Gentar Almaliki

Kekuatan Jurus La'ilaha



Kekuatan Jurus La'ilaha

0Basura hanya diam dan tidak berkata apa-apa lagi, hanya bola matanya saja yang kelihatan berputaran, kemudian menatap wajah Gentar yang sudah turun ke bawah. Lantas ia pun berkata kepada Gentar, "Sungguh tidak kusangka kau pendekar muda, kepandaian dalam dirimu kau pergunakan untuk menjadi seorang pencuri. Nyalimu ternyata lebih tinggi dari aku yang memiliki kemampuan mengambil sesuatu dari jarak jauh. Hebat! Kau telah berhasil menguasai keris pusaka itu, tapi sayang kau masih polos."     

"Kau tidak tahu duduk persoalannya. Jangan asal menuduhku! Ingat, keris itu aku bawa dari Pulau Juka ke pulau Kaliwana ini. Kemudian aku serahkan kepada Sri Wulandari, lantas untuk apa aku mengambilnya lagi?!" bentak Gentar.     

Basura hanya tersenyum, kemudian tertawa dingin, "Ha ... ha ... ha ... banyak pendekar sakti dari berbagai paguron silat sedang mengincar keris pusaka itu. Apa kau yakin kau sudah mempunyai ilmu cukup tinggi untuk menjamin dirimu selamat? Dan apakah kau yakin keris itu akan utuh dalam penguasaanmu?" tanya Basura.     

"Kau semakin menyebalkan. Sudah aku katakan bukan aku yang telah mencuri keris pusaka itu!" jawab Gentar geram dengan sikap Basura.     

"Terserahlah! Aku pikir, kau harusnya bisa bekerja sama denganku. Aku rasa masih ada harapan...," kata Basura dengan suara lirih.     

Gentar semakin panas dengan kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut pendekar paruh baya itu. Maka seketika itu, ia pun berkata lagi, "Omong kosong apa lagi yang kau ucapkan?" Lalu dengan cepat tangannya digerakkan dan mengeluarkan serangan yang sangat hebat.     

Basura murka, raut wajahnya berubah seketika.     

"Dasar pendekar bodoh, apa kau mau mencari mati!" bentaknya sambil mengayunkan tangannya yang kekar berotot itu, lalu dikibaskan. Maka keluarlah serangan angin hebat meluncur keluar dari tangan Basura.     

Dengan cepat, Gentar segera menangkis serangan-serangan tersebut. Hingga dua kekuatan itu pun saling berbenturan, dan menimbulkan suara nyaring, tubuh Basura tampak bergoncang. Sementara Gentar tetap kokoh berdiri tegak, meskipun sedikit mengeluarkan darah segar dari hidungnya.     

Basura terlalu memandang sebelah mata akan kekuatan ilmu yang dimiliki oleh Gentar. Sehingga, ia pun baru menyadari letak kekuatan yang sesungguhnya yang dimiliki oleh Gentar.     

Dengan satu serangan tersebut. Ternyata, Gentar sudah melumpuhkan lawannya yang bersikap jumawa itu.     

"Akan teramat sulit bagiku untuk menghindari para pendekar ini. Aku sudah menjelaskan semuanya pun mereka tidak percaya, biarlah mereka saling mengadu kekuatan terlebih dahulu," desis Gentar pandangannya terus mengamati gerak-gerik para pendekar tersebut.     

Diam-diam, ia sudah merencanakan sesuatu terhadap para musuhnya itu.     

Meskipun Gentar sudah berhasil dengan satu kali serangan menundukkan musuh jumawanya itu, dalam hatinya lalu berpikir, "Aku tidak akan mudah melepaskan diri dari cengkraman musuh-musuhku ini."     

Gentar pun mulai bersikap angkuh, seakan-akan ia tidak merasa takut dengan banyaknya jumlah para pendekar yang tengah memburunya. Lantas, ia pun berkata, "Apakah kalian ingin mendapatkan keris pusaka itu? Jika kalian ingin mendapatkan keris pusaka itu, maka mendekatlah!"     

Suasana pun tampak hening, para pendekar itu perlahan maju mendekatinya. Mereka penasaran dengan apa yang dikatakan oleh pendekar muda yang mereka anggap sebagai orang yang sudah menguasai keris pusaka tersebut.     

Wana Aji pun tak tinggal diam, ia segera memerintahkan para pendekar bawahannya untuk segera maju mendekati Gentar.     

Dengan demikian, puluhan para pendekar itu sudah mengepung Gentar dalam posisi melingkar, dan Gentar berada di tengah-tengah lingkaran para pendekar tersebut.     

