HE ISN'T MYBROTHER

Ending Their Problem



Ending Their Problem

0Regan dan Delon sudah kembali ke kamar mereka masing-masing. Hanya karena kedatangan Max mereka harus merasakan panasnya malam ini karena tangan istri mereka masing-masing.     

"Sekarang apa? Kamu mau minta maaf atau tidak? Atau aku tidur dengan Nathan?" tanya Delon yang kini sudah selesai membersih tubuh setelah peluh membasahi tubuh karena menahan siksaan Rachel sedaritadi.     

Perempuan cantik itu memainkan jemari di atas kedua pahanya dengan kepala tertunduk masih melekatkan tubuh di atas kursi rias.     

Sebab wajah tampan Delon membuat Rachel selalu saja berpikiran buruk. Ia takut jika suaminya akan tertarik pada wanita lain yang lebih cantik dari dirinya. Rachel merasa tidak percaya diri untuk bisa bersaing dengan wanita di luaran sana yang belum memiliki anak. Sedangkan dirinya sudah melahirkan Nathan dan Nefa.     

Rachel takut jika Delon akan bosan dengan biduk pernikahan seperti ini.     

"Rachel, aku sedang berbicara padamu. Lihat ini sudah jam berapa? Apa kamu bisa bangun tepat waktu besok?" sambung lelaki itu sembari masuk ke dalam selimut setelah menyelesaikan semuanya.     

Rachel menurut dengan perkataan Delon. Ia mengangkat kepala, lalu mengarahkan pandangan ke arah jam kecil duduk yang berada di atas nakas.     

Jarum jam menunjuk ke arah angka satu malam. Dan angka itu benar-benar membuat kedua mata Rachel melotot. Ia lupa jika dirinya harus masuk ke kelas pagi sendirian. Karena Sellyn dan Monica berhasil.mendapatakan kelas siang.     

"Astagaa! Aku harus segera tidur," gumam perempuan cantik itu langsung melepaskan tali rambut yang melilit rambut panjang hitamnya, menjadi terurai indah.     

Rachel bangkit dari duduk. Berjalan ke arah Delon yang sudah memeringkan tubuh. Dan hal tersebut membuat kedua mata Rachel menyipit.     

"Kak kamu udah tidur?" tanya Rachel sembari memasukan tubuhnya ke dalam selimut bersama dengan Delon.     

Lelaki tampan itu hanya berdehem menjawab pertanyaan Rachel tanpa membalik tubuh.     

Sedangkan Rachel yang mendapati sikap Delon berubah ia hanya bisa menghela napas dalam sembari mengapit selimut di sela kedua lengan tangannya.     

"Kaak, kamu sudah tidur beneran?" Ulang Rachel kembali. Dan kali ini lelaki itu tidak memberi balasan apa pun. Sehingga mbuat Rachel semakin merasa bersalah.     

Perempuan itu sudah mengatakan dirinya akan segera menutup mata mengingat jadwal kuliahnya yang harus tepat waktu. Kini tubuh Rachel tidak bisa menurut dengan perintahnya. Apalagi kedua netranya yang masih terjaga hingga detik ini.     

"Hallo suamiku? Kamu sudah benar-benar tidur?" Rachel akhirnya memiringkan tubuh, mendekatkan tubuhnya dengan tujuh suaminya.     

Tangan perempuan cantik itu menelusup di antara celah lengan Delon, lalu mengusap lembut perut kekar yang terhalang baju tidur kimono.     

Rachel menderatkan bibirnya di kepala belakang suaminya. Kemudian menjatuhkan kembali kepalanya di antara sisi punggung kekar lelaki itu.     

"Kak, aku minta maaf ... aku cuma takut kamu bermain dengan wanita lain tanpa sepengetahuanku. Jika, melihat tubuhku sudah tidak seperti dulu," lirih Rachel sembari memejamkan mata dengan tangan yang masih bergerak di perut sixpack suaminya.     

"Banyak wanita cantik di luaran sana. Dan aku ta—"     

"Takut itu artinya kamu semakin cinta padaku," sahut tiba-tina Delon yang ternyata memang sengaja tidak tidur untuk mendengar permintaan maaf dari sang istri.     

Sedangkan Delon juga berpikir tentang alasan Max kembali ke Indonesia untuk ulah Antoni. Dan ia yakin, Max akan cepat bertindak.     

