Hi's Like, Idiot But Psiko

Target Yang Akan Diperalat



Target Yang Akan Diperalat

0Setelah keadaannya lebih baik, Aleandra mengambil kopernya dan kembali ke dalam kamar. Pintu kamarnya sudah bisa dia buka, itu karena Max sudah mematikan sistem pengaman yang dia aktifkan tadi.     

Walau dia tidak mengerti kenapa Max tidak membunuhnya, tapi dia harus kembali bekerja. Pria itu memang sulit ditebak, semoga saja dia bisa mengambil simpati Max nanti sehingga dia bisa meminta bantuan pria itu. Dia akan melakukan apa pun, bahkan dia bersedia bekerja di rumah itu tanpa digaji untuk seumur hidupnya asalkan dendamnya sudah terbalas.     

Aleandra mengganti bajunya terlebih dahulu, setelah ini dia harus membuat makan malam. Dia jadi sedikit memikirkan pekerjaannya, Max sudah tidak pura-pura cacat lagi sekarang. Apa dia masih harus memandikan pria itu?     

Semoga saja tidak, dia pasti akan canggung setengah mati. Dia bahkan tidak sanggup membayangkan harus memandikan pria tampan dalam keadaan berdiri, ups, bukan itunya yang berdiri.     

Setelah mengganti baju, Aleandra keluar dari kamar. Max tidak terlihat, itu karena dia berada di ruang pribadinya untuk melihat pekerjaan yang dia tinggalkan. Puluhan layar komputer tampak menyala, tentunya di layar komputer menunjukkan rekaman cctv yang ada di setiap sudut rumahnya.     

Sebelum mulai masak, Aleandra mengambil kantong sampah yang sudah penuh karena dia harus membuangnya. Aleandra keluar, dia bahkan keluar dari gerbang karena tempat sampah ada di luar. Dia berjalan dengan santai tanpa tahu jika dari kejauhan, sebuah drone terbang rendah di antara pepohonan dan mengambil beberapa gambar dirinya.     

Drone itu milik mata-mata yang dikirimkan oleh Oliver dan juga Austin, karena mereka tahu rumah itu memiliki banyak cctv jadi mereka memerintahkan mata-mata mereka utus untuk menggunakan drone. Alat itu sangat membantu dan Maximus tidak akan mengetahui keberadaan mereka walaupun dia mendapatkan drone yang mereka terbangkan di dekat rumah pribadinya.     

Suasana yang sudah mulai gelap semakin menguntungkan mereka, mata-mata yang mereka utus berada jauh dari rumah Max dan jauh dari jangkauan cctv. Sang mata-mata sudah menerbangkan drone miliknya beberapa kali untuk mencari apa yang mereka inginkan dan ternyata, penantiannya tidak sia-sia.     

Kemunculan Aleandra bagaikan angin segar, itu memang yang mereka cari karena mereka berniat memperalat seseorang yang dekat dengan Max untuk mencari kelemahan pria itu. Pelayan adalah target ideal dan akhirnya mereka mendapatkannya.     

Foto Aleandra sudah didapatkan, drone pun terbang pergi. Foto gadis itu bahkan sudah terkirim ke Oliver juga Austin. Sang mata-mata pun sedang menghubungi mereka saat itu.     

"Aku sudah menunggu selama berjam-jam dan hanya dia saja yang ada selain para penjaga yang ada di depan pintu," ucap sang penjaga.     

"Apa tidak ada pelayan lain?" tanya Oliver.     

"Sepertinya hanya dirinya saja," jawab sang mata-mata.     

"Baiklah, gadis itu sudah cukup. Sekarang kau bisa kembali dan tunggu perintah selanjutnya dariku!" Oliver mengakhiri percakapan itu dan menghampiri Austin yang sedang mencari data Aleandra.     

"Bagaimana, Austin?"     

"Sabar, Sayang. Kita harus mencari kelemahannya sehingga dia mau bekerja sama dengan kita untuk memata-matai Maximus Smith!"     

"Ck, bukankah kau bilang cukup beri dia uang saja?" Oliver terlihat kesal.     

"Kita butuh rencana kedua, Sayang. Jika dia menolak tawaran kita maka kita bisa mengancamnya sehingga dia tidak menolak dan mau menjadi mata-mata kita," ucap Austin.     

"Kau benar, kita bisa menyandera salah satu anggota keluarganya untuk dijadikan kelemahannya. Terus mencari tahu tentang pelayan itu, sisanya serahkan padaku. Aku akan mencari kesempatan untuk menemuinya dan berbicara dengannya," ucap Oliver.     

"Serahkan padaku, rencana kita pasti berhasil," ucap Austin.     

