa mama gagal mengurusmu?"     

"Mulutmu itu memang harus mama tamparan hingga mengatakan iya dan tidak lagi memprotes. Apa yang kau bisa harapkan pada lelaki berkaca mata itu, ha? Statusnya tidak jelas. Apalagi lelaki itu ...." Wanita itu menunjuk ke arah Delon yang nampak tak bereaksi dengan apa yang terjadi di pantulan mata hitamnya.     

"Dia anak angkat keluarga Mauren. Kau tahu itu! Adiknya menikah dengan lelaki sembarangan dan kini kulihat usaha perusahaan Mauren hanya terdiam di tempat."     

Regan mengeraskan buku tangannya dengan kuat dan menumpukan semua emosi di sana. Saat melihat kekasihnya tertampar dengan keras tanpa perlawanan apapun. Tapi, saat tubuh lelaki berkaca mata itu ingin maju. Delon menahan dengan menggeleng samar.     

Tentu apa yang ia lihat dari sang Boss langsung ia turuti walaupun hatinya begitu kesal melihat pemandangan di depan matanya.     

"Aku bekerja sendiri! Aku sudah mengatakan semua yang kupakai dan kunikmati adalah hasil dariku menjual tubuhku untuk dilihat semua orang ..."     

"Apa kalian bisa mendengarnya? Kalian hanya sibuk mengurus perusahaan dan menghamburkan uang untuk membeli apapun properti yang bisa membuat kalian terlihat terpanpandang," sambung Sellyn dengan membuang kasar anak rambut yang menutupi wajahnya ketika tamparan itu membuat tatanan rambut hitamnya juga berantakkan.     

Wanita paruh baya itu berdecak mendengar apa yang dikatakan putrinya memang benar. Tapi, ia tidak akan sebodoh itu untuk mengiyakan.     

Sedangkan para pengawal Sanjaya sudah berjaga mengelilingi mereka dengan tatapan sengit. Bahkan pintu utama telah tertutup rapat dengan dua orang pengawal bertubuh kekar mereka.     

Delon yang melihatnya hanya tersenyum tajam dengan penjagaan itu. Seberapa kuat mereka menahan seorang Delon, mereka tidak akan bisa membuat lelaki berkuasa itu tersentuh dan menetap di sana.     

'Dasar Sanjaya bodoh!' batin Delon.     

"Dasar anak durhakaa! Semua itu juga untukmu. Sekarang kau dihukum untuk tetap di kamar sampai pertunanganmu besok terjadi. Kau juga tidak boleh makan, supaya bentuk tubuhmu terjaga, dan tuan Cello akan bertambah menyukaimu," tadasnya menarik tubuh Sellyn yang sudah tak bertenaga untuk melawan.     

"Jangan. Kau tidak mau terkurung di sana!" teriak Sellyn memberontak kuat. Tapi, ternyata kekuatan wanita paruh baya itu disokong dengan impian memiliki pundi-pundi kekayaan yang akan ia terima. Maka dari itu, kekuatannya semakin bertambah dan tidak sabar menunggu hari esok tiba.     

'Abanggg, tolong aku,' batin Sellyn saat wajah sembab dan basah itu menoleh ke arah Regan yang sudah menatap ke arah dirinya dengan lekat.     

Regan mengeraskan rahangnya melihat Sellyn yang mulai menjauh darinya.     

"Sell—"     

BUGH     

Pukulan keras mengenai wajah Regan yang hendak mengejar Sellyn.     

"Jangan dekati putriku. Kau lelaki misikin dan tidak pantas memiliki putri daru seorang Sanjayaa!" pekik Sanjaya saat ia sudah puas membuat lelaki muda di depannya tersungkur di bawah.     

Delon menggeram melihat Regan begitu tak beradaya seperti dirinya dulu. Ia seakan melihat dirinya pada Regan dalam keadaan pasrah dengan Jeno.     

"MASUKAN DIA! LEMPAR DI HADAPAN KAKI MEREKA!" teriak Delon yang membuat pintu utama itu tiba-tiba terdobrak. Dan muncul dua orang dengan berpakaian hitam menyeret lelaki tua dengan tubuh terikat.     

BRAK     

Tubuh terikat itu langsung tersungkur tak berdaya di sana. Semua orang melihatnya dengan tatapan tak percaya.     

"Batalkan. Kubilang batalkan pernikahan itu! Aku sudah tak berniat menikahi putri kalian. Aku tidak mau berurusan dengan Tuan Delon."     

"Ha? Bagaimana bisa Tuan Cello?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.