Gentar Almaliki

Kecurigaan Gentar terhadap Lian Mei (Bab Terakhir)



Kecurigaan Gentar terhadap Lian Mei (Bab Terakhir)

0Pendekar tangan besi tersenyum, lalu menjawab dengan suara lirih, "Iya, kami sudah mempunyai cukup banyak bukti. Bahwa pelakunya itu adalah Gentar Almaliki." Suaranya terdengar lirih tidak seperti kawan-kawannya yang selalu bersikap kasar.     

Meskipun dirinya merasa kesal terhadap para pendekar itu, dan tidak mau menanggapi sikap mereka. Akan tetapi, Gentar berpikir tentang semua kemelut dan persoalan yang melanda dirinya. Terutama peristiwa di kota Ponti hingga sampai pada hari itu terus menyudutkan dirinya.     

Dengan demikian, Gentar pun mulai mencurigai Lian Mei yang selama ini sudah berkawan dengan dirinya. Karena akhir-akhir ini sikapnya mulai mencurigakan.     

Gentar membalikkan badan dan meluruskan pandangannya ke wajah Lian Mei. Kemudian, ia pun berkata, "Sebenarnya kau ini berasal dari mana? Beritahukan aku jika kau menganggap aku sebagai adikmu!"     

Mendengar apa yang dikatakan oleh Gentar, Lian Mei tertawa lepas. Dua bola matanya yang tajam terus memandangi wajah Gentar yang tampak gusar itu.     

"Kenapa sikapmu berubah seperti ini? Apakah kau tidak mampu menghadapi mereka? Sehingga kau melampiaskan kemarahanmu kepadaku?" tanya Lian Mei. Ia pun merasa tersinggung dengan perkataan adik angkatnya itu.     

Mendengar itu, Gentar pun tertawa lepas. Lantas berkata lagi, "Jawab saja dulu apa yang aku pertanyakan! Kau tidak perlu marah seperti itu!"     

"Aku tidak paham dengan apa yang kau ucapkan. Apa kau benar-benar sudah tidak mau berhubungan baik lagi denganku?" Tatapan matanya semakin tajam, dan sikapnya pun mulai menjadi gusar karena mendengar apa yang dipertanyakan oleh Gentar.     

"Kau memiliki jurus yang sama denganku, dari mana kau pelajari itu semua?" Gentar kembali melontar pertanyaan kepada Lian Mei.     

"Hei, Anak muda! Kau dengar! Semua orang berhak memiliki jurus apa saja, dan kau tidak perlu tahu kenapa aku bisa memiliki jurus yang sama denganmu!" bentak Lian Mei sambil berbalik arah kepada para pendekar iblis merah yang berada di tempat tersebut.     

Lian Mei berusaha untuk tidak meladeni Gentar. Seakan-akan dirinya mencoba untuk menghindari desakan dari Gentar yang terus menerus mempertanyakan tentang jurus yang sama yang dimiliki oleh dirinya. Dengan cepat ia telah melancarkan serangan beruntun terhadap para pendekar iblis merah yang datang ke tempat itu hendak memburu Gentar.     

Gentar pun tampak semakin bingung melihat sikap Lian Mei. "Mungkin ia sengaja melakukan ini semua agar menghindari pertanyaan-pertanyaanku," desis Gentar terus mengamati pergerakan Lian Mei yang sudah bertarung dengan para pendekar dari Padepokan Iblis Merah.     

Dalam waktu sekejap saja, Lian Mei sudah menjatuhkan beberapa orang dari kelompok Pendekar Iblis Merah. Serangannya sangat luar biasa, sehingga pergerakan jurus yang ia keluarkan tidak dapat ditandingi oleh para pendekar tersebut.     

Pendekar tangan besi tak hanya diam ketika melihat Lian Mei menyerang kawan-kawannya. Sambil membentak keras, ia pun segera melakukan tindakan tegas terhadap Lian Mei.     

"Sebaiknya kau hadapi aku saja! Mereka bukan lawan yang tepat bagimu!" teriak pendekar tangan besi sambil melancarkan sebuah serangan yang sangat berbahaya bagi Lian Mei.     

Serangan tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar dan berhasil memukul mundur pendekar wanita itu. Sehingga Lian Mei pun mulai bertindak hati-hati dalam menghadapi kepandaian pendekar tangan besi.     

"Apakah kau mau kami jadikan target juga?" bentak salah seorang dari para pendekar itu.     

"Jangan sesumbar dulu kau! Kalahkan saja aku dulu!" Lian Mei balas membentak.     

Tanpa terduga ia langsung meraih pisau berukuran kecil yang memiliki racun yang sangat mematikan itu. Ia langsung melemparkan pisau tersebut ke arah pendekar yang baru saja membentaknya, sehingga pisau tersebut berhasil menancap dengan sempurna di leher pendekar tersebut, dan langsung menyebabkan pendekar itu roboh hingga tewas seketika.     

Setelah itu, ia kembali memusatkan pikiran, meskipun sudah mengalami luka yang lumayan parah. Akan tetapi, ia dapat mengembalikan kekuatan dalam dirinya, dan tidak menghiraukan lukanya itu. Sehingga memutuskan untuk kembali lagi melakukan serangan yang kesekian kalinya terhadap para pendekar iblis merah.     

Demikianlah, pertarungan itu pun berjalan semakin sengit. Pendekar tangan besi sudah terlampau marah melihat lawannya tewas oleh pendekar wanita itu.     

Melihat pergerakan dari Lian Mei, Gentar pun semakin memiliki rasa curiga yang sangat besar terhadap pendekar yang menganggap dirinya sebagai adik angkat itu.     

