Hi's Like, Idiot But Psiko

Mengembalikan Dompet



Mengembalikan Dompet

0Seorang wanita keluar dari sebuah salon kecantikan dan dia adalah Aleandra. Penampilannya berubah, dia harus melakukan hal itu karena dia takut dengan orang-orang yang mengejarnya. Rambut pirang panjangnya sudah tidak ada lagi. Kini rambutnya sudah pendek dan berwarna hitam.     

Aleandra merasa lebih baik setelah merubah penampilannya. Dia harap tidak ada yang mengenali dirinya terutama orang-orang yang mengejarnya. Semua berkat uang yang dia curi, sepertinya sudah cukup. Sebaiknya dia mengembalikan dompet milik pria yang bernama Maximus Smith itu. Semoga saja pria itu tidak mengincarnya lagi karena dia harus mencari seseorang yang berkuasa dan berbahaya di kota itu. Dia harus melakukannya dan meminta bantuan agar dia tidak tertangkap oleh para penjahat yang mengejarnya bahkan kini dia sedang bermasalah dengan dua orang.     

Sinar matahari yang bersinar terik membuat Aleandra mempercepat langkahnya. Kaca mata hitam dikenakan, dia selalu terlihat waspada walau dia sudah mengubah penampilannya. Entah dia bisa bertahan di tempat itu atau tidak, yang pasti dia harus selalu waspada. Dia harus menghindari banyak hal, menghindari para petugas, menghindari orang-orang yang mengejarnya dan juga menghindari pria yang bernama Maximus karena dia tahu dia tidak akan berakhir baik jika dia tertangkap. Sesungguhnya mau ditangkap oleh siapa pun dia tidak akan berakhir baik bahkan jika dia tertangkap oleh para petugas sekalipun.     

Aleandra mempercepat langkahnya, dia harus segera kembali ke rumah yang dia sewa. Walau kecil tapi itu sudah cukup untuknya, dia bahkan sudah menyewa rumah itu selama beberapa bulan ke depan. Selanjutnya dia harus berusaha mendapatkan pekerjaan agar dia bisa bertahan hidup di kota itu. Dia tahu tidak akan mudah, apalagi dia tidak memiliki identitas tapi dia akan tetap berusaha.     

Bus adalah transportasi yang dia gunakan, setelah memiliki ponsel, dia mulai bisa menguasai bahasa Inggris. Keadaan terdesak mengharuskannya fasih bahasa itu apalagi dia berencana mencari pekerjaan. Tukang pukul, spir truk, pembantu atau kuli bangunan akan dia lakukan untuk bertahan hidup karena dia tahu, dia tidak akan bisa menjadi seorang stutman lagi di tempat itu.     

Setelah tiba di rumah, Aleandra menghampiri meja dan membuka lacinya, sebuah dompet di keluarkan dari dalam sana. Sudah saatnya mengembalikan benda itu, dia harap dengan caranya itu pria yang bernama Max tidak mengejarnya. Dia juga akan menuliskan sebuah pesan sebagai permintaan maaf pada pria itu, dia juga berjanji akan mengembalikan uang yang dia curi nanti setelah dia mendapatkan pekerjaan. Dia ingat jumlahnya, semoga saja pria yang bernama Max bermurah hati.     

Sebuah kertas dikeluarkan, Aleandra mulai sibuk menulis. Dia akan mengirimkan dompet itu ke alamat yang tertera di tanda pengenal milik Maximus. Dia harus melakukannya dengan hati-hati agar tidak ketahuan sebab itu Aleandra menyamar saat mengirim benda itu. Setelah selesai bersiap-siap, Aleandra pergi ke alamat yang ada di identitas milik Max. Dengan sebuah taksi, dia tidak perlu repot-repot. Cukup duduk diam maka supir taksi akan mengantarnya sampai ke tempat tujuan.     

Dia memutuskan mengembalikan dompet itu karena di sana ada kartu identitas, beberapa kartu black card limited edition. Dia hanya perlu uangnya dan tidak mempedulikan yang lainnya.     

Dia juga berharap dengan cara itu Max tidak mengejarnya lagi, dia juga sudah menulis di dalam surat jika dia tidak mengatakan apa yang dia lihat waktu itu pada siapa pun. Dia saja takut dengan petugas, bagaimana mungkin dia bisa melaporkan hal seperti itu? Hidupnya sedang rumit jadi dia tidak mau ikut campur.     

Taksi yang dia tumpangi sudah hampir tiba, taksi memasuki kawasan seperti perbukitan yang asri. Pohon-Pohon hijau memenuhi tempat itu, semua pohon di tata dengan rapi. Sebuah rumah megah berada di depan sana, mata Aleandra melihat sana sini, dia belum pernah melihat rumah megah seperti itu walaupun dia sering mengikuti kru pergi syuting.     

