HE ISN'T MYBROTHER

Pemantauan Pada Anin



Pemantauan Pada Anin

0"Aku curiga padamu. Kenapa kamu sepertinya tidak ingin aku bekerja di sini, Bang?"     

Tatapan curiga mulai dilesatkan pada lelaki berkaca mata di depannya.     

Sellyn tidak mau nasib pernikahannya seperti teman-teman perkuliahannya yang harus mengalami perselingkuhan di dalam kantor karena suaminya pulang selalu larut malam.     

"Bukan begitu, Sayang. Aku hanya ingin pulang dan melihatmu di rumah," balas Regan.dengan penuh keyakinan.     

Sellyn menaikkan satu alis memandang ekspresi suaminya yang semakin mencurigakan.     

Ia juga sudah membaca berbagai artikel online, ciri-ciri suami yang sedang menutupi kesalahan salah satunya adalah seperti yang Regan lakukan sekarang.     

"Alasan. Kamu memang sedang menyembunyikan selingkuhan kan?"     

"Yang mana selingkuhanmu, Bang? Apa dia lebih cantik dari aku? Atau lebih langsing dari aku?" tanya Sellyn memberondong. Tubuh itu ingin keluar dari ruangan Rachel.     

Tapi, tubuh Sellyn sudah terlebih dulu dipeluk dari belakang oleh Regan untuk mencegah perempuan itu membuat onar di dalam kantor.     

"Lo, urus istri Lo! Jangan buat kekacauan di dalam kantor ..." ucap Delon serayan menunjuk ke arah tubuh Sellyn yang masih memberontak di tempat. "Ayo, Sayang ikut Papa! Mama mau kerja," sambungnya yang ingin mengajak putrinya untuk kembali menyusul Nathan.     

Namun, sayangnya ajakan itu ditolak mentah-mentah oleh Nefa yang menggeleng dengan tangan kecil yang terlipat di depan dada.     

"Nefa mau sama Mama. Papa jahat sama Mama!"     

Delon melebarkan kelopak matanya mendengar perkataan putrinya. Ia kemudian mengalihkan pandangan ke arah istrinya yang kembali membuang pandang.     

Astaga, Delon bahkan lupa dengan permasalahan di antara mereka. Ia pikir Rachel sudah memaafkan dirinya.     

"Kau diterima kerja dengan satu syarat." Perkataan Delon membuat Regan dan Sellyn terdiam. Sellyn melebarkan senyum merekahnya, dan seketika kepala itu mengangguk menyanggupi persyaratan Delon.     

"Bujuk istriku untuk memaafkan aku. Setelah itu kau bisa langsung bekerja." Ulang Delon yang langsung mengayun langkah ke arah mejanya, sebelum ia benar-benar pergi Delon sempatkan untuk melirik ke arah Rachel dengan senyum simpul penuh arti.     

Sellyn memutar pandangan ke arah Rachel. Kedua tangan Regan yang masih bersarang di perut rampingnya, langsung ia hempas kasar. Kaki jenjang yang berbalut heels itu mengayun langkah ke arah kursi tamu di depan meja kerja Rachel.     

"Chel, lo denger kan?" tanya Sellyn yang membuat Rachel seketika menutup kedua telinga putrinya.     

"Nggak! Gue nggak mau," tolak Rachel tegas. Ia memang tidak mau memaafkan Delon secepat ini. Bisa-bisa lelaki itu masuk kembali ke dalam jebakkan Karen.     

Sellyn ngantupkan kedua buku tangan di depan wajah, suara memohon itu terdengar mendayu seakan ia menginginkan sahabatnya untuk membelinya kesempatan bekerja di kantor ini.     

Rachel masih tetap menggeleng dan jawaban itu membuat Regan mengacungkan dia ibu jarinya ke arah Rachel. Ia sepertinya akan pulang lebih awal jika Sellyn tidak jadi bekerja di kantor ini.     

"Ayolah, Chel ... please. Bukannya lo dulu pernah bilang ketika ulang tahun gue ... gue ngasih gue hadiah tiga permintaan. Tapi, gue belum gunain sama sekali ..."     

"Nah, yang pertama. Gue minta lo maafin pak Delon." Lanjut Sellyn dengan masih mengantupkan kedua tangan di depan wajah.     

Regan yang juga masih berada di belakang tubuh istrinya sontak menggerakkan kedua buku tangannya untuk menolak perkataan Sellyn.     

