Hi's Like, Idiot But Psiko

Terjalinnya kerja sama



Terjalinnya kerja sama

0Hari sudah berganti, Antonio tidak menyia-nyiakan kesempatan dan membuang waktu. Dia akan menghubungi Oliver dan akan mengajaknya bertemu hari itu juga. Dia tidak boleh berlama-lama sebelum pria bernama Maximus Smith itu tahu kedatangannya.     

Antonio berdiri di balkon hotel yang dia tempati, sebatang rokok sudah menyala di tangan. Ponsel juga sudah berada di tangan. Sambil menikmati rokoknya, Antonio menghubungi Oliver. Jika wanita itu sampai berani menipunya dan mengecewakan dirinya maka dia tidak akan tinggal diam. Dia akan langsung membunuh wanita itu tanpa ragu bahkan dia akan merobeknya menjadi serpihan.     

Antonio mulai terlihat gusar karena Oliver belum juga menjawab panggilan darinya. Apa dia sudah tertipu? Dia kembali mencoba sampai akhirnya suara Oliver terdengar.     

"Ini masih pagi, Tuan? Apa kau sudah begitu tidak sabar untuk bekerja sama denganku?" tanya Oliver basa basi.     

"Tidak perlu basa basi, aku sudah berada di California. Sekarang katakan padaku, di mana kau akan menemui aku dan jam berapa? Kau harus ingat, aku bukan orang yang suka membuang waktu!"     

"Jadi kau sudah datang?" Oliver tersenyum, dia benar-benar senang.     

"Sudah aku katakan tidak perlu berbasa basi, segera temui aku di restoran yang tidak jauh dari tempatku menginap!" ucap Antonio.     

"Baiklah, aku akan mengirimkan seseorang untuk menjemputmu," ucap Oliver.     

"Apa maksudmu?!" teriak Antonio marah.     

"Jangan marah, Tuan. Aku melakukan hal ini agar pertemuan kita tidak diketahui oleh siapa pun. Kau benar-benar tidak tahu siapa Maximus Smith, kota ini adalah rumahnya, anak buahnya berada di mana-mana. Sangat berbahaya melakukan pertemuan di luar apalagi daerah yang memiliki cctv bahkan dia bisa menemukan keberadaanmu sekalipun tidak ada cctv karena dia akan meretas satelit untuk mencarimu sampai ketemu jadi sebaiknya kita melakukan pertemuan di tempatku, di mana tidak ada yang tahu apalagi anak buahnya!"     

Antonio menghembuskan asap rokoknya, kenapa pria itu terdengar begitu berbahaya? Siapa sebenarnya Maximus Smith? Sungguh dia semakin ingin tahu.     

"Baiklah, aku yang akan pergi ke tempatmu," ucap Antonio. Selama dia belum tahu apa pun siapa musuhnya lebih baik dia waspada apalagi setelah mendengar perkataan wanita itu, dia benar-benar tidak boleh meremehkan lawan.     

"Senang anda mau bekerja sama, katakan di mana kau berada saat ini, anak buahku akan menjemputmu."     

Asap rokok kembali dihembuskan, dan setelah itu Antonio mengatakan kepada Oliver di mana dia berada. Dilihat dari kewaspadaannya, sepertinya wanita itu tidak sedang menipunya dan dia juga mengambil kesimpulan jika pria bernama Maximus itu adalah pria yang sangat berbahaya.     

Oliver tersenyum setelah selesai berbicara dengan Antonio, dia kira pria itu akan datang satu minggu lagi tapi ternyata dia sudah datang. Ini sangat bagus, semakin cepat pria itu datang, semakin cepat pula dendamnya terbalas. Dia sangat berharap pria itu bisa menangkap Maximus Smith dalam keadaan hidup karena dia ingin menyiksanya sehingga Maximus mati dengan perlahan.     

Ponsel diletakkan, Oliver mendekati Austin yang masih tidur karena saat Antonio menghubunginya, mereka memang masih tidur.     

"Austin, segera bangun. Kita harus segera bersiap-siap!"     

"Ada apa, Oliver? Ini masih pagi, sebaiknya tidur lagi!"     

"Segera bangun, Austin. Pria itu sudah datang dan akan menemui kita sebentar lagi!"     

Mata Austin terbuka, dia segera berpaling dan melihat ke arah Oliver. Apa kekasihnya itu serius?     

"Benarkah?" tanyanya tidak percaya.     

