HE ISN'T MYBROTHER

Regan Kaburr



Regan Kaburr

0"Wat? (Apa?)"     

"Hoe is de gevangene ontsnapt? (Bagaimana tawanan itu bisa kabur?)" tanya Anin dengan amarah yang tinggi. Ia tidak bisa membiarkan lelaki itu pergi begitu saja. Karena ada yang aneh saat dia berbicara.     

Anin sekarang berada di ruangan yang digunakannya untuk menahan Regan di sana. Ada bekas tali yang terpotong oleh senjata tajam. Jelas lelaki berkaca mata itu tidaklah seorang lelaki biasa. Nyatanya ada orang yang menyelamatkan lelaki itu dari sini.     

"Wat was je allemaal aan het doen? waarom is hij weggelopen? (Kalian tadi sedangq apa? Kenapa dia sampai kabur?)" tanya geram wanita itu dengan bahasa Belanda kepada keempat body guard-nya yang sekarang menunduk ketakutan.     

Padahal Anin selalu dia minta untuk berjaga di depan ruangan itu. Tapi, kenapa bisa lelaki itu bisa kabur sebelum Anin sempat bertanya apapun.     

Salah satu dari mereka mulai bercerita tentang bagaimana Regan kabur dalam bahasa Belanda. Mereka bertempat sudah berjaga di depan ruangan itu. Tapi, entah kenapa tiba-tiba ada asap yang mereka kira adalah seputung rokok yang mengenai sebuah kertas.     

Dan seketika mereka semua terlelap dalam kantuk yang berat dan mereka baru bangun setelah melihat jam tangan mereka yang sudah menunjukkan ke arah angka sebelas malam. Berarti mereka terbius dengan asap selama dua jam.     

Tidak lama dari terbangunnya mereka, terdengar suara runtuh dari dalam ruangan tahanan itu. Tiba-tiba mereka di buat terkejut ada sebuah jett pribadi yang kembali menghancurkan atap ruangan itu hingga hancur semua atap rumah Anin dan menimbulkan asap debu yang luar biasa membutakan mata.     

Anin menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang dia dengar dari anak buahnya yang menurutnya sudah begitu berpengalaman dalam menyandara dari rekan bisnisnya. Tapi, kali ini mereka kecolongan.     

"Domme, domme idioot! (Bodoh, dasar bodoh!)" teriak Anin dengan kencang.     

Kini Regan sedang berada di kursi penumpang dengan beberapa anak buahnya yang sedang tertawa terbahak. Mereka semua yang ikut dengan Regan adalah orang-orang yang tidak pernah menyesali dalam hidupnya mengenai keputusan itu.     

Delon dan Regan adalah sosok pemimpin yang menganggap mereka bukan anak buah. Tapi, seperti keluarga.     

Maka dari itu dalam misi apapun Regan tidak pernah menganggap sebagai misi yang serius. Karena jika pikiran sudah terdoktrin tentang misi yang begitu membahayakan, pasti nyali akan mengempis terlebih dulu. Dan pikiran mereka pasti tidak akan bisa lebih fokus.     

"Makan semuaa! Kita hari ini berpesta. Aku sudah bisa menemukan di mana Anin dan Anita. Dan kenapa mereka begitu membenci Boss kita ... besok kita bisa tidur panjaang!"     

"Jangan lupa cek tabungan kalian. Pasti boss kita akan memberi kita bonus yang luar biasa besar," sambung Regan sembari memasukkan beberapa butir buah anggur ke dalam mulutnya. Seperti seorang raja yang sedng dimanja oleh para selirnya.     

Hahhaha.     

Merek semua tertawa terbahak mendapati misi mereka kembali berjalan sempurna. Dan anak-anak mereka tentunya akan ikut senang seperti mereka saat ini.     

"Pak Regan ... ini ponsel Anda. Kami telah menemukannya di bandaara. Teranyata yang menemukan ponsel itu adalah seorang anak kecil dan memberikannya pada petugas," jelas salah satu anak buah Regan seraya menyerahkan benda pipih itu kembali kepada sang pemilik.     

"Terima kasih ya! Kalian membuatku terharu. Lalu, siapa yang mengirim kalian untuk menjemputmu? Atau kalian berinisiatif sendiri?"     

Regan tidak memandang ekspresi anak buahnya. Lelai berkaca mata itu hanya terfokus pada benda pipihnya yang akhirnya bisa dinyalakan. Beruntung benda pipih itu tidak bermasalah.     

