Hi's Like, Idiot But Psiko

Aku Tidak Akan Berhenti



Aku Tidak Akan Berhenti

0Adrian sangat marah karena dia tertangkap kembali. Padahal dia sudah lari sejauh mungkin untuk menghindari para penjahat itu tapi apa yang terjadi? Lagi-Lagi dia tertangkap oleh orang yang sama. Dia tidak tahu berada di mana, dia merasa asing saat dia melarikan diri dan dia tahu jika dia tidak sedang berada di Rusia saat itu.     

Karena hal itulah membuatnya takut dengan orang-orang yang dia temui sehingga dia terus berlari tanpa tujuan arah dan berharap dia tidak tertangkap lagi. Dia bersembunyi di satu tempat ke tempat yang lain, dia juga masuk ke dalam bangunan kosong ke bangunan yang lain dengan harapan tidak tertangkap tapi apa yang terjadi, dia tertangkap dengan mudahnya oleh orang yang sama. Selama melarikan diri, dia mendengar seseorang berteriak memanggil namanya tapi karena dia takut, Adrian terus berlari. Dia menduga jika yang memanggilnya adalah para penjahat itu tapi dia tidak tahu jika yang memanggilnya saat itu adalah Aleandra.     

Mata Adrian tidak lepas dari Antonio. Dia ingat betul dengan pria itu karena pria itulah yang berjudi dengannya sebelum mala petaka menimpa keluarganya. Dia sungguh tidak menyangka karena perbuatannya yang ingin mendapatkan uang secara instan justru mencelakai keluarganya.     

Rasa sesal memenuhi hati Adrian apalagi dia menyaksikan kematian kedua orangtuanya secara langsung. Dia tidak tahu di mana adiknya berada saat ini, entah dia masih hidup atau sudah mati, dia sungguh tidak tahu.     

Adrian kembali dikurung dan di rantai, dia tidak berdaya karena lagi-lagi dia dipukul dan dihajar oleh anak buah Antonio. Kali ini dia harus tahu, kenapa dia dibawa ke tempat asing itu dan kenapa dia kembali ditangkap setelah dilepaskan. Dia yakin pria itu melakukan hal demikian demi sebuah tujuan.     

"Apa sebenarnya yang kau inginkan? Kau sudah melepaskan aku, tapi kenapa kau kembali menangkap aku?" tanya Adrian. Rasanya ingin berteriak namun dia tidak punya tenaga.     

"Tentu saja untuk mengecoh target!" jawab Antonio santai.     

"Target? Apa hubungannya denganku?" Adrian sungguh tidak mengerti.     

"Tentu saja ada, kau benar-benar tidak mengerti situasi rupanya!" ucap Antonio mengejek.     

"Apa maksudmu? Aku memang tidak mengerti, sampai sekarang aku tidak mengerti kenapa kau membunuh kedua orangtuaku dan kenapa kau menangkap aku padahal kau sudah mendapatkan kembali uangmu yang sudah aku tipu. Seharusnya kau hanya menangkap aku tanpa perlu melibatkan keluargaku dan membunuh kedua orangtuaku!" tanya Adrian. Sungguh dia sangat ingin tahu kenapa pria itu sampai tega menghabisi keluarganya bahkan nasib adiknya saja dia tidak tahu sampai sekarang.     

"Ha... Ha... Ha.. Ha...!" Antonio tertawa terbahak. Benar-Benar pemuda yang naif tapi motifnya menghabisi keluarga Feodora bukan karena uang yang ditipu oleh Adrian. Itu hanya sebuah siasat yang dia mainkan untuk melancarkan aksinya saja.     

"Kenapa kau tertawa? Seharusnya semua sudah impas jadi lepaskan aku!" teriak Adrian.     

"Sudah impas? Semua belum selesai sebelum aku mendapatkan adikmu!" ucap Antonio.     

"Apa?" Adrian terkejut. Mendapatkan adiknya? Apakah itu berarti Aleandra masih hidup dan berada di kota asing itu?     

"Apa adikku masih hidup?" tanya Adrian memastikan.     

Antonio meliriknya sekilas, sepertinya tidak ada salahnya mengatakan hal itu supaya pemuda itu tidak mati penasaran nantinya.     