Rumah bercat putih bak istana sudah berada di depan mata, mata Aleandra tidak berpaling melihat rumah itu. Sekarang dia tahu kenapa di dalam dompet yang dia ambil banyak uang dan black card. Seharusnya uang yang dia ambil tidak seberapa dan tidak masalah untuk orang kaya, seharusnya demikian tapi sayangnya, Maximus berbeda dengan para orang kaya lainnya.     

"Kita sudah tiba, Nona," ucap si supir taksi.     

"Tolong berikan ini pada penjaga yang ada di depan gerbang itu," pinta Aleandra.     

"Nona tidak ingin memberikannya sendiri?" tanya si supir.     

"Tidak, tolong berikan," pinta Aleandra.     

Sang supir mengangguk, sebuah map berwarna coklat Aleandra berikan. Dia melihat si supir taksi melangkah mendekati gerbang dan tentunya supir itu dicegat dan diperiksa. Supir itu juga diintrogasi, Aleandra tampak gugup saat sang supir menunjuk ke arahnya.     

Penjaga yang sedang memeriksanya membuka isi map itu, dia melihat isinya dan ternyata itu sebuah dompet. Karena penjaga itu tidak tahu mengenai kejadian malam itu jadi penjaga itu mengambil dompetnya dan memerintahkan sang supir untuk pergi. Aleandra tampak bernapas lega, begitu juga si supir taksi yang kembali ke mobil dengan terburu-buru.     

"Apa yang Nona berikan?" tanya sang supir.     

"Segera jalan!" perintah Aleandra karena dia melihat si penjaga sedang menghubungi seseorang. Bisa celaka jika sampai dia ketahuan datang untuk mengembalikan dompet, dia yakin dia tidak akan bisa keluar dari tempat itu dengan mudah.     

si supir taksi langsung tancap gas, entah apa yang terjadi tapi dia segera bergegas. Jared sudah mendapat laporan jika ada yang mengembalikan dompet bosnya saat itu, dia memerintahkan si penjaga untuk menahan orang itu tapi sayangnya mobil taksi sudah pergi.     

"Maaf, taksinya sudah pergi," ucap si penjaga.     

Jared mengumpat, lagi-lagi wanita itu bisa meloloskan diri. Dia akan melaporkan hal itu pada bosnya nanti karena saat itu Max sedang rapat penting.     

Aleandra merasa lega, dompet sudah dia kembalikan, surat permintaan maaf juga sudah dia berikan. Sekali lagi dia sangat berharap, pria yang bernama Maximus itu bermurah hati setelah membaca surat yang dia tulis dan tidak mengejarnya lagi. Dia harap demikin agar hidupnya tidak semakin rumit.     

Saat itu Max sudah selesai setelah beberapa waktu telah berlalu, tentu Jared segera melaporkan apa yang disampaikan oleh si penjaga rumah.     

"Master, sepertinya wanita Rusia itu mengembalikan dompet milikmu," ucap Jared.     

"Wow, sungguh berani. Apa penjaga di sana menahannya?"     

"Tidak, wanita Rusia itu sudah pergi menggunakan taksi. Selain dompet, dia juga memberikan surat untukmu."     

"Surat?" Max tampak mengernyitkan dahi.     

"Seperti surat permintaan maaf," ucap Jared karena memang itu yang dikatakan oleh si penjaga.     

"Surat permintaan maaf?" Max menyunggingkan bibirnya dann tersenyum sinis. Apa gadis asal Rusia itu pikir dia akan melepaskan dirinya setelah dia meminta maaf dengan sebuah surat? Dia justru semakin ingin menangkapnya dan dia tidak akan melepaskan gadis asal Rusia itu.     

"Antar aku pulang dan tunda semua pekerjaan yang ada!" perintah Max.     

"Yes, Master," jawab Jared sambil sedikit membungkuk.     

Gadis asal Rusia itu benar-benar sial karena dia tahu bosnya tidak akan melepaskan gadis itu. Tapi salahkan dirinya yang berada di bangunan itu dan kesalahan besar yang dibuat oleh gadis itu adalah, dia mencuri dompet bosnya. Seharusnya gadis itu tidak melakukannya, gadis itu pasti tertangkap dan hanya menunggu waktu saja.     

Tanpa tahu jika tindakan untuk mengembalikan dompet itu adalah salah, Aleandra mulai mencari pekerjaan karena dia sangat membutuhkannya tapi sudah beberapa tempat tidak ada yang menerima dirinya. Apa dia bisa bertahan di kota itu? Entah kenapa dia jadi ragu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.