"Tenyata memang benar sekali, jurus-jurus yang dimilikinya sama dengan jurus milikku," desis Gentar mengerutkan kening.     

Dengan demikian, ia pun semakin percaya bahwa dugaannya tersebut memang benar adanya berdasarkan apa yang ia lihat, gerak-geriknya semakin meyakinkan kecurigaan Gentar.     

"Apa jangan-jangan, dia pelaku dari semua peristiwa ini? Hingga para pendekar di kota ini menuduhku sebagai pelakunya?" desis Gentar terus mengamati pertaruhan Lian Mei dengan pendekar tangan besi.     

Beberapa saat kemudian, Lian Mei berteriak keras dan memekik kesakitan. Tubuhnya pun terpental jauh beberapa tombak ke belakang, lantas terjatuh dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya. Semua itu diakibatkan oleh kerasnya pukulan dari pendekar tangan besi.     

"Dasar kau iblis betina! Tak ada kapoknya, dan tidak mau menyerah!" bentak pendekar tangan besi melotot tajam ke arah Lian Mei yang sudah berhasil ia jatuhkan.     

Sesaat kemudian, Lian Mei kembali memuntahkan darah segar dari mulutnya. Tubuhnya tampak lemah dan sudah tidak berdaya lagi.     

"Aku akan membalas dendam terhadap kematian kawanku," teriak pendekar tangan besi kembali bersiap hendak melancarkan serangan terhadap Lian Mei.     

Ketika pendekar tangan besi hendak memukul Lian Mei yang sudah tidak berdaya itu. Tiba-tiba saja, Gentar berteriak keras sambil meloncat ke arah Lian Mei, "Tahan, Pendekar!"     

Gentar bergerak cepat dan segera menghalangi tindakan yang hendak dilakukan oleh pendekar tangan besi. "Kau tidak boleh menyakiti seorang wanita yang sudah lemah ini!" seru Gentar.     

"Sebaiknya kau jangan ikut campur, jika kau tidak ada hubungan apa-apa dengan iblis betina ini!" bentak pendekar tangan besi, tampak penuh kegusaran terhadap Gentar yang sudah mengatakan serangannya.     

Gentar tidak menyahut, ia langsung mencekal tangan pendekar tersebut demi melindungi Lian Mei dari serangan ganas pendekar tangan besi.     

Lian Mei tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia mulai mengeluarkan tenaga dalam untuk menetralisir luka dalam tubuhnya, sehingga dirinya pun kembali seperti sedia kala. Kemudian tubuhnya langsung melesat ke tepi danau, lantas ia pun segera melarikan diri dari tempat tersebut.     

Gentar sungguh terkejut dengan pemandangan seperti itu. Lian Mei sudah lenyap dari hadapannya dan hanya menyisakan bercak darah yang menetes dari lukanya, hingga menodai rumput hijau di tepi danau itu.     

Sesaat kemudian, para pendekar itu pun mundur ke belakang menjauh dari Gentar. Mereka tidak terlalu memperhatikan ke mana perginya Lian Mei, pendekar tangan besi dan kawan-kawannya tampak merasa heran, karena melihat gerakan Gentar yang sangat luar biasa itu.     

Sungguh terkejut, mereka semua tidak menyangka bahwa Gentar memiliki jurus yang sangat mematikan. Padahal jurus tersebut sangat jarang dimiliki oleh para pendekar lain, namun Gentar sudah dapat mempelajari jurus itu dengan baik dan mampu menguasainya hingga sempurna menyatu dengan dirinya.     

"Luar biasa sekali anak muda ini," berkata pendekar tangan besi dalam hatinya.     

Pendekar tangan besi tidak menyangka bahwa pemuda sesuai Gentar dapat mempelajari jurus itu. Akan tetapi, Gentar sendiri tidak menyadari bahwa kekuatan itu secara perlahan tumbuh dalam dirinya. Bahkan ilmu silat apa pun yang dipergunakan olehnya dalam menghadapi lawan-lawannya tadi, ia sendiri tidak mengetahuinya dengan jelas.     

"Kita tidak akan bisa menghadapi anak muda ini dengan mudah. Sebaiknya kita kembali ke padepokan saja. Kelak kita akan memburunya lagi jika sudah dapat gagasan untuk dapat mengalahkannya," kata pendekar tangan besi kepada para pendekar lainnya.     

Demikianlah, maka mereka pun langsung berloncatan masuk ke dalam hutan. Meninggalkan Gentar dan Ramini yang hanya berdiri merasa bingung dengan sikap para pendekar tersebut.     

Semenjak itulah, Gentar memutuskan untuk kembali ke pulau Juku. Ia tidak mau lagi berurusan dengan para pendekar di pulau Kaliwana yang tiada henti-hentinya terus memburu dirinya, karena dianggap sebagai pelaku teror dari kegaduhan di wilayah kerajaan tersebut.     

Oleh sebab itu, Ramini pun memutuskan untuk ikut dengan Gentar ke negri sebrang. Hingga mereka pun mendapatkan kedamaian hidup di pulau Juku dan menikah dengan Gentar atas restu sang ayah. Sejak itulah Ramini pun memutuskan untuk mengikuti keyakinan Gentar dan berganti nama menjadi Fatimah.     

Sejatinya, Fatimah atau Ramini adalah seorang putri dari salah satu pejabat tinggi istana kerajaan yang ada di pulau Juku yang sengaja menyamar menjadi seorang pendekar pengelana atas titah sang ayah.     

SEKIAN!     

Terima kasih untuk semua pembaca setiaku, semoga semuanya mendapatkan hiburan dari kisah ini.     

*****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.