HE ISN'T MYBROTHER

Keberadaan Anita Sudah Ditemukan?



Keberadaan Anita Sudah Ditemukan?

0"Apa kamu benar menolaknya, Kak?"     

"Aku tidak bisa percaya ada wanita secantik ini," sambung Rachel yang tak henti-hentinya memandang foto dari sebuah media sosial online Delon dulu yang dipaksa Antoni untuk membuatnya.     

"Apa benar begitu cantik? Cantik mana dengan istriku ini?" Delon memeluk tubuh Rachel dari belakang. Menyelipkan wajahnya di curuk istrinya, menghirup dalam-dalam parfum lembut dari istri cantiknya itu.     

"Cantik dia. Kenapa kamu tidak menerimanya saja, Kak? Apa kamu sudah gila, ha?"     

Delon terkekeh mendengar jawaban Rachel. Menurutnya kecantikan wanita di dunia ini akan terkalahkan dengan kecantikan istrinya. Menurut Delon Rachel sangat cantik dan sulit menggantikan tempat perempuan itu dengan wanita lain.     

"Tidak ... tidak. Istriku jauh lebih cantik. Apa kamu tahu hatinya tidaklah secantik wajahnya, Sayang. Dia sengaja masuk ke dalam persahabatanku dengan Antoni. Dan dia teramg-terangan menyatakan perasaannya padaku, padahal dia sudah tahu tentang perasaan Antoni padanya ..."     

"Apa itu yang dinamakan cantik?" Lanjut Delon yang membuat Rachel terdiam dengan mengusap lembut punggung tangan suaminya yang mengusap lembut perutnya.     

"Aku sempat dikatalan seorang 'gay' karena dengan bodoh menolak Anita. Bagiku, aku lebih suka menjaga hatiku untukmu. Berharap Tuhan menyatukan kita seperti dan memiliki anak-anak yang lucu. Aku tidak peduli dengan perkataan mereka padaku."     

Rachel semakin mencebikkan bibirnya menahan Isak tangis yang hampir meledak saat ini juga karena ia sudah sering kali mendengar jawaban dari Delon kenapa lelaki itu memilih menjaga hatinya untuk Rachel. Tapi, tetap saja selalu membuat perempuan itu tak kuasa menahan air matanya.     

"Kamu beruntung memiliki papa seperti lelaki di belakang mama kan, Sayang? Lihat papamu begitu setia menjaga mama ... semoga kisahmu lebih baik dari mama dan papa," ucap Rachel yang ikut mengusap calon anaknya di atas punggung tangan Delon.     

"Pastinya, Sayang. Anak kita akan mendapatkan kisah yang begitu bahagia. Tapi,—" Delon sengaja memutuskan kalimatnya dengan tatapan sedih. Dengan kepala yang kini sudah berada di punggung Rachel.     

Kelakuhan Delon membuat Rachel begitu penasaran. Apa yang sebenarnya disembunyikan suaminya hingga membuat wajah tampan itu terlipat seperti dompet akhir bulan.     

Rachel sudah berbalik dengan menghadap suaminya. Membingkai wajah itu untuk terangkat di depan matanya. Rachel mulai menelisik ke dalam tatapan sendu Delon, seakan perempuan itu bisa terjun dan menyelam dalam dasar tatapan indah itu. Tidak berapa lama bingkaian tangan Rachel turun dengan menghela napas panjangnya.     

Delon bingung dengan apa yang dilakukan istrinya. Namun, sedetik kemudian Delon nampak menyorotkan bola mata berbinar mendapati keinginannya terpenuhi.     

"Terima kasih, Sayang. Kamu memang yang terbaik. Istriku paling baik juga," ucap Delon yang langsung mencium setiap inci wajah sempurna Rachel dengan memburu.     

Wajah cantik itu sudah begitu basah karena bjbir Delon yang tak henti-hentinya meninggalkan tempat kosong di sana.     

Delon terlihat melepaskan kimono panjangnya ke sembarang tempat. Sekarang Rachel bisa melihat tubuh kekar itu yang terlapisi dengan kain kasa dan di tengah terlihat warna merah.     

"Berhenti ...!" ujar Rachel yang kencang dan seketika membuat Delon menaikkan satu alisnya saat juniornya sudah mulai menyentuh di ujung rumahnya. Tapi, Rachel malah menghentikan hasrat yang sudah berada di ubun-ubun.     

Bukan Delon namanya jika dia menuruti perkataan Rachel jika sudah begini. Ia tetap menyentuhkan ujung juniornya untuk merasakan sensai sengatan listrik yang sudah begitu ia rindukan.     

