HE ISN'T MYBROTHER

Aku Mint Maaf (Delon)



Aku Mint Maaf (Delon)

0"Jelas ini urusanku. Kalau tadi kamu jatuh siapa yang akan repot? Jangan membuatku susah, Chel. Ayo ke kamar. Kamu butuh istirahat," ucap Delon dengan nada yang masih begitu kesal.     

Rachel seperti di luar kendalinya. Perempuan itu selalu saja memberontak.     

"Lepas! Aku akan tidur ... tapi, bukan di sini denganmu. Aku akan kembali ke rumah papa. Mereka pasti masih menerimaku." Rachel melepas paksa cekalan tangan Delon untuk kedua kalinya. Tubuh itu langsung masuk ke dalam mobil dengan menutup cepat mobil itu.     

Delon terbelalak dengan apa yang dikatakan istrinya. Kenapa Rachel ingin kembali ke sana lagi setelah sekian lama? Bukankah dua juga tahu jika Jeno tidak menyukai calon anak mereka berdua.     

Apa lagi ini? Apa yang sudah Delon lakukan tadi? Apa dia sudah menyakiti istrinya? Pertanyaan itu mengelilingi pikiran Delon saat ini. Ia hanya ingin yang terbaik untuk Rachel melindungi dari segala berbahaya walau hanya sekecil batu pantai.     

Suara mesin mobil mulai terdengar jelas di telang Delon. Dengan cepat, lelaki itu berlari memutari mobil, berdiri tepati depan mobilnya yang akan keluar dari halaman rumah itu.     

"Kamu tidak boleh pergi, Sayang! Aku mintaa maaf kalau aku terlalu kasar padamu. Aku hanya merasa cemas denganmu dan anak kita. Aku sungguh hanya ingin melindungi kalian saja!" ungkap Delon yang sudah merentangkan kedua tangannya. Menatap seseorang yang berada di dalam mobil yang tak dapat dilihat Delon. Tapi, mungkin Rachel bisa melihat kesungguhan hati dirinya yang benar-benar merasa bersalah.     

Tebakkan Delon begitu salah total. Rachel sama sekali tidak memperhatikan suaminya yang sedang berteriak di depan mobil itu. Dan hal itu membuat Pak Yono resah.     

Apalagi sekarang suara tawa terbahak begitu terdengar jelas di dalam mobil. Tentu Delon tidak bisa melihat keadaan istrinya yang benar-benar di luar dugaan Pak Yono.     

"Nyonya ...."     

"Tabrak saja. Lelaki masih banyak," balasan Rachel membuat lelaki paruh baya itu semakin pusing harus memilih apa.     

Apa benar Pak Yono harus menabrak majikannya yang masih menempatkan tubuh kekar itu di sana seakan memang sedang mencari mati. Jika, Pak Yono benar menancap gasnya, Delon pasti sudah terlindas di sana. Apa itu yang diinginkan Rachel?     

Rachel sedang melihat video online yang begitu lucu, video tersebut terlihat berisikan bayi-bayi kecil berusia di bawah lima tahun sedang bernyanyi atau hanya sekedar terjatuh dengan tubuhnya yang mungil sungguh menggemaskan.     

Sudut mata Rachel sampai pedih karena air mata tawa yang selalu membuat perutnya terasa kaku.     

Hanya dengan begini Rachel bisa melupakan sejenak perkataan Delon padanya yang begitu menyakitkan hatinya. Jika dirinya seperti anak kecil lima tahun berarti itu tandanya perempuan itu hanya bisa tertawa, menangis, dan terjatuh. Apa itu yang dimaksud?     

"Kenapa tidak jalan-jalan mobilnya, Pak?" tanya Rachel yang merasa mobil ini masih saja berada di tempat, tidak pergerakkan sama sekali.     

"Itu, Nyonya ... Tuan Delon masih berada di luar mobil. Saya tidak mungkin membuat diri saya dan Nyonya masuk penjara karena menabrak Tuan Delon," jelasnya memabuat Rachel menggeram. Entah menggeram untuk siapa yang pasti hati perempuan itu semakin kesal saja dibuatnya.     

Rachel memilih keluar dari mobil dengan membantuk pintu mobil itu dengan keras hingga membuat Pak Yono terjengkat.     

"Untung aku nggak jadi nikah, bisa mati di tempat sebelum malam pertama kalau begini ceritanya," gumam lelaki paruh baya itu seraya mengulas dadanya dengan gerakkan kasar.     

