HE ISN'T MYBROTHER

Pertengkaran Regan dan Sellyn



Pertengkaran Regan dan Sellyn

0"Jangan ketawa, Sayang. Kenapa kamu sudah bisa berjalan?"     

Pertanyaan Delon hanya mendapat putaran kepala dari perempuan cantik itu dengan tawa yang masih mengulum tawa.     

Rachel berdehem untuk menyegarkan tenggorakkannya. Tapi, sebelum mulutnya bergerak ia terlebih dulu menoleh ke arah belakang. Pemandangan di luar mobil sungguh membuat perut Rachel sakit, tak tahan menahan gelak tawa.     

"Sayang ..." panggil Delon lagi yang sudah tidak sabar mendengar cerita dari istri tercintanya.     

Rachel memutar kepala, menatapanik hitam yang sepertinya masih menuntut sesuatu keluar dari mulut Rachel.     

"Aku selalu belajar berjalan di dalam kamar, Kak." Rachel melingkar lengan tangan di pinggang kekar Delon, kepalanya tergulai rindu di depan dada bidang Delon. "Sebelum ... ataupun saat kamu ada di sana." Lanjutnya lirih mesra.     

Delon membalas pelukan itu tangan besar itu mengelus pipi putih mulus istrinya, pemandangan indah yang selalu ia rindukan. Ternyata saat dirinya juga berjuang, Rachel pun juga melakukan hal tersebut.     

"Aku senang kamu sudah bisa seperti ini, Sayang. Aku sangat merindukanmu." Delon mengangkat dagu Rachel, bibir tebal itu mengecup mesra basah di sana.     

Baru saja pagutan ingin dimulai, tiba-tiba suara bantingan pintu mobil membuat Delon dan Rachel memusatkan pandangan ke arah dua orang di depan.     

Pertengkaran terdengar begitu sengit. Ada tuduhan di antara mereka berdua yang membuat Delon dan Rachel saling tatap penuh arti. Namun, ludah Rachel tertelan kasar melihat pertengkaran itu pasti karena dirinya.     

"Kamu ketawa dengan lelaki lain, apa selama aku pergi kamu juga begitu?"     

"Nggak pernah, Abang. Itu 'kan teman sekolah dulu. Masa nggak percaya," balas Sellyn yang sudah memakai savebelt. "Udah jangan marah-marah terus. Nggak cium aku, malah cemburu," sambungnya.     

Regan belum menyalakan mesin mobil, napasnya masih memburu melirik kesal ke arah perempuan di sampingnya. Ia tak menyangka hanya senyum saja kepada lelaki lain bisa membakar hati Regan seperti ini. Apalagi kalau perempuan itu meninggalkan Regan.     

"Sell, kenapa?" tanya Rachel memberanikan diri. Ternyata di balik ulah usilnya, membuat pertengkaran kedua orang di depan Rachel.     

"Itu, tuh... Abang cemburu. Baru aja ketemu nggak sengaja sama Kelvin. Dia udah cemburu," sahutnya.     

Regan masih tidak mau merespon. Ia masih begitu kesal dengan kejadian tadi, kalau Rachel tidak memberitahunya mungkin ia tidak akan melihat kejadian mengesalkan hati itu.     

"Kamu tahu lelaki itu, Sayang?" tanya Delon seraya mengecup mesra bibir merah Rachel, dengan membelai pipi putih itu.     

Rachel mengangguk dengan senyum lebar yang tertarik di sana. Ia menggaruk kepala sebagai tanda penyesalannya.     

"Itu memang teman sekolah aku sama Sellyn dulu. Dia memang dulu suka sama Sellyn. Tapi, 'kan itu dulu ... Sellyn juga udah nikah sama Kak Regan," balas Rachel yang membuat Sellyn menepuk kening.     

Regan semakin murka mendengar informasi tambahan dari Rachel. Mobil tiba-tiba melaju dengan begitu kencang hanya karena percikan api kecil dari Rachel.     

"Astaga Abangg!" pekik terkejut Sellyn, memegang erat sevabelt.     

Namun, Regan masih tidak merespon apa pun. Ia masih mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Beruntung jalan begitu lengang, jadi beruntung tidak membuat masalah apa pun.     

"Regan, lo sampai membuat istri gue kenapa-kenapa, gue bunuh lo!" ancam Delon dengan pandangan memicing tajam ke arah spion mobil.     

Regan yang melihat tatapan mengerikan dari Bossnya, akhirnya memutuskan untuk mengurangi kecepatan. Ia tidak mau kecelakaan kembali dialami Rachel hanya kebodohannya.     