Sebenarnya Delon tidak mau melakukan hal ini dulu sebelum lukanya benar-benar bisa sedikit mengering. Tapi, tubuhnya selalu tidak bisa beratahan lama jika sudah bersentuhan dengan sang istri.     

"Kenapa, Sayang? Kamu sudah sangat basah," balas Delon yang membuat mata Rachel memejam merasakan sentuh suaminya di bawah intinya.     

"Lu ... lukamu masih sangat basah, Kak. Lihat, dia berdarah lagi," kata Rachel dengan nada terbata. Ia juga merasakan tersiksa sama seperti Delon. Jemari Rachel bahkan berada pada luka itu, menyentuh tanpa penekanan.     

Lelaki tampan itu mengulas senyum samarnya. Dengan lembut Delon menjatuhkan tubuh di atas Rachel dengan menenggelamkan wajahnya di leher perempuan itu.     

"Kalau seperti ini ... bagaimana, Sayang?" Delon memutar tubuh kekarnya. Dan sekarang Rachel begitu terkejut dengan posisinya.     

"Ayo, lalukan, Mama ... papa sangat merindukanmu," katanya lagi dengan nada manja seraya menarik tengkuk Rachel untuk tenggelam dalam tautan bibir mereka yang memabukkan.     

Aktivitas suami istri itu membuat panas kamar yang semula membuat tubuh Rachel kedinginan sekarang berlumuran dengan peluh.     

"Kamu hebat, Sayang. Tapi, aku belum bisa memberikan hadiah untuk calon anak kita."     

"Ha? Kamu masih belum puas, Kak?" Rachel menatap horor ke arah suaminya yang nampak kembali menarik kembali kepalanya. Menyatukan bibir mereka berdua.     

***     

"Tuan Antoni, apa anda tidak ingin mendengarkan kalimat tuan Delon?" Sekretaris pribadinya itu sedang membalut luka tembak yang berhasil diobati oleh dokter kepercayaan Antoni.     

Antoni sedang berbaring dengan wajah pucatnya merasakan luka pedih saat merasakan peralatan medis itu menyentuh lapisan kulit terdalamnya yang terdapat sebuah peluru yang diluncurkan oleh asisten pribadi Delon.     

"Tentang apa?" Antoni menjawabi dengan suara tertahan. Ia masih merasakan sakit di seluruh tubuhnya karena pertarungannya dengan Delon. Lelaki itu masih sama seperti dulu. Begitu kuat dan dirinya masih kalah dengan berbagai bogeman mentah yang diberikan Delon.     

"Nona Anita. Maksud saya tentang keberadaan nona Anita yang masih hidup ... bukan bun—"     

"Hentikan perkataanmu. Kau sungguh lancang mengatakan hal itu. Apa kau ingin mati dengan penaku, ha?" berang Antoni menatap taj.ke arah asisten pribadinya itu.     

Dirinya paling tidak suka sebab kematian Anita disebut orang lain yang tidak tahu sebab dari wanita malang itu memilih jalan yang membuat seluruh orang kehilangan, termasuk dirinya.     

Lelaki bertubuh kurus itu menunduk dengan takut. Tapi, dirinya juga begitu penasaran dengan respon apa yang akan diberikan Tuannya itu jika wanita yang disukai hingga merelakan segalanya yang dia punya. Kini sedang berjalan santai di sebuah kota, seperti apa yang ia dengar tadi dari mulut Delon.     

"Maaf, Tuan Antoni ... tapi, jika itu terjadi, bagaimana? Apa Tuan akan membawanya, atau ...."     

"Pertanyaan bodoh. Tentu aku akan menikahinya dan menjadikan dia wanita satu-satunya dalam hidupku. Tapi, itu tidak akan mungkin ..."     

"Delon hanya membual. Aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri, tubuhnya terkubur bersama denga peti tempat tidurnya. Apa itu juga termasuk kebohongan?" Antoni meremas sepray abu-abu yang kini menjadi sasarannya melampiaskan kebenciannya pada Delon.     

Asisten pribadi Antoni mengangguk patuh. "Tentu saya sangat mempercayai yang Anda katakan, Tuan Antoni. Sejauh ini, anda selalu berbuat melawan hukum hanya tentang nona Anita. Namun, bagaimana jika tuan Delon benar. Apa permusuhan ini akan juga berakhir?"     

"Kalian tidak perlu saling menyakiti, Tuan ... cobalah cari kebenarannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.