Sejatinya, Gentar sudah mempunyai gagasan untuk segera mengadu domba para pendekar itu agar mereka saling bertarung dan sejenak tidak memburunya lagi.     

"Jika kalian ingin menguasai keris pusaka itu dengan mudah, maka aku berikan peraturan. Siapa saja di antara kalian yang memiliki kesaktian tinggi, maka dialah orangnya yang berhak atas keris pusaka tersebut!" seru Gentar tampak bersungguh-sungguh, meskipun ia hanya berbicara omong kosong belaka.     

Basura lantas menyahut, "Baiklah, aku setuju dengan apa yang kau inginkan. Karena menurutku itu adalah cara yang paling adil!"     

Basura merupakan seorang pendekar yang berpengalaman dan memiliki kesaktian yang begitu hebat. Akan tetapi, ia datang hanya seorang diri dan tidak berkelompok seperti para pendekar lainnya.     

Meskipun demikian, Gentar telah mengatur sedemikian rupa. Sehingga, ia pun tidak membolehkan pertarungan tersebut dilakukan dengan cara satu kelompok memburu satu pendekar.     

"Perlu kalian ketahui! Bahwa dalam pertarungan ini harus dilakukan dengan cara sehat, satu lawan satu. Tidak boleh main keroyok!" tegas Gentar.     

Wana Aji menatap tajam ke arah Basura, Gurawa dan Lasmana yang akan menjadi lawan tandingnya. Lantas, ia berkata, "Bagi kelompok Iblis Merah itu tidak masalah. Kami setuju dan akan bertarung secara sehat!"     

"Hei! Sebaiknya kalian jangan tertipu dengan ucapan anak muda itu. Kita kepung saja dia! Aku yakin ini adalah tipu muslihatnya saja," kata Gurawa seakan-akan ragu terhadap Gentar yang sudah membuat aturan tersebut. Kemudian, ia berpaling ke arah Gentar. "Coba kau katakan! Apakah keris pusaka itu ada padamu atau tidak? Jangan sekali-kali kau berusaha membohongi kami!" bentak Gurawa memandang sinis wajah Gentar.     

Gentar pun tampak gusar, lalu menjawab sambil membentak keras, "Tidak masalah jika kau tidak percaya! Dengan senang hati aku siap melayani kalian bertarung!"     

"Aku tidak peduli keris itu ada ataupun tidak pada dirimu. Aku akan tetap menghabisimu terlebih dahulu!" ancam Lasmana ikut angkat bicara.     

Tanpa basa-basi lagi, Gurawa dan Lasmana langsung menyerang Gentar dengan begitu ganasnya. Pukulan tenaga dalam dikerahkan oleh kedua pendekar itu, dengan maksud untuk segera membinasakan Gentar yang ia anggap sebagai duri penghalang.     

"Bersiaplah kau Anak muda!" seru Gurawa tampak percaya diri.     

Gentar yang syarat akan pengalaman dalam menghadapi orang-orang berilmu tinggi tetap bersikap tenang dan tidak merasa takut dalam menghadapi para lawannya. Maka dengan tenang ia pun segera bersiap dalam menghadapi kedua pendekar itu.     

Seketika tubuh Gentar berputar kencang, dan langsung mengerahkan seluruh kekuatan dalam dirinya untuk menghadang serangan tersebut.     

Pukulan dari lawannya tidak sampai mengenai tubuh Gentar, karena dengan kecepatan tinggi. Ia telah mengeluarkan jurus 'Lailaha' untuk menghadang kekuatan lawan. Tampak dari telapak tangannya keluar serpihan baja kecil yang tajam melesat cepat mengenai tubuh Gurawa dan Lasmana.     

Seiring dengan semburan serpihan baja kecil itu, terdengar suara pekikan keras dari kedua pendekar tersebut. Dalam hitungan detik, keduanya terjatuh berlumuran darah di sekujur tubuhnya.     

Melihat pemandangan seperti itu, Basura pun mulai ragu untuk menghadapi Gentar yang memiliki kesaktian tinggi.     

Demikianlah, ada dua pendekar lainnya yang merupakan pendekar dari kelompok Iblis Merah berlari karena merasa ketakutan, juga sudah dipukul keras oleh Gentar, sehingga mereka pun langsung terpental jauh beberapa tombak, tubuh kedua pendekar itu menghantam batu padas sebesar gajah hingga menyebabkan kepala mereka pecah dan tewas seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.