Melihat perempuan itu begitu terpuruk karena adiknya membuat Regan begitu frustasi. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan Rachel.     

"Oke, Boss. Tenang gue ahli," jawab Regan dengan membawa mobil itu kembali normal seraya melirik ke arah istrinya yang juga sedang menatap ke arahnya.     

"Abang kok gitu sih? Aku 'kan cintanya sama Abang," rengek Sellyn masih berharap tingkat cemburu lelaki berkaca mata itu mengurang.     

Delon menghela napas dalam melihat pemandangan dua pasangan itu. Kemesraan yang tadi sudah ia rindukan harus gagal karena pertengkaran mereka. Delon sudah tidak tahan lagi, ia dengan cepat menekan tombol pembatas antara bangku depan dan belakang. Pengdedap suara telah diaktifkan.     

"Kak, kenapa ditutup?" tanya Rachel bingung. Perjalanan mereka memang masih begitu lama. Tapi, Rachel masih ingin melihat pertengkaran antara Regan dan Sellyn yang terlihat lucu.     

Delon menarik tubuh ramping itu mendekat dengan tubuhnya. Sentuhan penuh cinta di lengan tangan Rachel yang terbuka membuat perempuan itu memejamkan mata, lenguhan halus terdengar begitu merdu membelai di telinga Delon.     

"Aku masih merindukanmu, Sayang. Aku juga merindukan ini ...." Jari Delon menyentuh lembut bibir merah lembut itu. Sedangkan tangan satunya menekan punggung kecil Rachel.     

Wajah Delon semakin mendekat, Rachel juga tak bisa menolak. Ia pun sama sangat merindukan lelaki tampan itu. Tidak tahu siapa yang memulai, pagutan itu akhirnya dimulai dengan menggebu.     

Delon tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia menyesap, memainkan lidah mereka dengan menggoda. Seluruh hal ia lakukan dengan begitu menuntut. Rachel hanya bisa mengimbangi dengan kembali mengalungkan tangannya di leher tegas suaminya.     

Desahan mulai terdengar menerobos dari ciuman panas mereka saat Delon diam-diam telah membuka kancing baju depan Rachel. Kini di sana terlihat bra hitam yang menghiasi dada membusung Rachel.     

Tangan Delon menerobos melalui celah tersebut, masuk melalui bawah bra. Dengan sekali sentuhan saja membuat tubuh Rachel tersentak. Ia sangat merundukan sentuhan itu. Bahkan, sekarang air matanya telah mengalir dengan begitu deras merasakan kebahagian yang membuat lidahnya kelu.     

Delon yang merasakan linangan air mata istrinya langsung mwnghentikan pagutan itu dengan lembut. Kedua mata itu terbuka dengan perlahan, tatapan penuh cinta meraka lontarkan satu sama lain.     

"Kamu tidak mau aku sentuh, Sayang? Aku menyakitimu?" tanya Delon yang takut ia menyakiti tubuh istrinya.     

Rachel menggeleng. Ia mengangkat kepala, mengecup bibir tebal itu yang masih terasa basah karena pagutan mereka berdua.     

"Aku tidak menyangka kamu bisa di sini, Kak. Aku sangat merindukanmu. Aku bahkan tidak pernah berhenti memikirkanmu," balas perempuan cantik itu yang langsung masuk ke dalam pelukan hangat itu.     

Delon mengulas senyum simpul tampannya. Ia mengusap kepala belakang Rachel dengan lembut. Tenyata pemikirannya salah. Ia kira sentuhan yang biasa membuat istrinya mendesah, telah berubah menjadi luka.     

"Aku juga merindukanmu, Sayang. Aku tidak bisa hanya menciummu saja. Kamu sekarang semakin cantik, apa di kantor ada yang menganggumu?"     

Rachel menggeleng, ia bahkan tidak sempat untuk memberi balasan tatapan pada karyawan yang menyapanya karena di sekitar lingkarannya, Delon telah menempatkan beberapa pengawal.     

"Kamu jahat, aku bahkan terlihat menjadi sombong di depan para karyawan," balas Rachel membuat Delon terkekeh. Ia mengurai pelukan itu, menatap manik coklat bening itu dengan penuh maksud.     

"Sayang, kita sampai di rumah kurang berapa lagi?" tanya Delon dengan menaik turunkan alis tebalnya.     

Rachel mengangkat jam yang melingkar di lengan tangannya. Ia menetap jarum jam yang yang berdetak itu.     

"Satu jam lebih, memang kenapa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.