Hi's Like, Idiot But Psiko

Kencan



Kencan

0Setelah dari rumah Vivian, Maximus berencana mengajak Aleandra melakukan wisata malam hari. Sampai sekarang Aleandra tidak banyak tahu tentang kota San Francisco, dia juga belum pernah mengajak Aleandra menikmati indahnya kota itu apalagi pada malam hari. Lagi pula dia tidak takut dengan orang-orang yang mengejar Aleandra, dia yakin mereka tidak mungkin bertindak dalam waktu dekat.     

Max berencana mengajak Aleandra ke Fisherman's Wharf untuk menikmati atraksi utama di daerah itu. Di sana juga ada Museum Lilin Madame Tussauds dan Ghirardelli Square. Banyak yang bisa mereka lakukan di sana, menikmati indahnya matahari terbenam, menikmati Taman Maritim Nasional dan kapal-kapal yang sudah dipulihkan. Setelah dari tempat itu Maximus akan mengajak Aleandra keliling kota San Francisco menggunakan helikopter.     

Malam ini dia ingin membuat Aleandra senang agar Aleandra melupakan apa yang telah terjadi selama beberapa hari belakangan. Setelah berpamitan dengan yang lain, mereka segera pergi, Maximus tidak mengatakan hal ini pada Aleandra karena dia ingin memberikan kejutan untuknya.     

Mobil sudah berjalan cukup lama, Aleandra mulai menatapnya dengan tatapan ekspresi heran karena mereka tidak kembali ke rumah. Dia bahkan melihat ke arah Maximus lalu melihat ke jalanan yang mereka lalui.     

"Kenapa kau melihat aku seperti itu?" tanya Maximus pura-pura tidak mengerti.     

"Kita mau ke mana, Max?" tanya Aleandra.     

"Ke suatu tempat," jawab Maximus.     

"Ke mana?" tiba-tiba Aleandra terlihat begitu antusias. Jujur saja dia sangat berharap Max membawanya jalan-jalan.     

"Kenapa kau terlihat begitu bersemangat, hm?"     

"Aku memang berharap kau mengajak aku ke suatu tempat, Max. Aku sangat ingin menikmati waktu di luar denganmu, kita hanya menghabiskan waktu di rumah saja dengan bercinta jadi aku ingin suasana yang berbeda."     

"Jadi kau sudah bosan bercinta denganku?"     

"Bukan begitu, aku menginginkan suasana yang berbeda, itu saja."     

"Baiklah, aku memang ingin mengajakmu berkencan menikmati indahnya kota pada malam hari."     

"Benarkah?" mata Aleandra tampak berbinar, dia sungguh senang mendengarnya.     

"Yes, aku harus menyenangkan pacarku, bukan?"     

"Terima kasih, Max," Aleandra bersandar di bahunya, dia benar-benar senang. Dia sudah sangat mengharapkan hal ini, tidak perlu melakukan hal yang berlebihan. Cukup berjalan berdua di sepanjang jalan sambil bergandengan tangan sudah membuatnya senang. Dia bukan tipe orang yang menginginkan suasana yang wah tapi dia lebih mementingkan kebersamaan.     

Maximus tersenyum dan merangkul bahunya, tangannya bermain kepala Aleandra dan membelai rambutnya. Ternyata tidak sulit menyenangkan Aleandra, dia benar-benar jauh berbeda dengan pacar yang dia miliki sebelumnya.     

Menemukan gadis yang tepat memang tidak mudah, sebab itu tidak akan dia sia-siakan setelah menemukannya. Aleandra masih bersandar dengan nyaman, dia jadi ingin tahu ke mana Maximus akan membawanya berkencan.     

"Kita mau berkencan di mana Max? Apakah di atas gunung? Atau kita akan menghabiskan malam kita di rumah pohon?"     

Maximus terkekeh, Aleandra benar-benar pecinta alam. Pantas saja dia menyukai olahraga panjat tebing. Kebanyakan wanita enggan melakukan hal berbahaya seperti itu.     

"Kita bisa panjang tebing berdua nanti tapi untuk saat ini tidak," ucapnya.     

"Apa benar kita akan melakukannya?" Aleandra kembali bersemangat. Dia sudah lama tidak melakukan hal itu, pasti akan sangat menyenangkan bisa melakukannya bersama dengan Maximus.     

"Yeah, kita akan melakukannya."     

"Janji?" Aleandra menatapnya penuh harap.     