"Tentu saja, apa aku terlihat sedang bercanda? Segeralah mandi, jangan sampai mengecewakan sekutu kita!" ucap Oliver.     

"Oke, baiklah!" Austin segera beranjak dari atas ranjang, "Di mana kita akan menemuinya?"     

"Markas," jawab Oliver.     

"Apa? Austin menghentikan langkah dan berpaling ke arah Oliver, "Apa kau tidak salah? Kita belum tahu apa pun tentang pria itu, bukankah sebaiknya kita waspada? Jangan mempercayai orang asing begitu saja Oliver, apalagi orang yang hendak kau ajak bersekutu karena bisa saja dia balik menyerang kita saat dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan!" ucap Austin. Dia tahu Oliver sangat membutuhkan kekuatan mafia asal Rusia itu namun membawanya langsung ke markas adalah tindakan yang paling ceroboh apalagi mereka sudah mencari tahu jika pria bernama Antonio itu adalah mafia paling disegani di Rusia. Sungguh dia khawatir Oliver salah melangkah sehingga membuat mereka celaka.     

"Kau tidak perlu khawatir, Austin. Aku tahu apa yang aku lakukan dan tentunya aku sengaja membawanya ke markas demi sebuah alasan. Untuk meyakinkan pria itu sehingga dia mau bekerja sama dengan kita, kita harus menunjukkan kekuatan yang kita miliki. Jika kita hanya memiliki informasi saja, dia akan membunuh kita setelah kita memberikannya. Tidak ada yang mau bekerja sama dengan orang lemah apalagi orang yang tidak memiliki kekuatan apa pun jadi kita memang harus menunjukkan kekuatan yang kita miliki padanya!" ucap Oliver.     

"Aku hanya takut kau salah mengambil langkah, Oliver. Bagaimanapun kita harus mewaspadai pria bernama Antonio ini."     

"Aku tahu," Oliver menghampiri Austin dan memeluknya, "Saat ini kita sedang melakukan sistem jual beli. Kita ada informasi, dia memiliki kekuatan. Kita membutuhkan kekuatannya dan dia membutuhkan informasi dari kita. Dia tidak akan berkutik di kota yang asing baginya ini seberapa besar pun kekuatan yang dia miliki oleh sebab itu, kita dan pria itu saling membutuhkan. Saat dia sudah setuju bekerja sama dengan kita, kita akan memiliki kekuatan yang besar untuk mengalahkan musuh."     

"Baiklah, yang kau ucapkan sangat benar. Dia tidak akan bisa menyerang Maximus karena dia tidak tahu apa pun jadi dia pasti membutuhkan kita yang mengetahui kota ini dengan baik."     

"Sebab itu, tidak perlu khawatir. Segera mandi, kita pergi ke markas. Kita harus menyambut tamu kita dengan sangat baik."     

"Baiklah," walau agak kurang setuju dengan keputusan Oliver namun Austin merasa apa yang diucapkan Oliver memang benar adanya. Tidak ada yang mau membeli kucing dalam karung, mafia asal Rusia itu pasti akan menolak bekerja sama jika mereka tidak memiliki kekuatan apa pun.     

Setelah siap, mereka segera bergegas pergi. Antonio juga sedang dalam perjalanan bersama dengan anak buah Oliver yang menjemputnya. Pria itu diam saja selama di perjalanan sampai akhirnya, mobil yang membawanya berhenti di sebuah bangunan yang cukup luas dan tentunya bangunan itu berada jauh dari kota.     

Ternyata wanita itu benar-benar tidak bisa dia remehkan, dia tahu tempat itu adalah sebuah markas dan tebakannya tidaklah salah. Antonio dibawa masuk ke dalam di mana dia disambut oleh puluhan anak buah Oliver. Senjata api memenuhi sisi-sisi ruangan itu, semua sudah siap dan bisa digunakan saat diperlukan.     

Oliver dan Austin sudah menunggu, mereka segera beranjak untuk menyambut kedatangan Antonio.     

"Selamat datang, Tuan Antonio," ucap Oliver.     

Antonio memandangi wanita itu penuh selidik. Dia belum mengatakan siapa dirinya tapi wanita itu sudah tahu namanya. Sepertinya dia memang tidak bisa meremehkan wanita itu.     

"Dari mana kau tahu namaku?" tanya Antonio ingin tahu.     

