Hi's Like, Idiot But Psiko

Sudah Pasrah



Sudah Pasrah

0Max masuk ke dalam dengan amarah tertahan, dia tidak menyangka jika Aleandra begitu berani pergi dan mengkhianati kepercayaan yang dia berikan. Kali ini dia tidak akan bermurah hati, dia pasti memberikan ganjaran atas apa yang gadis itu lakukan.     

Dia merasa darahnya mendidih, jiwa psiko yang dia miliki juga berkobar. Jika Aleandra ada di sana, sudah dia siksa gadis itu dengan caranya. Tangannya bahkan sudah terasa gatal. Aleandra tidak akan bisa lari, salahkan kebodohan yang dia miliki karena begitu berani melarikan diri darinya.     

Pintu ruangan terbuka, Max masuk ke dalam dan menutup pintu dengan rapat. Saatnya mencari keberadaan gadis bodoh yang telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah dia berikan. Dia bahkan terlihat bersemangat tidak seperti biasanya, akan sangat menyenangkan setelah menangkap gadis itu.     

Max melakukannya dengan perlahan, sebelum dia melacak ponsel yang dia berikan pada Aleandra, Max melihat apa yang dilakukan oleh Aleandra setelah dia tinggalkan.     

Aleandra masih berada di dapur saat dia pergi, dia terlihat mengambil pisau yang dia lemparkan dan setelah itu, Aleandra duduk di meja makan. Dia terlihat termenung dan setelah itu Aleandra menikmati sarapan yang tidak disentuh olehnya. Aleandra bahkan terlihat memaksakan diri untuk menghabiskan kopi pahit yang dia buat karena dia memang tidak suka dengan kopi pahit.     

Dia terlihat termenung dan juga menangis. Aleandra bahkan begitu lama berada di dapur dan setelah itu dia merapikan meja makan sambil termenung seperti memikirkan sesuatu. Max menebak jika saat itu Aleandra sedang merencanakan untuk melarikan diri ketika dia keluar untuk membeli bahan makanan. Akibat emosi karena kecewa, dia lupa memerintahkan anak buahnya mengikuti Aleandra tapi itu tidak jadi soal, selama ada cctv, selama ada satelit, gadis itu tidak akan pernah bisa lari darinya.     

Kini cctv mulai dia retas, dia terlihat begitu santai. Dia mengikuti ketika Aleandra keluar dari rumahnya. Dia berjalan cukup jauh untuk mencari sebuah taksi. Max memainkan jari di dagu, dari gerak gerik Aleandra tidak terlihat mencurigakan sedikitpun. Apa yang sebenarnya terjadi?     

Dia terus meretas cctv untuk mengikuti Aleandra sampai gadis itu turun dari taksi. Aleandra terlihat waspada, pasti dia takut dengan orang-orang yang mengejarnya selama ini. Dia masuk ke dalam supermarket dan tentunya Max meretas cctv yang ada di dalam supermarket itu. Gerak gerik Aleandra semakin mencurigakan, dia bersembunyi sesekali lalu kembali mengambil barang dalam keadaan was-was.     

Entah kenapa dia jadi curiga jika gadis itu bukan lari darinya. Jangan-Jangan dia tertangkap oleh orang-orang yang mengejarnya. Itu bisa dilihat dari gerak gerik Aleandra yang begitu waspada, dia bahkan bersembunyi saat ada seorang polisi sedang membeli sesuatu di supermarket itu. Seperti yang gadis itu ucapkan, dia juga menghindari para petugas.     

Kini Max mulai serius karena dia merasa Aleandra sedang dalam bahaya. Semua terlihat jelas dari gerak gerik yang Aleandra tunjukkan dan benar saja, tiba-tiba saja Aleandra meninggalkan barang yang sudah dia ambil dan berlari pergi. Itu karena dia melihat beberapa orang yang mencurigakan di dalam supermarket.     

Aleandra tidak tahu jika utusan yang dikirim dari Rusia melihatnya tanpa sengaja saat dia turun dari taksi. Bermodal foto di tangan, mereka bisa mengenali buronan mereka dengan mudah. Mereka mengikuti Aleandra secara diam-diam masuk ke dalam supermarket. Walau belum tahu tapi Aleandra terlihat begitu waspada.     

