HE ISN'T MYBROTHER

Penyamaran Rian dan Pertahanan Hernandes



Penyamaran Rian dan Pertahanan Hernandes

0"Tuan Delon perkembangan nona Anita semakin buruk setelah tuan Anton datang."     

Laporan itu membuat Delon terdiam sembari memainkan pena yang ia letakkan di sela jemarinya.     

Ia tidak menyangka Antoni sudah sejauh ini berusaha untuk memperbaiki segalanya. Delon hanya mengira jika mantan sahabatnya itu akan datang secara diam-diam tanpa berani memunculkan wajah setelah mengetahui seluruh kenyataan yang ada.     

"Lalu apa yang terjadi? Apa Antoni masih di sana?" tanya Delon pada anak buahnya.     

Seorang lelaki berpakaian hitam memakai topi hampir menutupi kedua matanya itu mengayun langkah seraya menyerahkan hasil bukti perkembangan menata-matai Antoni beserta Anita.     

Delon memang tidak pernah kehilangan informasi tentang Anita selama ini. Karena ia selalu menempatkan orang di sana. Ia juga turut andil dalam kesehatan Anita yang belum bisa sembuh karena dendam yang bersarang dalam hati wanita itu.     

Beberapa foto telah berada di tangan Delon saat ini. Ia melihat Antoni yang menangis seraya bersimpuh di atas lantai. Beberapa pemberontakan yang dilakukan Antoni untuk kembali masuk ke dalam ruang rawat Anita juga tidak lepas dari jebretan anak buahnya.     

Kedua mata Delon menatap sendu di setiap momen yang terjadi. Ia bahkan tak pernah melihat Antoni selemah ini, setelah apa yang telah mereka lalui bersama.     

"Kau bisa pergi. Kenakan jaket, jangan sampai istri, dan kedua anakku curiga. Kau harus cepat kembali ke sana untuk memberi bantuan Antoni," ucap Delon seraya mendorong amplop cokelat berisikan gaji anak buahnya tersebut.     

Anak buah Delon tersebut membungkukkan tubuh dengan hormat, setelah itu dia mengambil apa yang telah diberikan Tuannya padanya.     

"Terima kasih, Tuan Delon. Saya akan segera mengabarkan kembali tentang berita terbaru tuan Antoni," ucapnya yang diangguki Delon.     

Delon kembali mengambil beberapa foto tersebut dan memasukkan kembali ke dalam amplop coklat.     

Meski dirinya begitu membenci Antoni atas segala yang dia lakukan pada Rachel, namun ia juga tak bisa membiarkan Antoni menderita karena kesalahan orang tuanya.     

"Berjuanglah sediki lagi, kau akan bisa meraih apa yang kau inginkan. Hati Anita pasti hanya belum siapa bertemu denganmu," ucap lirih Delon dengan tatapan lurus ke depan.     

Di sisi lain Rian harus kembali lagi menyamar setelah ia pulang dengan mendadak karena Marina mengabari atas kecerobohan yang telah dia lakukan sendiri.     

Karena menghadapi Delon mempunyai strategi dan otak yang penuh kelicikan juga. Hanya dengan bermodal tekad serta kebencian tak akan pernah berhasil.     

"Tuan Rian, Anda kemarin sudah bisa mengambil hati Nona Abel. Dan sekarang pasti Anda akan jauh lebih bisa jika memperngaruhi pemikiran nona Abell tentang keputusan tuan Hernandes yang menolak Anda," kata Zack dengan berbisik.     

Mereka berdua berdiri beriringan seraya memantau seluruh anak buah Hernandes yang berjalan-jalan dengan manik mata waspada.     

"Hmm. Aku juga sudah memberikan sedikit pengaruh pada perempuan itu, sepertinya tidak terlalu susah untuk mendapatkan wanita lumpuh itu," balas Rian dengan berbisik juga.     

Zack mengulas senyum simpul saat mendengar jawaban dari tuannya. Ia yakin, jika Tuannya itu kembali kaya pasti dirinya juga akan mendapatkan tambahan bonus yang besar. Apalagi orang sekelas Hernandes tidak akan pernah membiarkan putri tunggalnya bernasib buruk dengan Tuannya.     

"Ayo-ayo berkumpul! Sebentar lagi ada tuan Hernandes!" seru salah satu pengawal yang sedang berjaga di sana.     

Tidak menunggu lama beberapa pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Abella berkumpul di dekat Rian dan Zack. Mereka semua membentuk barisan seperti sedang akan upacara pagi.     