"Tentu saja aku tahu, kau adalah mafia paling ditakuti di Rusia. Sepak terjangmu sudah tidak diragukan lagi di dalam dunia hitam namun kau hanya ditakuti di Rusia saja, tidak di sini!"     

"Apa kau meminta aku datang supaya aku mendengar penghinaanmu ini?" tanya Antonio dengan nada amarah.     

"Jangan marah, Antonio. Aku rasa apa yang aku katakan tidaklah salah. Kau memang mafia paling ditakuti di Rusia namun di sini tidak karena ada yang lebih menakutkan selain dirimu dan dia adalah Maximus Smith!"     

"Hng, seberapa hebat dirinya sehingga kau berani menghina aku seperti ini dan membanggakan pria yang akan mati di tanganku itu nanti?!'     

"Aku tidak meragukan kekuatan yang kau miliki, Antonio. Kau memang bisa membunuhnya tapi kau harus tahu siapa pria yang akan kau lawan dan aku, akulah satu-satunya orang yang akan membawamu pada kemenangan yang kau inginkan!" ucap Oliver dengan penuh percaya.     

"Sekarang katakan padaku, sebenarnya apa yang kau inginkan?"     

"Mudah saja, kau membutuhkan informasi dariku dan aku membutuhkan kekuatan yang kau miliki untuk menghabisi musuhku dan dia juga musuhmu. Kau menginginkan Aleandra dan aku menginginkan kematian Maximus Smith. Kita bisa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan kita apalagi musuh kita sama!" ucap Oliver tanpa basa basi.     

"Tanpa bekerja sama denganmu pun, aku bisa membunuh Maximus dan mendapatkan Aleandra!" bagaimanapun dia tidak boleh langsung menyetujui perkataan wanita itu.     

"Aku tahu kau pasti bisa tapi tidak di sini! Kau tidak tahu apa pun mengenai kota ini, kau tidak tahu apa pun tentang Maximus Smith dan kubu hebat juga kemampuannya. Itu sebabnya aku berkata kau memang ditakuti di Rusia tapi di kota asing ini, kau bukanlah siapa-siapa. kau memerlukan aku, dan aku memerlukanmu. Kita akan saling menguntungkan jika kita bekerja sama. Kau dapatkan gadis itu, dan aku juga akan mendapatkan apa yang aku mau. Bagaimana Antonio? Kerja sama kita tidak merugikan, kita akan menjadi kubu yang kuat saat kita bersatu."     

Antonio masih belum menjawab, wanita itu benar-benar cerdik. Ternyata itu tujuan wanita itu. Antonio melangkah mendekati senjata api yang berbaris rapi di mana anak buah Oliver sedang berdiri di sana. OLiver dan Austin mengikuti langkah pria itu, mereka bahkan tidak bersuara untuk beberapa saat.     

"Bagaimana, Antonio? Apa kau sudah memutuskan?" tanya Oliver seraya berdiri di sisi pria itu yang sedang melihat sebuah senjata peledak.     

"Hng, aku rasa memang tidak ada salahnya bekerja sama denganmu walau itu bukanlah gayaku. Apa yang kau katakan sangatlah benar, aku hanya orang asing di kota ini. Aku membutuhkan seorang penuntut agar aku tidak salah melangkah sehingga rencanaku gagal."     

"Jadi, apa artinya kau bersedia bekerja sama denganku?" tanya Oliver.     

"Itulah tujuanku datang tapi ingat, aku bukanlah orang yang bisa kau atur jadi sebaiknya kita saling menempatkan diri jika kau mau kerja sama ini tetap terjalin!"     

"Aku tahu apa yang kau maksud!" Oliver mengulurkan tangannya ke arah Antonio, "Senang kau mau menerima tawaran kerja sama dariku," ucapnya.     

Antonio menatapnya tajam sebelum menjabat tangan Oliver, demi tercapainya tujuannya dan supaya kedatangannya tidak sia-sia, maka dia harus menerima tawaran dari wanita itu.     

"Jika begitu ikut denganku, kita bisa mulai membuat rencana dan aku akan memberitahu kepadamu siapa sebenarnya musuh yang akan kau hadapi nanti!"     

Oliver melangkah pergi, sedangkan Antonio mengikutinya. Senyum Oliver menghiasi wajah, akhirnya dia mendapatkan kekuatan yang dia inginkan dan kali ini, Maximus Smith dan kedua orangtuanya, pasti berakhir di tangan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.