"Seperti yang kau tahu, dia masih hidup dan melarikan diri di tempat asing ini. Setidaknya dia lebih pintar darimu. Dia juga mendapat perlindungan yang tidak terduga tapi memang wanita berbeda, dia bisa menggunakan kecantikan yang dia miliki dan tubuhnya untuk menggoda orang yang kuat untuk dijadikan tameng!"     

"Adikku bukan Jalang!" teriak Adrian.     

"Terlepas dia jalang atau tidak, pada saat aku mendapatkannya nanti, dia tidak akan beda jauh dengan jalang bahkan dia akan lebih jalang lagi dari pada jalang-jalang yang ada karena dia harus menjadi pemuas nafsu kakakku dan jika sudah bosan, maka dia akan menjadi pemuas nafsu para anak buahku!"     

Adrian terkejut mendengarnya, kenapa pria itu sampai merencanakan hal demikian terhadap adiknya? Sebenarnya kesalahan apa yang telah mereka lakukan sehingga pria itu ingin menghancurkan keluarganya sampai seperti itu?     

"Jangan lakukan hal itu pada adikku, lepaskan dia! Apa kau tidak puas hanya dengan menyiksa aku dan membunuh kedua orangtuaku? Hanya adikku saja, aku mohon kau melepaskan dirinya!" pinta Adrian memohon.     

"Sayang sekali, aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkan adikmu!"     

"Sebenarnya apa yang telah kami lakukan? Semua yang kami alami pasti bukan karena uang yang aku tipu darimu, bukan? kau pasti punya alasan lain sehingga kau ingin menghancurkan keluarga kami!" tanya Adrian dengan nada yang sedikit tinggi.     

"Benar, aku sengaja kau tipu di meja judi untuk menjebak dirimu. Memang bukan karena uangnya, aku memang sudah memperhatikan dirimu saat kau masuk ke tempat judi itu bahkan aku sudah memata-matai dirimu sebelum kau datang!"     

"Jika bukan karena uangnya, lalu apa alasanmu melakukan hal seperti itu pada kami?"     

"Tidak baik banyak tahu karena kau akan menanggung risiko dari rasa ingin tahumu itu," ucap Antonio. Hari ini dia akan membiarkan Adrian tahu tapi setelah pemuda itu tahu semuanya, dia akan mengambil sesuatu yang dia miliki sehingga dia tidak bisa mengatakan hal ini pada siapa pun.     

"Aku tidak peduli, hari ini juga aku harus tahu kenapa kau melakukan hal ini pada keluargaku. Padahal kau sudah melakukan banyak hal tapi kenapa kau belum puas dan tidak mau melepaskan adikku?"     

"Semua karena ayahmu!" ucap Antonio seraya melangkah menjauh.     

"Apa maksudmu?" Adrian mengernyitkan dahi, apa tebakannya selama ini benar?     

"Jika ayahmu tidak menjebloskan kakakku ke dalam penjara sehingga dia harus dijatuhi hukuman mati maka aku tidak akan menghancurkan keluarga kalian!"     

"Jadi semua karena ayahku?" tanyanya.     

"Ya, jika ayahmu tidak menjebloskan kakakku ke dalam penjara maka aku tidak akan melakukan hal seperti ini jadi jika kau ingin menyalahkan seseorang atas apa yang telah kalian alami maka salahkan ayah kalian yang telah mencari perkara dengan kami!" jawab Antonio.     

Mata Adrian melotot, sudah dia duga semua yang terjadi karena pekerjaan ayahnya yang selalu membela orang tidak berdaya dan melawan para penjahat itu tanpa mempedulikan keluarganya. Semula memang bermula karena kasus yang ditangani oleh ayah mereka.     

Sebelum kejadian buruk yang mereka alami, Rick Feodora memang sedang menangani sebuah kasus yang melibatkan kakak Antonio. Seorang wanita yang menjadi korban mendatangi Rick dan meminta bantuannya untuk menegakkan keadilan atas kematian keluarganya yang dibantai oleh Roberto. karena rasa kemanusiaan yang tinggi, Rick bersedia membantu mengusut kasus itu sampai akhirnya Roberto ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena kejahatan yang telah dia lakukan.     