Rachel membuka kelopak mata cepat saat merasakan hembusan napas hangat menerpa kulit wajahnya yang kini sedang berhadap-hapan dengan Delon. Jantungnya berdegub lebih kencang, tatkala wajah tampan Delon sungguh membuat Rachel berkali-kali jatuh cinta hingga ia lupa kapan terakhir mengakuinya.     

"Te-n-tu aku sangat cinta denganmu, Kak. Maka dari itu aku tidak mau membagimu dengan wanita lainnya. Aku tidak mau," kata Rachel yang sudah masuk ke dalam pelukan Delon. Mengeratkan tangannya untuk melilit di pinggang kekar suaminya.     

Delon mengulas lembut kepala belakang Rachel sembari memberi kecupan cinta di sana.     

"Aku sudah tua, Sayang. Tapi, meskipun aku masih muda sekali pun. Aku juga tidak akan mencari wanita lain. Meski kita sedang bertengkar hebat. Dan begitu juga Regan ..."     

Delon memejamkan mata untuk meneruskan kalimatnya kembali. "Dia juga tidak akan menghianati Sellyn. Karena ada Fira di antara mereka berdua. Tidak hanya itu. Regan sudah sangat mencintai sahabatmu itu, Sayang." Lanjut Delon menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.     

Rachel mengangguk dalam pelukan Delon. Ia tahu ia salah. Maka dari itu hanya penyesalan yang tersisa di mulut.     

"Aku tahu, Kak. Kamu juga harus jaga mata. Apa kamu Makai topeng aja ke kampus? Aku nggak rela wajah suami tampanku dilihat banyak mahasiswi baru yang tidak tahu kamu siapa," celoteh Rachel dengan suara serak. Kedua kelopak mata itu sudah mulai memberat.     

Delon tahu apa yang sedang dirasakan istrinya. Ia hanya bisa memberikan kecupan tanda cintanya berulang kali hingga Rachel benar-benar tertidur lelap.     

"Aku akan makainya jika kamu menyukainya, Sayang. Selamat tidur."     

Delon memeluk tubuh ramping itu dalam dekapannya. Ia ingin membuat Rachel tertidur pulas. Hingga dirinya bisa kembali ke ruang kerja.     

Lelaki itu sudah merasa pelukan istrinya melemah tidak sekuat tadi. Maka dari itu tangannya dengan perlahan menjulur ke belakang untuk melepas tangan Rachel perlahan dari punggungnya.     

"Jangan bergerak, Sayang. Kamu terlihat sangat cantik jika tenang seperti ini," sambung Delon sembari menurunkan kedua kakinya di atas lantai dingin kamar tamu milik Regan.     

Tubuh lelaki itu membungkuk untuk menutupi setengah tubuh istrinya dengan selimut tebal. Dan tak lupa memberi kecupan di kening Rachel dengan lembut.     

Setelah semuanya sempurna. Kini tubuh kekar itu memutar ke arah pintu kamar. Mengayun langkah tanpa suara untuk tidak membuat Rachel terbangun. Meski ia tahu jika Rachel tak akan terbangun hingga pagi nanti. Mengingat aktivitas panas mereka tadi membuat tenaga perempuan itu terkuras.     

Tangan Delon sudah meraih gagang pintu. Lalu, perlahan celah pintu terbuka. Di sana sudah ada sosok mata tajam yang menyambut dirinya.     

"Apa? Mau gue colok itu mata?" seloroh Delon saat melihat Regan mulai melebarkan senyum sumringah ke arahnya.     

"Udah sampai ronde berapa? Apa Lo gagal keluar? Mau tambahan service dua wanita tadi, Boss?" ledek Regan menahan tawa saat tangan kekar itu mendorong tubuhnya yang hampir terhuyung dengan tawa yang mengiring.     

Delon tidak memperdulikan ucapan Regan. Ia mengayunkan kaki mengikuti arah tujuannya, meski suara Regan seperti seekor lebah yang mengganggu di telinganya.     

"Boss, Max akan senang hati memberi satu atau dua-duanya ke Lo. Gue yakin Rachel nolak ronde kedua 'kan?" tambah Regan yang terkekeh di belakang punggung Delon.     

Delon berdecak mendengar perkataan Regan. Ia juga tidak segila itu sampai memaksa Rachel untuk melanjutkan pertempuran panas tadi.     

"Berkasss! Jangan lupa siapkan. Lama-lama gue sumpal itu mulut!" seloroh Delon yang sudah tidak tahan dengan mulut lemes Regan.     

"Berkas atau wanita sexy?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.