HE ISN'T MYBROTHER

Delon Pulang Dengan Mengejutkan



Delon Pulang Dengan Mengejutkan

0Rachel tidak sadar kenapa dirinya sudah tertidur di dalam kamar. Bola mata coklat itu bergerak kebawah melihat selimut tebal juga sudah tertata begitu rapi melingkupi tubuh memiringnya.     

"Perasaan aku tadi masih ngasih tahu mami tentang Sellyn sama kak Regan. Kenapa aku bisa di sini? Apa jangan-jangan mami yang mindahin aku?"     

Ha?     

Bagaimana mungkin?     

Tubuh yang sudah semakin berat itu, tidak mungkin wanita paruh baya itu mengangkat tubuhnya. Apalagi, ia juga tidak mengjngat bagaimana tubuhnya bisa tertidur di mana pun Rachel meletakkan tubuhnya.     

Astaga, kenapa anaknya suka tidur seperti dirinya sih?     

Rachel menepuk-nepuk keningnya. Sifat konyolnya itu selalu membuat masalah dengan mamanya. Dan sekarang, sifat itu akan menurun pada anaknyanya. Aaagghh... mimpi apa Rachel harus merasakan betapa kesalnya membangunkan putri tidur layaknya dirinya nanti. Beberapa bulan yang akan datang.     

"Jangan dipukul-pukul gitu. Nanti sakit. Ayo tidur lagi." Sebuah tangan besar menyingkirkan tangan Rachel saat masih memukuli dahinya. Dan suara itu ... kenapa mirip sekali dengan seseorang.     

Rachel membulatkan mata lebar saat merasakan pelukan itu benar nyata. Begitu hangat dan Rachel selalu merindukan hal itu setiap saat.     

"Kak Delon ... dia ada di sini?" gumam Rachel saat memutar tubuhnya dengan memberontak karena tangan besar itu menahan tubuhnya.     

Rachel menyentuh rahang tegas suaminya dengan rasa haru yang luar biasa. Setelah pertarungan tembakan itu, Rachel sudah tidak bisa berpikir tenang. "Ini benar kamu?"     

"Hmm... lalu siapa lagi yang berani melakukan ini padamu, hm?" Lelaki itu dengan jahil meremas payudara Rachel dengan dengan lembut, sesekali sengaja memainkan puncak yang tak tanpa pengahalang itu. Karena Delon sendiri yang menggantikan pakaian tidur Rachel.     

Istrinya memang tidak pernah memakai pakaian dalam sewaktu tidur. Maka hal itu memudahlan Delon untuk melepaskan semuanya tadi malam.     

Delon menemukan istrinya sudah tertidur dipangkuan Sarah saat dirinya dan Regan sampai di rumah. Delon sudah mendengar semua kelakuhan lucu Rachel yang bisa tertidur di mana pun. Tapi, saat permintaannya tida dituruti, Rachel akan merengek seperti bayi.     

Lelaki itu pun memindahkan tubuh istrinya ke tempat yang lebih nyaman dan tidak membuat pinggang itu bertambah pegal.     

"Kamu jahil banget. Tapi, kamu baik-baik saja kan, Kak?" tanya Rachel yang membiarkan saja tangan suaminya memainkan anggota tubuhnya. Karena dirinya juga begitu merindukan sentuhan Delon sedaritadi.     

Punggung jemari lentik Alisha mengusap lembut rahang Delon, tatapan mereka bersatu menjadi satu. Lelaki itu hanya membuka celah matanya karena dirinya tadi juga ikut tertidur bersama Rachel. Delon bangun karena merasakan pergerakkan tubuh istrinya dan juga celotehannya.     

Delon menggeleng, lalu wajahnya semakin ia dekatkan dengan wajah sang istri. Menderatkan bibir basahnya pada kening Rachel, turun di ujung hidung mancung itu, lalu berakhir pada kecupan mesra yang diberikan lelaki tampan itu dengan menekan sangat lama. Tidak ada lumatan di sana.     

Lelaki tampan itu mengembangkan senyumnya saat bibir mereka terlepas, lalu tangan Delon menyentuh tangan istrinya untuk ia bawa ke dada bidangnya dengam masuk melalui celah kimono tidur yang sedang lelaki itu pakai.     

Rachel terbelalak saat merasakan kulit jemarinya menyentuh sesuatu permukaan kasar dengan sedikit lapisan embuk di sana. Bukan lagi keras layaknya dada bidang yang sering Rachel sentuh.     

Kenapa dengan suaminya?     