Tentunya Antonio tidak bisa menerima hal itu. Dia mencari tahu apa yang terjadi dan setelah itu dia mencari tahu semua tentang keluarga Feodora. Aleandra sibuk bekerja, dia sedikit sulit didekati dekati tapi tidak dengan Adrian. Antonio mengikuti Andrian sampai pemuda itu masuk ke tempat judi dan dari sanalah dia menjebak Adrian karena pemuda itu yang akan membawanya ke kediaman mereka.     

Malam itu anak buah yang dia perintahkan juga bergerak untuk menyelamatkan Roberto yang hendak dibawa ke tempat eksekusi karena esok paginya dia akan dihukum gantung untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya.     

Roberto berhasil diselamatkan, Antonio sangat senang mendengarnya. Setelah mendapat kabar kakaknya sudah diselamatkan, Antonio mendekati Adrian dan menjebaknya dengan uang lalu mengikuti pemuda itu sampai ke rumahnya.     

Adrian tertawa mendengarnya, sudah dia duga tapi siapa yang bisa disalahkan? Ayahnya pengacara yang selalu membantu orang-orang yang membutuhkan keadilan, bukan satu atau dua kasus yang dia tangani tapi sudah puluhan kasus namun tidak ada yang menduga jika kasus terakhir yang dia tangani justru membuat mereka semua mengalami kehancuran.     

"Kakakmu sudah bebas, kau juga sudah membunuh kedua orangtuaku. Bukankah semua itu sudah impas?" tanya Adrian.     

"Tidak, karena kakakku menginginkan adikmu jadi aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkan adikmu!"     

"Sialan, lepaskan adikku dan bunuh aku saja!" teriak Adrian.     

"Membunuhmu?" Antonio memandanginya dengan sinis, "Membunuhmu adalah perkara mudah tapi kau masih aku perlukan untuk memancing adikmu. Sekarang pegang kedua tangannya, pembicaraan ini sudah selesai. Kau sudah banyak tahu jadi sudah saatnya mengambil lidahmu agar kau tidak bisa membicarakan hal ini pada siapa pun!"     

"Jangan lakukan hal itu dan lepaskan aku!" teriak Adrian namun kedua tangannya sudah dipegang oleh anak buah Antonio. Sebilah pisau tajam juga sudah berada di tangan Antonio, dia harus mengambil lidah Adrian karena pemuda itu sudah cukup tahu.     

Adrian berteriak, dia juga meronta. Keringat mengalir di dahi, matanya melotot saat lidahnya ditarik paksa hingga keluar. Lututnya bahkan gemetar karena rasa takut luar biasa yang dia alami. Matanya tidak lepas dari pisau tajam yang sudah berada di pangkal lidahnya. Teriakannya tertahan saat pisau tajam yang ada di tangan Antonio memotong lidahnya hingga putus.     

Adrian kesakitan, dia tidak dipegang lagi. Pemuda itu hanya meringkuk di lantai yang dingin sambil memegangi mulutnya yang mengeluarkan darah akibat lidahnya yang sudah tidak ada lagi. Jeritan dan rintihannya terdengar, Antonio sangat puas melihatnya. Pemuda itu tidak akan bisa berbicara lagi, saat dia kembali melepaskannya lagi sebagai umpan, Adrian tidak akan bisa mengatakan apa pun pada Aleandra apa yang sedang dia rencanakan apalagi umpan kedua sudah dibawa ke tempat itu.     

"Jaga dia baik-baik, jangan sampai lepas!" perintah Antonio.     

Setelah mengambil lidah Adrian, Antonio pergi dari tempat itu. Adrian masih menahan rasa sakit di lidahnya, dia bahkan menangis sambil mengambil potongan lidahnya yang berada di atas lantai. Hanya untuk mengetahui apa motif pria itu menghancurkan keluarganya saja ada harga yang harus dia bayar.     

Sekarang hanya satu harapannya, dia tahu dia tidak mungkin bisa lolos dari tempat itu dalam keadaan hidup. Dia harap Aleandra bisa selamat. Jika Aleandra berada di kota itu, dia sangat berharap bisa bertemu dengan adiknya untuk terakhir kalinya sebelum dia mati.     

Semoga dia dilepaskan sekali lagi karena dia akan menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri. Dia ingin mencari Aleandra, memintanya untuk berhati-hati lalu mengucapkan kata perpisahan dengan adiknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.