Rachel mengernyitkan kening bingung. Ia tidak harus membela yang mana. Sedangkan apa yang dikatakan Sellyn benar, ia dulu tidak membawa hadiah karena ulah Nathan dan Nefa yang bertengkar dan mengakibatkan kopi Delon yang sedang diminum tumpah di hadiah Sellyn.     

Maka dari itu Rachel hanya bisa memberi Sellyn tiga permintaan yang akan pasti dikabulkan oleh Rachel.     

"Maaf, Kak Re."     

"Oke, lo bisa kerja di sini." Lanjut Rachel yang membuat perempuan cantik itu itu berjingkrak di tempat. Dan seketika ia menghampiri suaminya yang terlihat kembali mengusap kasar wajahnya.     

"Lihat, lhat ... aku sudah diterima. Kamu nggak akan bisa selingkuh dari aku, Abang!"     

Sellyn melingkarkan tangan di leher Regan dengan kepala menoleh ke arah ruangan Delon. "Pak Delonn, aku sudah mendapatkan izin dari Rachel! Aku bisa kerja kan?" teriak Sellyn kencang hingga membuat lelaki berkaca mata itu menutup kedua telinga.     

Tak hanya Regan, Rachel pun sama. Dia menutup telinga dengan bahu kecilnya, meski hanya satu telinga yang selamat mendengar teriakan sahabatnya.     

Delon mengangguk memberi jawaban pada Sellyn. Sekarang yang terpenting adalah Rachel sudah memaafkan dirinya. Ia tidak peduli jika urusan kantor akan mulai melambat karena kedatangan istri Regan yang ia tahu tidak akan berakhir baik.     

"Abang, lihatkan ... pak Delon aja setuju. Padahal dia bukan suamiku. Sekarang Abang antar aku ke ruangan," ucap Sellyn yang langsung menarik tangan Regan untuk pergi dari ruangan Rachel.     

Tak lupa, perempuan genit itu juga memberi lambaian tangan pada Rachel.     

"Guee duluan yaa, Chel! Lo emang sahabat guee yang terbaik!" teriaknya.     

Rachel menggetarkan lehernya mendapati Sellyn tak pernah berubah sejak kelulusan mereka.     

"Tante Sellyn lucu ya, Ma! Tapi, kenapa Fira pemalu ya?" sahut Nefa yang mendongak ke arah Rachel.     

"Setiap anak yang terlahir itu berbeda, Sayang. Mungkin saja nanti Fira sudah tidak lagi pemalu," jawab Rachel seraya mengecup kening sang putri.     

Di ruang Delon, lelaki tampan itu sedang mendapatkan telpon dari anak buahnya yang ia perintahkan untuk mengikuti ke mana pun Antoni pergi telah mengabarkan jika Antoni diculik oleh seseorang yang belum diketahui hingga sekarang.     

"Bagaimana ciri-cirinya, atau mobil yang membawa Antoni seperti apa?" tanya Delon menelisik. Fokusnya sekarang tidak lagi berada dalam laporan tahuanan yang diletakkan di mejanya.     

"Mobil hitam pekat. Tidak ada yang mencurigakan dari mobil tersebut, Tuan Delon. Tapi, sekarang nona Anin yang menjaga nona Anita di rumah sakit ..."     

"Sepertinya karena kedatangan tuan Antoni. Nona Anin memperketat penjagaan. Saya juga mengira yang menculik tuan Antoni adalah nona Anin." Lanjutnya membuat Delon mengulas dagu tegasnya.     

Perkiraan anak buahnya memang bisa saja terjadi.     

Menimbang-nimbang Anin yang tidak menyukai Antoni karena wanita itu tak bisa memenjarakan Antoni karena harta milik keluarga Antoni telah meninggal dan harta itu hilang karena kebakaran. Serta perusahaanya juga bangkrut.     

"Apa kau sudah mencari tahu tentang ke mana saja Anin pergi? Apa ada yang mencurigakan?"     

Sejenak panggilan itu hening. Ada sedikit gangguan dari ujung panggilan anak buahnya. Dan hal tersebut membuat kening Delon mengernyit.     

"Sedang apa kau? Kenapa begitu berisik? Apa kesulitan? Aku akan mengirim Regan jika kau kesulitan di sana," ujar Delon yang merasa cemas jika anak buahnya akan celaka karena misi yang ia perintahkan.     

"Gerakkan nona Anin memang sangat mencurigakan, Tuan Delon. Saya sedang mengikutinya keluar dari rumah sakit dan sedang berbicara dengan seseorang," lapornya.     

Delon menyenderkan punggung kekarnya, ia mulai memutar kursi kebesarannya itu.     

"Tetap, awasi. Aku akan mengirim Regan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.