Hi's Like, Idiot But Psiko

Misi Penyelamatan



Misi Penyelamatan

0Hujan semakin mengguyur dengan lebat, medan semakin menjadi sulit. Mereka juga tidak bisa turun ke bawah karena perlengkapan yang minim. Mereka hanya bisa menunggu helikopter datang dan tentunya Max sudah menghubungi anak buahnya dengan telepon satelit yang dia bawa dan memerintahkan mereka untuk membawa alat penyelamatan.     

Mereka mencari Aleandra dari atas dengan senter yang mereka bawa, mereka mencari cukup lama karena pandangan yang minim akibat hujan yang semakin mengguyur dengan deras.     

Max bahkan tidak mempedulikan tubuhnya yang basah dan rasa dingin yang dia rasakan. Sial, entah kenapa dia mau melakukan hal ini untuk seorang gadis yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengannya tapi rasa iba terhadap gadis itu membuat dirinya tidak bisa menutup mata atas apa yang dia alami.     

Tidak biasanya dia seperti itu, tidak pernah. Dia bukan orang yang baik hati apalagi untuk seorang tawanan tapi Aleandra Feodora, berhasil membuat seorang Maximus Smith membuang egonya dan mau melakukan hal seperti itu. Jika para sepupunya tahu, apa mereka akan menertawakan dirinya?     

Max mengumpat, sial. Ini tidak seperti dirinya, dia bahkan terlihat gelisah dan melihat jam beberapa kali. Kenapa helikopter belum juga datang? Para anak buahnya dan Jared sedang mencari sesuatu yang ada di hutan itu, mungkin saja ada yang bisa mereka gunakan agar mereka bisa turun ke bawah. Pohon rambat atau semacamnya tidak jadi soal, mereka harus menemukan keberadaan gadis itu sebelum bantuan datang. Mereka juga harus tahu bagaimana medan yang ada di bawah sana dan harus tahu seberapa curam lembah itu.     

Beberapa pohon rambat sudah mereka temukan. Mereka mengikat bagian ujung-ujungnya dan membersihkan dedaunan yang ada. Batang-Batang pohon itu akan bertahan jadi mereka menyalin batang pohon satu ke batang yang lain menyerupai kepangan.     

Yang lain masih mencari pohon rambat, bahkan akar pohon yang bisa mereka gunakan mereka ambil. Max berdiri di sisi tebing sambil menyinari dasar lembah untuk mencari keberadaan Aleandra tapi sosok gadis itu sulit dia temukan.     

"Ikat ujungnya di pohon itu!" teriak Jared pada salah satu anak buah yang memegang ujung pohon rambat yang telah mereka kepang menyerupai sebuah tali. Mereka bahu membahu melakukan pekerjaan itu sampai akhirnya mereka berhasil membuat jalinan pohon yang bisa mereka gunakan untuk turun ke bawah.     

"Ikat yang kuat!" teriak Jared lagi, dia bahkan menguji kekuatan jalinan pohon itu dengan cara menariknya. Jangan sampai putus sehingga membuat celaka. Karena kurang panjang, mereka kembali mencari pohon rambat dan melakukan seperti apa yang mereka lakukan sebelumnya.     

"Kenapa begitu lama?" Max menghubungi anak buahnya sambil mengusap air yang membasahi wajahnya.     

"Sorry, Master. Cuaca begitu buruk, kami sulit menemukan keberadaan anda," jawab anak buahnya yang berada di helikopter.     

"Jared, buat api agar mereka bisa melihat keberadaan kita!"     

Jared mengangguk, membuat api? Itu sulit, apalagi di tengah derasnya air hujan. Tiada ada media kering yang bisa dia gunakan tapi dia tidak kehabisan akal. Tidak perlu api, asap pun jadi agar para anak buah yang ada di helikopter bisa melihat posisi mereka.     

Selagi yang lain membuat tali, Jared sibuk mengumpulkan daun kering. Walau basah karena hujan tapi daun kering lebih mudah terbakar. Dia bahkan meminta seseorang untuk membantunya dan mengumpulkan daun-daun itu di bawah pohon besar di mana bagian bawahnya tidak terlalu basah.     