"Sepertinya kita pernah membahas hal ini sebelumnya?" ucap Maximus.     

"Aku lupa!" Aleandra mendongak untuk mencium pipinya. Setelah itu dia kembali bersandar dan tidak bertanya apa-apa lagi. Dia yakin Maximus pasti akan membawanya ke tempat yang menyenangkan. Lagi pula dia tidak tahu tempat-tempat di kota itu jadi sebaiknya dia diam.     

Mobil yang dibawa Jared terus bergerak sampai akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang terlihat ramai. Aleandra melihat sana sini, tentunya dengan perasaan senang. Dia bahkan sudah tidak sabar untuk turun dan menikmati pemandangan di kota itu.     

Setelah mengantar mereka, Jared membawa mobilnya pergi. Maximus menggandeng tangan Aleandra, mereka melangkah menuju sebuah tempat. Angin yang bertiup menghembus rambut pendek Aleandra. Suara ombak berdebur mulai terdengar, Aleandra bisa menebaknya jika mereka berada di dermaga.     

"Wow," Aleandra tampak kagum melihat kapal besar yang bertengger di sisi dermaga. Bahkan banyak orang berada di dalam kapal itu. Sepertinya itu adalah sebuah museum.     

"Max, aku mau ke sana!" Aleandra menunjuk ke arah kapal.     

"Hari ini apa pun yang kau inginkan, katakan padaku. Aku tidak akan menolak apa pun permintaanmu."     

"Benarkah?"     

"Apa aku terlihat berbohong?"     

"Baiklah," Aleandra merangkul lengan Maximus dan menariknya, "Pertama-tama kita ke toko cidera mata. Aku ingin kita menggunakan baju casual agar lebih santai," ucapnya.     

Maximus tidak membantah, mereka masuk ke dalam toko cidera mata yang menjual pernak pernik lucu dan juga pakaian couple. Aleandra memilih kaus couple berwarna putih. Kaus itu bergambar tengkorak yang sedang memakai topi, dia bahkan memilihkan sebuah celana yang panjangnya hanya sampai di lutut saja untuk Maximus. Dia ingin mereka menikmati waktu mereka dengan berpenampilan biasa saja.     

Mereka sudah berada di ruang ganti, Maximus tidak membantah karena dia sudah berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan Aleandra. Gadis itu juga memilihkan sebuah sendal untuknya, lagi pula dia memang berpenampilan seperti itu jika tidak ke kantor.     

Aleandra sudah tidak sabar, dia sudah sangat ingin tahu apakah baju yang dia pilih cocok Maximus kenakan atau tidak. Terus terang saja, harga baju itu hanya beberapa dolar saja dan sangat jauh berbeda dengan baju yang selalu Maximus gunakan.     

Aleandra memakai sebuah celana pendek, baju kaus yang dia kenakan diikat dibagian perut sehingga memperlihatkan perutnya yang rata. Celana pendek yang dia gunakan juga membuat lekukan tubuhnya terlihat. Tentunya penampilannya membuat Maximus melotot dengan ekspresi tidak senang.     

"Cocok!" ucap Aleandra sambil tersenyum manis.     

"Tidak!" ucap Maximus seraya menghampirinya dan membuka ikatan baju kausnya.     

"Hei, jangan dibuka!" tolak Aleandra.     

"Untuk yang ini aku menolak. Aku tidak suka ada yang melihat tubuhmu!" ucap Maximus.     

Aleandra tampak cemberut, padahal dia sudah suka dengan penampilannya tapi dia tidak bisa membantah saat Maximus menurunkan bajunya dan memutar tubuhnya untuk melihat penampilannya.     

"Ini baru cocok!" ucap Maximus seraya menepuk pipinya. Aleandra masih cemberut dan melihat penampilannya, seharusnya tidak masalah tapi Max tidak mengijinkannya.     

Setelah bertukar pakaian, Max segera membayar. Mereka keluar dari toko itu sambil berpegangan tangan. Sebelum mencapai kapal, Aleandra membeli es cream sebentar dan setelah itu mereka kembali melangkah menuju kapal.     

Mereka berdua melihat apa saja yang dipamerkan di museum tersebut, walau bukan gaya mereka mengunjungi museum tapi mereka menikmati kebersamaan mereka bahkan mereka bergabung dengan para pengunjung berdiri di dek kapal untuk melihat matahari yang sudah akan menenggelamkan diri.     