"Heeyy, kenapa kalian diam?" tanya lelaki berkaca mata itu dengan penasaran saat merasa anak buahnya tidak seramai tadi.     

Regan membulatkan matanya saat melihat siapa yang ada di sampingnya saat ini. Kenapa bisa ada dia yang membuat bola mata hitam Regan tak bisa bergerak di detik ini.     

"Sayaaang? Kenapa kamu di sini? Lalu ke mana anak buahku?" Suara Regan akhirnya bisa terdengar saat merasakan dua buku tangan lembut itu berada di kedua sisi rahangnya.     

"Sellyn menyuruh mereka untuk beristirahat. Kasihan mereka selalu Abang suruh menjaga dan memastikan suami Sellyn dalam keadaan sehat dan selamat. Sedangkan mereka tidak ada yang memperhatikan," balas Sellyn yang sudah bisa menggoreskan senyum cantiknya saat melihat suaminya kini sudah berada di depan mata.     

Sellyn masih mengingat betul. Dirinya yang begitu cemas saat ponsel Regan sudah tidak bisa dihubungi. Padahal tadi mereka saling memberi kabar. Dan Sellyn sudah mencoba beberapa kali menelpon Regan. Hasilnya tetap sama.     

Sellyn menunggu hinnga rentan waktu beberapa jam. Namun, suaminya itu masih saja belum bisa dihubungi. Sellyn semakin merasa was-was.     

Sellyn beralih menghubungi ponsel Rachel beberapa kali hingga sahabatnya itu memberi alamat hotel yang sedang Rachel dan Delon tempati saat ini.     

Perempuan itu pun langsung berangkat ke arah alamat yang ditunjukkan oleh Rachel untuk bisa bertanya kepada Delon juga kenapa Regan tidak bisa dihubungi.     

Beruntung malam itu mami Sarah sedang berada di rumah saudaranya. Jadi, ia tidak perlu berbohong untuk mengatakan kondisi Regan yang akan membuatnya sesak napas.     

"Astagaa ... kenapa bisa kayak gini? Seharusnya kalau batrainya low kan bisa dicharge. Tapi, ini udah berjam-jam dan nggak mungkin low."     

Sellyn tidak bisa berpikir jernih lagi saat mengendari mobilnya yang begitu cepat terkadang ada yang mengumpatinya. Tapi, perempuan itu tidak peduli. Kerena dipikirannya hanya bagaimana cara bisa cepat sampai di hotel Rachel.     

Dan tidak berapa lama mobil biru gelap itu telah terparkir di pinggiran parkiran hotel bersama dengan mobil beberapa pengunjung yang sseprtinya sedang menemui kerabat mereka di sana.     

"Sellyn! Di sini ...!" teriak seseorang itu membuat kepala Sellyn mencari di mana asal suara tersebut. Dan suara itu berada di meja luar ditemani dengan Delon di sana.     

Sellyn langsung berlari ke arah meja Rachel dan pada saat tubuh mereka dalam jarak yang begitu dekat Sellyn memeluk tubuh Rachel dengan menangis. Dan hal itu membuat Rachel begitu terkejut.     

Sellyn yang tidak pernah menangis membuat Rachel begitu terkejut melihat sahabatnya yang satu itu seperti sedang mimikirkan sesuatu yang berat.     

"Ada apa? Apa ini soal orang tua Lo lagi?" tanya Rachel bingung. Jika iya Rachel pasti akan memebantu Sellyn untuk mengatakan semuanya.     

Tetapi, tiba-tiba suara Delon membuat Rachel begitu terkejut dan juga Sellyn yang membuat Isak tangis Sellyn semakin kencang saja.     

"Kau sedang mencemaskan Regan? Jika aku mengatakan suamimu tidak apa-apa apa kau akan percaya?" tanya Delon yang dijawab dengan gelengangan kepala Sellyn.     

"Saya cemas, Pak. Saya mohon beritahu suami saya di mana ... saya tidak bisa melakukan apapun jika saya belum melihatnya."     

"Apa kau yakin mau tahu?" Sellyn mengangguk kembali ia benar-benar sangat ingin bertemu dengan suaminya.     

"Bersiaplah. Sebentar lagi Aku akan menyuruh anak buahku untuk menjemput suamimu segera."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.