Daun kering sudah menumpuk, Jared mengeluarkan beberapa butir peluru senjata apinya karena dia membutuhkan bubuk mesiu yang ada di dalam peluru itu agar daun-daun yang lembab bisa terbakar.     

Dengan bantuan sebuah pisau kecil, peluru-peluru itu dibuka. Jared mengumpulkan bubuk mesiu di selembar daun kering yang sudah dia keringkan dan setelah itu dia mulai membakarnya. Walau sulit, tapi dia terus berusaha agar daun-daun itu bisa terbakar.     

Selagi Jared berusaha menyalakan api, tali yang dibuat dari pohon rambat sudah siap. Max sudah siap karena dia yang akan turun ke bawah. Dia tidak bisa hanya berdiam diri menyaksikan apalagi dia sudah sangat ingin melihat keadaan Aleandra di bawah sana.     

Dengan alat seadanya karena dia tidak bisa menunggu sampai helikopter datang apalagi Jared masih berusaha membakar daun kering yang lembab. Max turun ke dasar lembah dan tentunya beberapa anak buahnya membantu memegangi tali yang mereka buat. Mereka khawatir tali yang mereka buat kurang kuat sehingga bos mereka tergelincir dan terjatuh ke dasar lembah.     

Air hujan yang terus mengguyur membuat lembah begitu licin, Max hampir saja jatuh beberapa kali karena terpeleset. Umpatannya terdengar, sepertinya dia benar-benar sudah gila karena mau melakukan hal seperti ini untuk seorang gadis.     

Dia terus turun, beruntungnya tidak terlalu curam tapi dasar lembah belum dia temukan. Dengan senter yang ada di tangan, Max mencari keberadaan Aleandra. Bisa saja tubuhnya tersangkut pohon tapi sayangnya tidak ada padahal dia sudah jauh beberapa meter dari permukaan.     

Para anak buahnya terus memantau tali yang digunakan oleh Max. Sejauh ini tidak terjadi masalah apa pun, mereka terlihat lega tapi sayangnya mereka tidak memantau yang terikat di pohon.     

Karena ikatan yang kurang kencang dan beban yang berat, sedikit demi sedikit ikatan yang menyambungkan pohon rambat ke pohon rambat lainnya mulai terbuka. Tidak ada yang menyadari hal itu, apalagi beberapa orang membantu Jared yang kesulitan menyalakan api.     

Max terus turun ke bawah tapi tiba-tiba saja, tali merenggang dan tentunya hal itu membuatnya terkejut. Para anaknya buahnya berteriak dari atas, Jared bahkan berlari menuju sisi lembah. Tubuh Max terperosok turun ke dasar lembah, dia bahkan berusaha menggapai sesuatu untuk dijadikan pegangan. Sial, dia benar-benar sudah gila.     

umpatannya terdengar, semua itu gara-gara Aleandra tapi wanita itu tidak meminta dirinya untuk melakukan hal itu. Dia yang mau melakukannya tanpa paksaan dan yeah, sepertinya dia benar-benar sudah gila.     

Tubuh Max jatuh di dasar lembah yang gelap, beruntungnya senter yang dia pegang tidak terlepas. Sambil mengumpat, Max melihat sekelilingnya. Tubuhnya tidak saja basah tapi juga dipenuhi tanah. Jika Aleandra sudah sadar nanti, dia harus mendapatkan hukuman dan harus memandikan dirinya sampai bersih.     

Mata Max terus mencari, senter di arahkan ke dasar lembah dan dia juga melangkah untuk mendekati sesuatu yang dia lihat di balik pohon besar.     

"Aleandra," Max terus mendekati objek itu dan benar saja, Aleandra berada di balik pohon dan sudah tidak sadarkan diri. Darah mengalir dari dua luka yang dia dapat, tubuhnya dipenuhi tanah begitu juga dengan wajahnya.     