Dia bersembunyi saat melihat seorang petugas tapi ketika dia hendak mengambil barang lainnya, tanpa sengaja Aleandra mendengar tiga orang sedang berbicara dalam bahasa Rusia.     

"Mana gadis itu?" tanya salah satu dari tiga orang yang sedang mencari keberadaannya saat itu.     

Tentu hal itu membuat Aleandra terkejut dan segera meninggalkan barang belanjaannya karena dia tahu, dialah gadis yang ketiga orang itu maksud. Aleandra berlari keluar sambil menoleh ke belakang, dia takut ketiga orang itu mengejarnya tapi sialnya, dia justru menabrak troli salah satu pengunjung sehingga membuat keributan.     

Ketiga orang yang mengejarnya melihat, mereka bahkan melihat Aleandra yang berusaha meminta maaf dan hendak lari.     

"Itu dia, kejar!" teriak salah satu dari ketiga pria itu dalam bahasa Rusia.     

Aleandra panik luar biasa, dia berlari melewati para pengunjung yang sedang ramai. Itulah kenapa dia takut berada di luar dan hari ini adalah hari sialnya. Entah kenapa dia berharap anak buah Max mengikutinya agar ada yang membantu tapi sayangnya tidak ada.     

"Berhenti kau, jangan lari!" salah satu pria itu berteriak.     

Aleandra tidak peduli, dia terus berlari untuk menyelamatkan dirinya. Ketiga pria itu mulai berpencar, mereka akan mengepung Aleandra dan menyergapnya dari segala sisi.     

"Tolong jangan mengejar aku, tolong!" teriak Aleandra memohon. Walau dia tidak takut mati tapi dia tidak sudi di tangkap oleh mereka.     

Aleandra terus lari, dia tampak panik saat melihat ketiga pria itu mengepungnya. Kakinya sakit, napasnya sudah hampir putus. Dia sangat berharap bisa lolos dari ketiga pria yang masih mengejarnya itu. Semoga saja ada sedikit keajaiban.     

Ketiga pria itu sudah siap menangkapnya, Aleandra memutar langkah dengan terburu-buru dan karena hal itu dia harus terpelesat dan terjatuh. Aleandra berteriak, pergelangan kakinya terasa sakit tapi dia tidak juga menyerah dan berlari ke arah yang berlawanan. Dia harus lari ke arah kerumunan agar ketiga pria itu tidak bisa menangkapnya dengan mudah.     

Salah satu pria itu mulai kesal, sepucuk senjata api kedap suara dikeluarkan. Dia berniat menembak kaki Aleandra untuk melumpuhkannya agar gadis itu bisa mereka tangkap dengan mudah.     

Aleandra masih terus berlari tapi senjata api sudah mengarah ke arahnya, pria itu tidak ragu sama sekali. Kedua rekannya terus mengejar. Mereka akan menangkap Aleandra saat peluru melumpuhkan dirinya. Aleandra hendak berbelok, dia tidak sadar sebuah timah panas sudah melesat ke arahnya dengan cepat. Timah panas meleset tapi benda itu bersarang di pinggang Aleandra. Aleandra berteriak, dia juga jatuh ke atas jalan.     

"No ... No!" ucap Aleandra sambil menahan rasa sakit akibat tembakan yang dia dapatkan.     

Kedua pria yang mengejarnya sudah dekat, Aleandra beranjak dengan terburu-buru. Tidak boleh, apa pun yang terjadi dia tidak boleh tertangkap. Dia kembali berlari sambil memegangi luka di pinggangnya yang terus mengeluarkan darah. Jika dia mati, semoga dia mati di tempat tenang.     

"Sial, dia masih bisa lari!" Beberapa tembakan dilepaskan lagi dan kali ini lengan Aleandra menjadi sasaran empuk bagi salah satu timah panas itu.     

Aleandra kembali berteriak, dia segera mencari tempat bersembunyi karena bisa saja mereka kembali menembaknya. Ketiga orang itu masih mengejar, mereka mencari keberadaan Aleandra yang sedang bersembunyi di balik tong sampah yang ada di gang sempit. Dia memang ingin masuk ke gang itu untuk bersembunyi tapi lagi-lagi timah panas harus mengenai lengannya.     