"Jangan ada yang bersuara sebelum tuan Hernandes yang mengintruksi. Paham semua? Jangan lupa bersikap hormat."     

Sekali lagi peringatan yang diumumkan oleh ketua dari mereka, sehingga membuat mereka semua menanggapi dengan jawaban serentak. Begitu pun dengan Rian dan Zack.     

"Paham, Pak!"     

Suara beberapa sepatu pantofel membuat seluruh telinga mereka menegang. Dan mencoba memperbaikan cara berdiri mereka.     

"Selamat pagi semua!" ucap Hernandes yang sudah berada tepat di hadapan mereka semua. Diikuti oleh asisten pribadi serta sekretaris Hernandes yang berdiri di belakang lelaki tersebut.     

"Pagi, Tuan Hernandes!" jawab mereka semua kembali termasuk Rian dan Zack yang sempat saling melirik satu sama lain.     

Hernandes menyebarkan pandangan ke seluruh pengawal putrinya. Merekalah yang dipercaya Hernandes untuk menjaga Abella. Dan merekalah yang akan disalahkan lebih pertama jika putri tunggalnya terluka.     

"Terima kasih, siapa pun yang telah membuat putriku tertawa. Dia sudah bercerita banyak tentang salah satu di antara kalian yang tidak mau mengungkap jati diri karena prinsip yang kalian jaga ..."     

"Siapa pun itu, kalian semua akan mendapatkan bonus dariku." Lanjut Hernandes yang langsung disambut dengan gemuruh tepuk tangan para anak buah Hernandes.     

Meereka saling bertanya siapa yang telah melakukan itu. Pasalnya kejadian ini baru perama terjadi setelah bertahun-tahun lamanya mereka tidak mendapatkan bonus karena telah menyenangkan hati putri dari Hernandes.     

"Dan satu hal lagi. Kalian harus selalu bersiaga dengan dua orang lelaki yang ada di foto ini. Mereka berdua bernama Rian dan Zack, sebagai asisten pribadinya ..."     

"Aku tidak mau putriku sampai bertemu dengan dua lelaki ini. Terutama foto lelaki yang berada di sisi kanan." Lanjutnya membuat seluruh anak buah Hernandes terdiam sunyi seketika.     

Namun, berbeda dengan Rian. Lelaki itu justru mengulas senyum seringai samarnya mendapati dirinya menjadi musuh bagi Hernandes. Tapi, Rian jugalah yang menjadi sumber senyum dari putri Hernandes.     

"Aku tidak akan memberi ampun, pada kalian jika membiarkan dua lelaki itu masuk ke dalam area bermain putriku. Kalian paham?!" teriak Hernandes dengan nada tegas.     

Hernandes tidak akan membiarkan putri tunggalnya jatuh ditangan Rian. Ia yakin jika lelaki itu sedang menyusun rencana licik dan terrencana untuk bisa mendapatkan Abella serta menjatuhkan harga dirinya kembali.     

"Pamam, Tuan Hernandes!" jawab mereka sekali lagi dengan serentak.     

Rian sekali lagi menyeringai senyum seringai mendapati wajah ketakutan tergores dengan begitu jelas di sana.     

'Seberapa pun kau ingin menyingkirkan aku. Aku tak akan pernah jauh dengan hartamu, Hernandes. Dengan menggunakan putri bodohku, kau akan kehilangan segalanya!' batin Rian saat mendekati seluruh barisan telah bubar, tinggal dirinya yang menatap langsung ke arah Hernandes.     

Tidak lama tubuh itu tertarik oleh seseorang sehingga membuat Rian tidak lagi berhadapan depan Hernandes. Namun, hal tersebut membuat lelaki paruh baya itu merasa aneh dengan sikap salah satu anak buah buahnya.     

"Kau mengenal dua orang itu? Apa mereka baru?" tanya Hernandes menunjuk ke arah punggung Rian dan Zack.     

Asisten pribadi Hernandes menyipitkan mata saat suara intruksi Hernandes membuat dirinya juga harus memperhatikan sekian banyaknya lelaki berpakaian hitam yang sedang berjalan menyebar.     

Lalu anak buah yang mana, yang dimaksud oleh Tuannya?     

"Kau melihatnya bukan? Dua orang itu terasa asing di mataku. Apa kau juga sepemahaman denganku?"     

"Yang mana tuan? Saya tidak melihat aneh apa pun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.