Max mendekati Aleandre, senter diletakkan dan dia mengangkat tubuh Aleandar karena dia ingin melihat gadis itu masih hidup atau tidak. Walau lemah tapi dia bisa merasakan napas Aleandra, bagus, wanita itu begitu kuat.     

"Aleandra, apa kau mendengarku?" Max menepuk pipinya tapi Aleandra tidak merespon.     

Karena keadaan Aleandra yang semakin memburuk, Max membaringkan tubuh gadis itu dan mengarahkan senternya ke atas untuk memberi tanda pada Jared dan yang lain. Mereka terlihat lega melihat cahaya senter dari bos mereka. Api pun sudah menyala, asap membumbung tinggi menebus rimbunnya pohon sehingga anak buah yang ada di helikopter melihat keberadaan mereka.     

Dua helikopter mendekat, mereka berusaha mencari celah untuk turun tapi pepohonan yang menjulang tinggi mempersulit mereka. Sepertinya mereka harus menggunakan cara lain.     

"Kami tidak bisa menurunkan helikopter," lapor anak buah yang ada di helikopter menggunakan telepon satelit.     

Max melihat sekitar, lembah itu juga dipenuhi dengan pepohonan. Dia tidak bisa menunggu sampai mereka menemukan tempat untuk mendarat karena Aleandra tidak akan bisa selamat jika dia berlama-lama.     

"Aku di dasar lembah, apa kau bisa melihat posisiku?" tanya Max.     

"Yes, Master."     

"Jika begitu turunkan tali dan alat penyelamat lainnya, aku akan mengikatnya dan membawanya naik ke atas!" ucap Max, dia tidak punya cara lain selain menggendong Aleandra dan mengikat tubuh gadis itu ke tubuhnya lalu mereka naik ke atas bersama. Walau sangat berisiko karena pepohonan yang tinggi tapi itu lebih baik dari pada menunda apalagi keadaan Aleandra yang semakin memburuk.     

Tidak menunggu lama, salah seorang anak buahnya turun ke bawah untuk membantunya, helikopter yang lain bertugas menyinari lokasi. Dengan beberapa alat, tali sudah terikat di tubuh Max dan setelah itu tali lain diikat ke tubuh Aleandra. Mereka melakukan hal itu dengan cepat, Aleandra bahkan sudah berada di dalam gendongannya.     

Anak buah yang ada di bawah memberi aba-aba pada anak buah yang ada di atas untuk menarik tali dengan hati-hati. Max memeluk tubuh Aleandra dengan erat, jangan sampai gadis itu terjatuh. Mereka harus melewati celah pepohonan dan itulah yang sulit. Helikopter bahkan berusaha sedikit terbang ke atas, jangan sampai bos mereka tersangkut di celah pepohonan. Berkat kerja sama para anak buahnya, tidak lama kemudian Max bisa lolos dari celah pepohonan yang sempit.     

Dua orang anak buah yang ada di atas membantunya untuk naik, mereka menarik tubuh Aleandra terlebih dahulu dan setelah itu mereka membantu bos mereka. Max duduk di lantai helikopter sambil menatap ke arah Aleandra yang sedang diberi selimut oleh anak buahnya. Benar-benar gadis yang merepotkan. Dia tidak menyangka akan melewati malam panjang dan melelahkan hanya untuk menolong seorang gadis yang asing baginya.     

"Ke rumah sakit dan perintahkan yang lain untuk kembali!" perintahnya saat anak buah yang ada di dasar lembah sudah naik.     

Helikopter mulai terbang pergi, sedangkan Jared dan yang lain pergi dari sisi tebing. Karena hujan para binatang tidak lagi berkeliaran, suasana hutan kembali sepi. Jared dan yang lain menyelusuri hutan yang gelap, mereka akan kembali ke mobil mereka dan pergi dari hutan itu.     

Ini misi penyelamatan pertama kali yang mereka lakukan dan tentunya misi yang paling menguras tenaga tapi setelah ini, mereka akan kembali menghadapi tantangan lain karena Max sudah memutuskan akan membantu Aleandra dan tentunya keputusan yang dia ambil mengharuskan dirinya berhadapan dengan mafia yang sedang memburu Aleandra saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.