Oliver tersenyum, tentu saja akan berhasil. Kali ini tidak akan gagal karena mereka akan menyusun rencana dengan matang sebelum menyerang. Sekarang mereka akan mulai dari yang paling terkecil terlebih dahulu demi tujuan besar mereka. Mereka akan belajar dari kesalahan di mana orang-orang yang mereka utus untuk membunuh Max tidak pernah kembali.     

Sementara itu, tanpa tahu jika ada yang mengambil fotonya untuk memperalat dirinya, Aleandra kembali ke dalam rumah. Dia melangkah ke dapur dengan terburu-buru karena dia harus segera membuat makan malam.     

Aleandra mulai sibuk, membuat makanan yang sudah dia pelajari dengan susah payah. Semoga saja Max suka, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana saat bertemu dengan pria itu lagi.     

Selagi membuat makanan, Aleandra teringat sesuatu. Dia diam sejenak dan menepuk dahi, celaka. Kolam renang belum selesai dia bersihkan. Semoga saja Max tidak tahu, akan dia lanjutkan setelah dia selesai membuat makan malam.     

Karena masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan, Aleandra masak dengan terburu-buru. Sup asparagus menjadi pilihan dan juga beberapa menu lain. Dia terlihat serius sampai tidak menyadari jika Max melihatnya sejenak sebelum dia berlalu pergi menuju kamarnya.     

Aleandra terdiam sejenak saat mendengar suara pintu, entah kenapa dia jadi merinding karena mulai sekarang, dia harus tinggal dengan pria psikopat untuk seumur hidupnya. Semoga saja dia segera terbiasa dan semoga saja dia tidak melihat tindakan mengerikan yang dilakukan oleh pria itu.     

Dari pada memikirkan hal yang tidak penting, lebih baik dia segera bergegas karena kolam renang sudah menunggu. Rasa sakit yang terdapat di tangan karena mencuci puluhan mobil dan sakit di tubuh Aleandra abaikan. Dia harus menunjukkan yang terbaik untuk mengambil simpati Maximus Smith karena dia memerlukan bantuan pria itu.     

Makanan yang sudah jadi diletakkan di atas meja, Aleandra selalu puas melihat hasil buatannya karena ini pertama kali. Walau sedikit mengalami kesulitan tapi rasanya tidak mengecewakan.     

Aleandra melangkah menuju kamar Max, dia tahu pria itu ada di sana. Dengan keberanian yang ada, Aleandra mengetuk pintu dan memanggil Max untuk makan malam.     

"Sir, makan malam sudah siap," ucapnya.     

Tidak ada suara dari dalam, Aleandra masih berdiri di depan pintu tapi tidak lama kemudian dia kembali berkata, "Makanan sudah siap, Sir. Silahkan dinikmati selagi hangat dan semoga kau suka," setelah berkata demikian Alendra melangkah pergi.     

Mata Max tidak lepas dari pintu, dia masih diam saja. Ternyata gadis itu tidak menyia-nyiakan kesempatan yang dia berikan. Itu bagus, setidaknya dia patuh tapi tidak menutup kemungkinan gadis itu akan mengkhianatinya. Tidak masalah jika dia berani, dia akan membunuh gadis itu tanpa ragu jika sampai hal itu terjadi.     

Suara Aleandra sudah tidak terdengar lagi, Max keluar dari kamar dan melangkah menuju dapur. Dia kira Aleandra ada di sana tapi ternyata tidak ada. Entah ke mana gadis itu tapi dia tahu Aleandra tidak mungkin kabur.     

Max menikmati makanan yang Aleandra buat. Tidak buruk, dia melakukannya dengan sangat baik. Itu bagus karena Aleandra akan bekerja dengannya untuk seumur hidupnya.     

Setelah selesai menikmati makanannya, Max kembali masuk ke dalam kamar. Dia tidak menghabiskan semua makanan itu dan menyisakan untuk Aleandra yang mungkin sedang berada di kamarnya.     

Max berdiri di depan jendela, menatap ke arah kolam renang yang di terangi oleh sinar lampu taman. Dia diam saja tapi kemudian dia terkejut saat melihat Aleandra keluar dari kolam renang sambil memegangi tangannya. Itu karena kuku Aleandra terlepas akibat terbentur.     

Aleandra duduk di sisi kolam renang dan menahan rasa sakit, tangannya bahkan gemetar. Hari ini dia benar-benar sial. Rasanya ingin menangisi nasibnya tapi dia tahan karena dia tahu, menangis tidak akan menyelesaikan masalah.     

Mata Max tidak lepas darinya, gadis yang bertanggung jawab dan dia yakin Aleandra tidak mengecewakan tapi dia tidak tahu, jika ada yang akan memanfaatkan Aleandra untuk mencari kelemahannya.Apa saja bisa terjadi karena saat ini, Aleandra bagaikan burung dalam sangkar. Apakah Aleandra akan tergoda dengan tawaran yang diberikan oleh Oliver nanti?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.