Hi's Like, Idiot But Psiko

Are You Ready?



Are You Ready?

0Lokasi keberadaan ponsel dan kalung milik Aleandra yang diambil oleh anak buah Oliver sudah ditemukan oleh Maximus dan kedua orangtuanya. Tapi mereka tidak juga beranjak karena mereka tahu sekalipun mereka mendatangi lokasi itu, mereka tidak akan menemukan keberadaan Aleandra.     

Matthew juga sudah kembali, dia bergegas pulang setelah mendapat kabar dari istrinya. Mungkin dia bisa membantu, jika tidak maka dia akan memerintahkan keempat putranya untuk membantu Max.     

Ruang komputer menjadi tujuan, Matthew menghampiri adiknya dengan terburu-buru. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.     

"Ada apa, Mich? Vivian berkata sudah terjadi sesuatu?" tanyanya.     

"Kenapa Kak Matthew pulang?" Michael melirik ke arah kakaknya sejenak.     

"Mungkin aku bisa membantu kalian, apa perlu aku memanggil anak-anak pulang untuk membantu?"     

"Tidak perlu, Uncle. Jika kita pergi semua musuh akan mengalami gagal jantung sebelum kita bisa menembak mereka. Jangan sampai mereka seperti anak bebek yang kehilangan induknya," ucap Maximus.     

"Ternyata kau bisa bercanda," ucap Matthew sambil terkekeh.     

"Sekarang katakan padaku, siapa yang sedang kau hadapi?" Matthew sudah berdiri di belakang Maximus.     

"Hanya sekelompok orang dari Rusia yang sudah bosan hidup, Uncle," jawab Maximus dengan santai.     

"Musuhmu atau musuh kekasihmu?"     

"Musuh kami yang saling bekerja sama."     

"Wow, sepertinya akan ramai dan menyenangkan!"     

"Guys, apa kalian tidak bisa serius?" ucap Marline sambil menggeleng. Mereka belum menemukan keberadaan Aleandra tapi mereka justru terlihat santai seperti sedang tidak terjadi apa pun.     

"Sekarang katakan padaku, apa yang sedang kalian lakukan di sini sehingga kalian belum bergerak?" sebuah kursi diambil, Matthew duduk di sisi adiknya.     

"Kami sedang membongkar trik yang sedang musuh mainkan, Kak. kali ini musuh sedikit pintar. Mereka menyebarkan lokasi keberadaan kekasih Max ke beberapa tempat."     

"Wow, aku belum pernah menghadapi musuh secerdik ini."     

"Sebab itu kami sedang mencari di mana mereka membawa Aleandra," ucap Maximus.     

"Baiklah," Matthew menekuk jari jemarinya hingga berbunyi, "Mari kita bongkar trik murahan mereka!" ucapnya.     

"Karena kalian sudah bertiga, maka aku akan keluar. Aku akan kembali setelah membuat minuman!" ucap Marline. Dia keluar dari ruangan, meningggal mereka bertiga. Dia tidak perlu ikut campur lagi, mereka bertiga lebih ahli.     

Marline pergi ke dapur, di mana Vivian sedang membuat makanan untuk cucunya. Sekarang dia memang sibuk mengurus cucunya apalagi putri Jonathan lebih sering berada di rumahnya.     

"Bagaimana, Marline?" tanya Vivian.     

"Mereka sedang mencari jejak," jawab Marline seraya mengambil gelas.     

"Mencari jejak, jadi Aleandra benar-benar diculik?" Vivian menghentikan pekerjaannya dan terlihat khawatir.     

"Entahlah, Maximus berkata Aleandra sengaja mengikuti musuh apalagi dia sudah meninggalkan kode yang mengatakan jika dia sengaja melakukannya agar tidak ada korban lagi yang jatuh seperti kakaknya."     

Kode yang dibuat oleh Aleandra memang mengatakan demikian, dia harap Maximus mengerti kenapa dia mau mengikuti pria yang menggunakan wajahnya. Cukup keluarganya saja, jangan sampai keluarga Fedrick juga jadi korban. Dia tidak mau ada yang mati lagi dan dia tidak mau melihat orang yang dekat dengannya celaka.     

"Astaga, aku mendengar jika kakaknya meninggal setelah mereka menemukannya. Apakah ada sandera lainnya sehingga Aleandra melakukan hal itu?"     

"Yeah, Maximus berkata mantan kekasih Aleandra dan kedua orangtuanya sedang disandera oleh musuh. Aleandra pasti tidak ingin mereka celaka sebab itu dia mengikuti musuh," Marline mengatakan hal itu sambil mengaduk kopi yang sedang dia buat.     