Ketiga pria itu bepencar untuk mencari Aleandra. Aleandra sudah pasrah, dia bahkan tersenyum dengan pahit sambil menahan rasa sakit di lengan dan pinggangnya. Akhirnya selesai, semoga saja. Ketiga pria itu terus mendekat, Aleandra benar-benar pasrah tapi tiba-tiba saja mereka berhenti karena seorang polisi yang kebetulan lewat menghentikan mereka.     

"Hei, apa yang kau lakukan?" teriak polisi itu dari ujung lorong.     

Pistol disembunyikan, mereka segera menghampiri polisi itu dan berbicara dengannya dalam bahasa Rusia. Tentu petugas itu kebingungan, dia tidak menahan mereka dan meminta ketiga pria itu pergi.     

Karena tidak ingin membuat masalah, mereka pun pergi apalagi mereka diperintahkan untuk tidak membuat keributan. Mereka pasti bisa mendapatkan target mereka, mereka juga yakin Aleandra Feodora tidak akan mati karena peluru tidak mengenai bagian vitalnya.     

Mata Max masih tidak bergeming dari layar komputer, ternyata gadis itu benar-benar diburu. Rasa iba semakin memenuhi hati, dia harap Aleandra bisa bertahan dengan dua tembakan yang dia dapat. Max masih menatap layar komputer, dia harus tahu Aleandra masih berada di gang itu atau tidak apalagi kejadian itu saat waktu menunjukkan pukul tiga sore.     

Kemungkinan Aleandra masih berada di sana sangatlah besar, dia juga sedang melacak posisi ponsel yang dia berikan pada Aleandra dan hasilnya menunjukkan jika posisi ponsel sudah tidak berada di sana lagi.     

Karena ingin tahu, Max meretas cctv untuk melihat apakah Aleandra masih membawa ponsel yang dia berikan atau tidak tapi sayangnya, ponsel berada di hutan. Benda itu terjatuh saat Aleandra berusaha mencari tempat untuk bersembunyi dengan dua luka tembakan yang dia dapat. Dia tidak bisa kembali ke rumah Max karena dia tidak mau melibatkan pria yang tidak mau membantunya.     

Sebelum melarikan diri ke hutan, Aleandra membeli obat sambil menahan rasa sakit dan menyembunyikan lukanya, dia bahkan mencuri beberapa baju milik orang lain. Dia tidak peduli, yang dia tahu dia harus menghentikan pendarahan dan menutup luka. Dia bahkan membeli beberapa alat yang bisa dia gunakan untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di lengan tapi yang di pinggang tidak bisa dia lakukan.     

Sebab itu Aleandra lari ke hutan dan menjatuhkan ponsel yang diberikan oleh Max di sana. Dia butuh tempat sepi agar tidak ada yang tahu apa yang sedang dia alami dan apa yang akan dia lakukan. Berbekal sebilah pisau, api juga alkohol dan obat untuk menghentikan pendarahan, Aleandra mengobati lukanya sendirian dan mengeluarkan peluru yang ada di lengan. Setelah ini, dia mau mati atau tidak dia sudah tidak peduli karena dia benar-benar sudah pasrah.     

Setelah menemukan keberadaan ponselnya, Max mencari keberadaan Aleandra tapi setelah masuk ke dalam sebuah lorong, dia tidak terlihat lagi. Mungkin saja dia bersembunyi di lorong itu, tidak ada yang tahu dan dia harap demikian agar dia tidak mengalami kesulitan untuk menemukan keberadaan Aleandra.     

Komputer dimatikan setelah tahu posisi ponselnya. Dengan dua tembakan yang dia dapatkan, dia yakin Aleandra tidak bisa pergi jauh apalagi dia tidak terlihat keluar dari lorong. Semoga saja Aleandra masih tetap berada di sana sampai dia datang. Sekarang waktunya pergi mencari keberadaan gadis itu, lagi pula sudah terlalu lama Aleandra berada di luar dalam keadaan terluka. Sebaiknya dia bergegas, entah kenapa dia jadi mengkhawatirkan keadaan gadis itu dan dia sangat berharap Aleandra baik-baik saja. Max menghubungi Jared sambil melangkah keluar, dia memerintahkan Jared untuk mengumpulkan anak buah karena karena mereka akan mencari keberadaan Aleandar malam itu juga. Semoga saja dia tidak terlambat, karena apa pun bisa terjadi apalagi di hutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.