"Aku tidak sedang baik-baik saja, Sayang," ucap Delon yang langsung membuka baju tidur istrinya hingga menampilkan bahu dan dada putih perempuan itu. Lelaki itu merosot ke bawah untuk bisa tenggelam dalam dada Rachel.     

Perempuan itu mengusap lembut kepala belakang suaminya dengan menitihkan bulir kristal bening di sudut matanya. Ia hanya memiliki Delon sebagai pelengkap hidupnya. Ia tidak mau sampai lelaki itu meninggalkannya hanya karena dendam dari Antoni yang tidak berujung.     

"Aku tidak membohongiku tentang segala lukaku, Sayang. Semua lelaki menyembunyikan lukanya untuk membuat istrinya mereka tidak merasakan luka. Tapi, menurutku itu salah ..."     

"Aku tidak setuju dengan mereka. Karena setiap luka yang kurasa pasti kamu juga akan merasakan juga. Aku tidak mau menyembunyikan apapun, aku hanya ingin kamu tahu kondisiku," sambung Delon dengan memasukkan satu payu dara istrinya ke dalam mulutnya.     

Rachel yang pertama terharu dengan perkataan lelaki itu. Kini tiba-tiba tubuhnya dibuat geli dengan kelakuhan jahil Delon.     

"Kamu lagi sakit, Kak. Jangan kayaak gitu ... aku mau melihat lukamu dulu," kata Rachel yang memaksa Delon menghentikan aktivitas manjanya.     

"Bisa lihat besok aja, Sayang. Akau masih haus ini," rengek Delon yang tetap mendapat gelengan Rachel.     

Dan dengan terpakasa Delon menuruti perintah sang istri untuk tidur terlentang dengan mata memejam. Membiarkan jemari lembut itu melepas kimono tidurnya.     

"Sayang, aku merasa seperti akan diperkosa olehmu. Dan tubuhku merelakan itu," cicit Delon terkekeh, tidak berapa lama cubit kecil lelaki itu rasakan pada lengan tangannya.     

Delon semakin terkekeh saja dibuatnya melihat wajah istrinya pasti sekarang sedang memerah. Sayangnya ia harus memejam agar bisa meresapi sentuhan kulit lembut jemari itu.     

"Astaga ... kenapa lukanya tepat di dada, Kak? Aku tahu lelaki jahat itu pasti berniat ingin—" Delon menutup bibir Rachel dengan sentuhan jari telunjuknya. Kalimat itu tidak ingin Delon dengar, meski kemungkinan terbesar jika Antoni menginginkan kematiannya.     

"Dia masih tenggelam dalam dendamnya padaku. Aku harus menariknya dari dendam itu, Sayang. Aku sudah menemukan keberadaan Anita yang membuat Antoni memusuhiki hingga bertahun-tahun lamanya ..."     

"Aku tidak masalah dengan itu. Tapi, aku harus melindungi keselamatan dan calon anak kita. Aku harus melakukannya," sambung Delon dengan tatapan yakin.     

Ia sudah tidak sabar untuk menemukan keberadaan Anita di mana. Lalu, menyeret wanita itu untuk menjelaskan segalanya.     

"Apa wanita itu sangat cantik, Kak?" Rachel mulai penasaran dengan wanita yang selalu menjadi perdebatan antara kedua sahabat itu. Wajah wanita itu secantik apa kenapa bisa membuat Antoni rela ingin membunuh suaminya.     

"Kamu ingin melihatnya, Sayang?" tanya Delon yang mulai menyandarkan punggung kekarnya pada sandaran ranjang besar itu.     

Rachel mengangguk-angguk seperti puppy. Sangat menggemaskan. Tapi, saat lelaki itu sudah mengambil ponselnya di atas nakas, ia sengaja menoleh ke arah istrinya yang masih menatap lekat wajahnya.     

Delon mengulas senyum samarnya, lalu mendekatkatkan wajahnya lebih dekat dengan wajah Rachel. Bibir tebal itu menikmati lumatan lembut di sana, dengan sesekali menghisap dan menggigit. Tak lupa tujuan awalnya. Tangan kekar itu meraih kedua payudara istrinya untuk dimasukkan kembali ke dalam baju tidur tipis Rachel.     

Lelaki itu mengakhiri ciuman mereka dengan mensesap hingga begitu lama.     

"Sangat manisss! Bibir istriku memang selalu saja membuatku tak bisa lepas. Sekarang mainanku sudah masuk ke rumahnya lagi. Tugasku selesai," ucap Delon dengan terkekeh kecil.     

Rachel malu dengan apa yang dilakukan Delon padanya. Ia pun langsung membalikkan tubuh, membelakangi Delon dengan kesal.     

"Apa istriku tidak mau melihat saingannya di masa lalu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.