Hi's Like, Idiot But Psiko

Informasi Ditukar Informasi



Informasi Ditukar Informasi

0OLiver keluar sebentar untuk menikmati waktunya, dia tidak selalu berkutat dengan dendamnya. Bagaimanapun dia harus menikmati waktunya. Menikmati segelas kopi di Starbucks menjadi pilihan. Dia juga melakukan pekerjaannya di sana. Pada dasarnya Oliver adalah seorang mantan tentara. Dia sengaja menjadi tentara agar dia bisa memiliki kemampuan untuk melawan musuh. Dendam yang dia miliki pada Maximus dan kedua orangtuanya harus dia balaskan agar ayah dan ibunya mati dengan tenang.     

Setelah mengundurkan diri dia memilih menjadi seorang jurnalis, dia sengaja bekerja dibidang itu karena dia ingin mengasah kemampuannya dan tentunya kemampuan yang dia miliki bisa dia gunakan untuk mencari informasi tentang musuh.     

Oliver sibuk melakukan pekerjaannya sambil menikmati segelas kopi ketika sang informan yang diutus Fedrick untuk mencari keberadaan Aleandra masuk ke dalam Starbucks. Semula dia tidak menyadarinya, dia fokus dengan pekerjaannya. Sang informan menghampiri satu pengunjung ke pengunjung yang lain sambil memperlihatkan foto Aleandra. Dia sangat yakin setidaknya ada yang melihat keberadaan gadis itu apalagi dia menunjukkan foto Aleandra secara langsung. Dia sudah tiba di kota itu beberapa hari yang lalu, dia langsung bekerja namun sayangnya sampai sekarang hanya gelengan yang dia dapatkan.     

Karena Aleandra jarang keluar jadi tidak ada yang melihat keberadaannya apalagi terkadang Aleandra menyamar saat dia keluar tapi semenjak kejadian di hutan yang hampir merenggut nyawanya, dia semakin waspada. Sang informan tidak putus asa sampai akhirnya dia mendekati Oliver yang sedang sibuk.     

"Maaf mengganggu, apa kau pernah melihat wanita itu?" sang informan bertanya sambil menunjukkan foto Aleandra.     

"Tidak!" jawab Oliver singkat tanpa melihat ke arah Foto yang ditunjukkan oleh sang informan.     

"Tolong dilihat terlebih dahulu, Nona. Anda akan mendapat imbalan jika anda tahu."     

"Aku bilang, tidak!" Oliver melirik ke arah foto sejenak dan setelah itu dia terkejut. Matanya kembali melihat ke arah foto, dia bahkan merebut foto Aleandra dari tangan sang informan. Bukankah itu foto kekasih Maximus yang hendak dia manfaatkan waktu itu?     

"Bagaimana, apa anda mengenalnya?" tanya informan itu.     

"Kenapa kau mencarinya?" tanya Oliver.     

"Aku hanya ditugaskan untuk mencari, aku tidak memiliki wewenang untuk mengatakan hal lain pada siapa pun."     

"Jika begitu pergi, aku tidak akan mengatakan apa pun pada anda!"     

"Jadi kau tahu?" sang informan terlihat senang. Dia bahkan duduk tanpa ragu.     

Oliver tersenyum, ini sungguh hal tidak terduga. Dia sedang mencari informasi tentang gadis itu tapi keberuntungan menghampirinya. Dia jadi semakin ingin tahu, siapa sebenarnya gadis yang menjadi kekasih Maximus dan kenapa ada yang mencarinya.     

"Sebelum aku mengatakan padamu keberadaannya, sekarang katakan padaku kenapa kau mencarinya?" tanya Oliver.     

"Ini rahasia, Nona. Aku hanya butuh informasi di mana dia berada jika anda tahu," ucap sang informan.     

"Jika begitu tidak ada informasi untukmu. Aku tidak saja pernah melihatnya tapi aku tahu di mana dia berada dan dengan siapa dia saat ini," ucap Oliver.     

"Apa kau yakin?" sang informan itu menatapnya dengan penuh selidik.     

"Tentu saja, aku hanya ingin tahu alasanmu mencarinya. Jika alasan yang kau miliki tidak masuk akal maka lupakan, aku tidak akan mengatakan apa pun padamu!"     