Delon nampak sumringah melihat kedatangan istrinya yang mulai mendekat ke arahnya. Dengan gerakan berlari kecil, lelaki itu menggegam kedua tangan Rachel dengan erat. Ia tahu di sorot mata itu masih begitu menyimpan kekesalan untuknya.     

"Tolong menyingkir aku mau lewat. Mobilnya ngga bisa lewat kalau kamu masih di sana. Apa kamu bisa menyingkir sedikit?"     

Delon membuang napas sekali dengan terkejut. Jadi istrinya hanya keluar untuk membuat dirinya menyingkir dari sana?     

Astagaa, perkataan apa yang tadi Delon katakan kepada istrinya. Sehingga Rachel sebegitu marah hingga seperti ini.     

Para pelayan diam-diam memperhatikan pertengkaran Delon dan Rachel tak terkecuali sang pemilik rumah. Tapi, menurutnya rumahnya semakin seru saja bisa melihat drama pagi-pagi seperti ini. Wanita paruh baya itu terkekeh kecil saat para pelayannya terlihat begitu serius menatap keromatisan Delon.     

"Biarin deh, sekali-kali refreshing juga buat mereka," gumam mami Sarah yang menggeleng tak percaya dengan tingkah konyol para payan rumahnya.     

"Dengarkan aku dulu, Sayang. Aku benar-bemar mintaa maaf. Aku tidak ingat, aku tadi mengatakan apa. Tadi, aku benear-benar lupa. Tapi, kumohon jangan tinggalkan aku di sini sendirian," mohon Delon yang sama sekali tidak berpengaruh pada wajah dingin Rachel.     

"Sayang, kita bicarakan di kamar ya? Aku tidak akan bekerja hari ini. Aku akan memeluk sepanjang hari. Maafkan aku ... aku memang suami bodoh! Tampar aku, Sayang!"     

Delon meletakkan buku tangan istrinya di rahang kokohnya, menggerakkan tangan lembut itu untuk menamparnya. Tapi, Rachel tetap saja tidak mau menatap dirinya yang sedang memohon. Delon harus melakukan apa lagi agar istrinya mau memberi maaf?     

"Baiklah. Kamu ingin ke rumah papa kan?" Pertanyaan Delon lagi-lagi hanya dibalas Rachel dengan bergeming. "Aku juga akan ikut. Akau tidak peduli jika aku harus menghadapinya berkali-kali. Ayo, Sayang!" Lelaku itu menggandeng tangan Rachel untuk kembali masuk ke dalam mobil.     

Di dalam sana sudah ada Pak Yono yang merasa bingung. Suasana seperti ini seperti deja vu untukknya. Ia baru mengingat, jika dirinya pernah melakukan hal seperti itu, seperti adegan kedua majikannya saat ini, ketika dia masih bersama istrinya.     

Suasananya lebih mengharukan dari pemandangan saat ini. Karena adegan Pak Yono ketika di kampung hanya disaksikan beberapa kerbau yang saling membunyikan suara ya seakan memberikan ikut sertaan mereka di sana.     

"Sini ..." ucap Delon yang menarik tangan istrinya lembut ke dalam pelukannya. Rachel masuk ke dalam pelukan hangat itu. Tubuhnya tak kuasa menahan untuk tidak bergerak ke arah tubuh suaminya.     

"Jalankan mobilnya, Pak!" perintah Delon.     

"Baik, Tuan Delon," balas Pak Yono terkejut karena dirinya sedang mengulang masa mengaharukan dirinya dan mantan istrinya.     

"Maaf," bisik Delon dengan mengecup pucuk kepala istrinya dengan lembut beberapa kali. Bahkan sedaritadi tangan lelaki itu tak henti-hentinya mengusap lembut anaknya yang berada di di perut sang istri.     

"Sayang, kamu tahu aku sangat mencintaimu? Terkadang aku juga tidak tahu kenapa aku bisa berkata seperti itu ... aku sangat menyesalinya. Apa kamu mau memafkanku, kita akan sama-sama ke rumah papa, biar nanti Pak Yono yang membawakan baju kita," tambah Delon.     

Jemari Delon membelai rambut lurus istrinya yang semakin memeluknya erat, bahkan suara sesenggukan kini mulai terdengar.     

"Aku nggak mau ke rumah papa ... aku nggak mau."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.