Angin laut yang bertiup membuat Aleandra merasa sedikit kedinginan apalagi baju yang sedang dia kenakan tipis. Maximus yang tadinya berdiri di sisinya segera berpindah dan memeluknya dari belakang.     

"Apa masih dingin?"     

"Tidak karena sudah kau peluk!" ucap Aleandra.     

Maximus tersenyum dan mencium pipinya. Aleandra bersandar di dada Maximus, senyum menghiasi wajahnya. Mereka tidak mengatakan apa pun, mata mereka sedang menunggu matahari terbenam dan tidak lama kemudian Aleandra tampak kagum saat matahari sudah mulai tenggelam. Indahnya pantulan cahaya matahari berwarna jingga di atas laut membuatnya senang apalagi Maximus memeluknya erat dan mencium wajahnya tanpa henti. Walau banyak orang di sana tapi semua menikmati waktu mereka yang romantis.     

"Terika kasih sudah membawa aku ke sini, Max," ucap Aleandra.     

"Ini tidak seberapa, Aleandra," Max memutar tubuh Aleandra sehingga mereka saling berhadapan. Senyum menawan menghiasi wajah Maximus, usapan di pipi Aleandra dapatkan. Aleandra juga tersenyum, tatapan mereka berdua saling beradu.     

Maximus bisa melihat kebahagiaan terpancar dari ekspresi wajah Aleandra. sepertinya dia harus sering-sering mengajak Aleandra melakukan hal seperti itu agar hubungan mereka semakin dekat.     

"Siap melakukan hal lainnya?" tanya Maximus seraya mengecup bibirnya.     

"Tentu, tapi aku rasa sebaiknya kita makan terlebih dahulu."     

"kau benar, ayo!" Max meraih tangan Aleandra, mereka mencari makanan di restoran yang ada di dekat tempat itu dan setelah selesai mereka kembali menikmati waktu mereka di sana. Banyak tempat yang mereka kunjungi, Aleandra bahkan membeli beberapa barang yang bisa dia gunakan jika dia ingin bepergian.     

Setelah puas menikmati tempat itu, Maximus mengajak Aleandra ke sebuah tempat di mana Jared sudah menunggu. Aleandra sangat heran, apalagi mereka menuju sebuah lapangan yang sangat luas. Dia semakin heran karena di sana ada sebuah helikopter yang sudah menunggu.     

"Kita mau ke mana, Max?"     

"Keliling kota dengan helikopter."     

"Seriously?"     

"Hm, kau tidak takut naik benda itu, bukan?"     

"Oh, Max. Aku mencintaimu!" Aleandra melompat ke dalam pelukannya. kedua kakinya melingkar di tubuh Maximus, sedangkan kedua tangannya berada di leher Max. Ini hal yang sangat dia inginkan, melihat indahnya kota dari atas helikopter. Maximus terkekeh dan membawa Aleandra menuju helikopter dalam gendongannya. Aleandra benar-benar senang, dia tidak menduga Maximus akan mengajaknya melakukan hal itu dan baginya itu kejutan yang sangat luar biasa.     

"Cepat Max, cepat!" teriak Aleandra padahal dia masih dalam gendongan Maximus.     

"Hei, jalan sendiri jika mau cepat!"     

"Ayolah, aku sudah tidak sabar!"     

Max menggeleng, tapi dia juga tidak mau menurunkan Aleandra. Setelah tiba di helikopter, Maximus menaikan Aleandra dan setelah itu dia menyusul. Beberapa alat yang dibutuhkan sudah terpasang, helikopter mulai terbang ke atas.     

Aleandra begitu bersemangat, dia sudah tidak sabar benda itu terbang semakin tinggi dan menuju tengah kota. Gedung-Gedung tinggi sudah terlihat, bianglala yang ada di Santa Monica Beach pun mulai terlihat. Walau dia tidak tahu nama tempat itu namun pemandangan itu membuatnya sangat senang.     

"Terima kasih, Max," Aleandra bersandar di bahu Maximus, matanya tidak lepas dari pemandangan di bawah sana.     

"Stts, hanya untukmu. Nikmati pemandangannya, aku akan membawamu memutari kota sampai kau puas!"     

"Thanks, kau yang terbaik!" Alaendra mengecup bibir Maximus dengan mesra. Walau hari ini terjadi hal memalukan namun di hari yang sama, dia juga merasakan kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dia tidak akan pernah melupakan kencan yang mereka lakukan hari ini, dia justru berharap mereka bisa selalu melakukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.