"Oke, baiklah," sang informan akhirnya menyetujui karena dia sangat membutuhkan informasi ini.     

"Aku dibayar oleh kekasihnya untuk mencari keberadaannya karena dia hilang," ucap sang informan.     

"Kenapa dia hilang? Pasti ada alasannya, bukan?" Oliver mulai mengorek informasi. Informasi ditukar dengan informasi, itu adalah pertukaran yang setimpal.     

"Dia hilang setelah mengalami kejadian tragis yang menimpa keluarganya."     

"Benarkah?" Oliver terkejut, ini benar-benar kejutan yang tidak terduga. Dia akan mengorek informasi lebih dalam.     

"Aku tidak bisa mengatakannya lebih jauh, Nona. yang pasti Nona Aleandra melarikan diri dari Rusia setelah mengalami kejadian tragis dan sekarang kekasihnya mencari keberadaannya."     

Oliver tersenyum, informasi itu sudah cukup. Dia tidak menyangka jika gadis itu seorang pelarian. Bisa dia tebak, pasti ada yang mengejarnya saat ini. Sekarang terjawab sudah kenapa dia bisa bersama dengan Maximus Smith. Gadis itu pasti mencari orang kuat yang bisa melindungi dirinya.     

"Aku sudah mengatakan padamu apa yang aku tahu dan sekarang katakan padaku apa yang kau tahu tentang Nona Aleandra," ucap informan itu.     

"Tidak perlu khawatir, aku orang yang tepat janji. Katakan pada orang yang membayarmu, saat ini dia bersama dengan Maximus Smith. Jika dia menginginkan wanita itu maka carilah Maximus Smith," ucap Oliver. Dia bisa memanfaatkan masalah ini. Biarkan saja Maximus dan kekasih wanita itu saling bentrok karena seorang wanita tapi sesungguhnya bukan itu yang dia incar.     

"Apa aku bisa mempercayai informasi yang kau berikan ini?" tanya sang informan itu.     

"Jika kau tidak percaya maka pergi cari Maximus, aku akan berikan alamatnya untukmu!" sebuah memo dan pena diambil, Oliver menulis alamat di atas memo dan setelah itu kertas dirobek dan diberikan pada informan itu.     

Sang informan melihat OLiver penuh selidik, sepertinya wanita itu tidak berbohong. Alamat rumah Max sudah didapat dan tidak saja alamat rumah, alamat perusahaan Maximus juga diberikan oleh Oliver.     

"Baiklah, aku akan memberikan bayaran yang pantas kau dapatkan."     

"Tidak perlu, aku hanya ingin membantu saja," Oliver tersenyum. Informan itu curiga tapi apa pun motif wanita itu yang pasti dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Pekerjaan utamanya memang mencari keberadaan Aleandra Teodora, yang lain dia tidak peduli.     

"Apa kau yakin?" tanya sang informan.     

"Cukup bayarkan kopiku saja," ucap Oliver.     

Karena hanya itu yang diinginkan Oliver sang informan membayar kopi itu dan pergi. Oliver masih di tempatnya dengan seringai menghiasi wajah. Dia sungguh tidak menduga akan mendapatkan informasi sepenting ini. Dia hanya akan menjadi penonton saja, untuk sekarang hanya itu yang bisa dia lakukan. Dia akan menonton secara diam-diam saat Maximus mempertahankan wanita itu, dia juga bisa melihat siapa orang yang mencari Aleandra tapi yang paling penting adalah, dia curiga jika gadis bernama Aleandra itu sedang dikejar sehingga dia melarikan diri dari Rusia.     

Ini semakin menarik saja, dia harus mencari tahu siapa yang sedang memburu Aleandra karena orang itu bisa dia ajak bekerja sama. Dia menginginkan kematian Maximus, sedangkan orang itu menginginkan Aleandra yang kebetulan mendapat perlindungan dari Maximus. Bukankah mereka bisa berkolaborasi dalam hal ini?     

Oliver meneguk kopinya dan menyeringai lebar, akhirnya ada angin segar. Dia bisa mendapatkan sekutu lagi dan dia sangat yakin sekutu kali ini memiliki kekuatan besar sehingga aksi balas dendam akan segera terwujud. Sepertinya perang besar antara mereka akan segera terjadi tapi jika dia ingin mendapatkan kekuatan besar itu, dia harus segera bergerak untuk mencari tahu siapakah yang sedang mengejar Aleandra.     

Sang informan segera menghubungi Fedrick setelah mendapatkan informasi itu. Informasi yang dia dapat sudah lebih dari cukup. Seperti Oliver, dia juga tidak menyangka akan mendapat informasi yang dia inginkan hari ini. Alamat yang bisa dia kunjungi nanti juga dia dapatkan.     

Fedrick baru saja ingin beristirahat saat sang informan menghubungi. Waktu antara dua negara itu memang tidak sama. Ketika melihat sang informan menghubunginya, Fedrick segera menjawab tanpa ragu. Dia harap ada sedikit informasi tentang Aleandra karena dia sudah begitu merindukan Aleandra.     

"Ada apa? Apa kau sudah mendapatkan informasi akan keberadaannya?" tanya Fedrick tanpa basa basi.     

"Yes, Tuan Fedrick."     

"Jadi kau sudah tahu dia ada di mana?" tanya Fedrick tidak sabar. Dia bahkan terdengar bersemangat.     

"Seseorang mengatakan padaku jika dia bersama dengan seorang pria bernama Maximus Smith saat ini."     

Fedrick terkejut, kenapa Aleandra bersama dengan seorang pria? Siapa sebenarnya pria itu? Apakah dia hanya orang yang kebetulan menolong Aleandra ataukah? Entah kenapa firasatnya jadi buruk.     

"Aku juga memiliki alamatnya sehingga aku bisa menemuinya," ucap sang informan.     

"Tidak, jangan lakukan. Tunggu aku di sana karena aku akan pergi dan menemui Aleandra," ucap Fedrick. Kali ini dia tidak boleh menunda, dia harus menunjukkan pada Aleandra jika dia serius dan akan membawanya kembali. Siapa pun Maximus Smith dia harap dia hanya orang yang sedang membantu Aleandra. Dia bahkan akan memberikan sejumlah uang pada pria itu karena sudah membantu Aleandra.     

"Baiklah, aku akan memantau alamat yang aku dapatkan untuk melihat apakah benar informasi yang dikatakan oleh wanita itu dan setelah aku mendapati Nona Aleandra memang berada di sana maka aku akan mengatakannya padamu," ucap sang informan.     

"Lakukan, tapi aku akan tetap pergi ke sana karena aku sendiri yang akan membawanya pulang." ucap Fedrick.     

"Baik, Tuan Fedrick," ucap sang informan.     

Tiket pesawat menuju San Francisco pun dipesan setelah dia selesai berbicara dengan sang informan, beberapa pekerjaan pun ditunda. Fedrick bahkan menghubungi kedua orangtuanya untuk mengatakan jika dia akan pergi ke Amerika besok.     

Senyum menghiasi wajah Fedrick, foto sang kekasih pun diambil dan dipandangi begitu lama. Rasanya sudah tidak sabar hari esok cepat tiba agar dia bisa segera berangkat ke San Francisco dan bertemu dengan Aleandra. Dia harap Aleandra dan pria yang bernama Maximus Smith itu tidak memiliki hubungan apa pun. Semoga saja Aleandra mengakhiri hubungan mereka bukan karena pria itu.     

Tangan Fedrick mengusap foto Aleandra dengan perlahan, dia bahkan meletakkan foto Aleandra di dadanya.     

"Tunggu aku, Aleandra. Aku akan menjemputmu dan menunjukkan padamu jika aku bersungguh-sungguh ingin memperbaiki hubungan kita. Aku pasti akan melindungimu. Kali ini aku tidak akan mengulangi kesalahan yang telah aku lakukan."     

Mata Fedrick terpejam, rasa rindu memenuhi hati. Dia benar-benar sudah tidak sabar bertemu dengan Aleandra. Siapa pun pria yang bernama Maximus itu, dia tidak peduli karena Aleandra adalah kekasihnya. Semoga saja tebakannya akan hubungan Aleandtra dengan pria itu salah sehingga dia bisa membawa Aleandra kembali ke Rusia. Dia juga akan membawa cincin yang sudah dia siapkan karena dia akan melamar Aleandra.     

Rasanya ingin memutar waktu agar pagi cepat menjelang karena saat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh, dia akan berangkat ke San Francisco untuk menemui kekasih hatinya yang sedang bersembunyi di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.