"Hng, aku benci jika sudah membawa sandera!" Vivian juga kembali membuat makanan untuk cucunya.     

"Jadi apa yang sedang mereka lakukan saat ini?" tanya Vivian.     

"Mencari jejak, musuh memanipulasi cctv, jejak alat pelacak di ponsel dan kalung milik Aleandra mereka sebar di beberapa tempat. Sebab itu mereka sedang membongkar trik yang musuh buat agar mereka tidak terkecoh dan menemukan keberadaan Aleandra yang sesungguhnya."     

"Wah, musuh Max sedikit cerdik tapi mereka pasti bisa memecahkan trik murahan yang musuh buat!" ucap Vivian. Beruntungnya dia memanggil suaminya pulang sehingga bisa membantu mereka.     

Minuman sudah jadi, Marline pamit mengantar minuman yang sudah jadi untuk Max dan yang lain. Mereka benar-benar serius membongkar trik yang dibuat oleh musuh karena jika mereka sampai salah mengambil langkah, maka mereka justru terkecoh dan tidak mendapati di mana Aleandra berada.     

Beberapa perangkat komputer sudah kembali dinyalakan, itu diperlukan karena mereka harus benar-benar teliti. Keberadaan ponsel yang sudah mereka temukan kembali ditelusuri, mereka mendapati seorang anak buah Oliver membuang ponsel itu dan setelah itu pria itu pergi. Tidak sampai di sana, lagi-lagi rekaman cctv kepergian pria itu dimanipulasi sehingga dia berada di beberapa tempat.     

"Wow, menarik!" ucap Matthew. Dia belum pernah bertemu musuh yang bermain trik seperti itu untuk menghilangkan jejak bahkan musuh putranya pun tidak.     

"Kau lihat, Uncle. Mereka ingin membuat aku repot. Mereka ingin mengecoh aku dengan rekaman-rekaman yang mereka manipulasi tapi aku butuh rekaman itu karena mereka yang akan membawa kita ke markas mereka secara langsung. Jadi Uncle bantu aku menyelusuri cctv itu dan Daddy menyelusuri cctv yang lain. Aku akan mencari rekaman saat Aleandra pergi dan mencari jejak di mana dia dibawa!" ucap Maximus. Karena ada pamannya maka semua bisa mereka atasi dengan mudah.     

"Serahkan pada kami!" ucap ayah dan juga pamannya.     

Mereka kembali sibuk saat Marline masuk ke dalam membawa minuman untuk mereka. Dia tidak bertanya karena mereka terlihat serius. Marline berdiri di belakang Maximus untuk melihat apa yang mereka temukan. Cukup lama mereka mencari, dan pada akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka mau.     

Anak buah yang membuang ponsel Aleandra terlihat kembali ke markas, begitu juga dengan anak buah yang membuang kalung Aleandra. Para musuh itu mau memanipulasi cctv seperti apa pun pasti dapat mereka temukan dengan mudah. Kedua anak buah Oliver kembali ke tempat yang berbeda sesuai dengan perintah Oliver dan Antonio.     

"Dapat, benar yang kau katakan, Max. Mereka menuntun kita langsung ke markas mereka!" ucap Matthew.     

"Sudah pasti, Uncle. Mau seperti apa mereka mengelabui kita, mereka tidak mungkin bisa menghilangkan jejak dengan mudah!"     

"Bagaimana denganmu? Apa kau sudah memecahkan trik yang mereka buat?" tanya ayahnya.     

"Tentu!" jawab Maximus sambil menatap layar komputer di mana Aleandra bertemu dengan Fedrick di gurun.     

"Siapa itu, Max?" tanya ibunya.     

"Dialah sandera yang sedang dimanfaatkan, Mom!"     

"Sekarang cari di mana dia membawa Aleandra pergi, Max!" perinta ibunya. Tentunya Maximus sudah melakukan hal itu.     

Seperti yang sudah-sudah, rekaman selalu dimanipulasi tapi Max dapat menemukan keberadaan Aleandra dengan mudah. Mata terbelalak, begitu juga dengan ibunya saat melihat Aleandra di bawa ke suatu tempat dan sialnya, mereka mendapati dua Aleandra berada di tempat yang berbeda.     

"Sial!" umpatan Maximus terdengar.     

Memang selain membuat wajah palsu Maximus, Austin juga membuat wajah palsu Aleandra untuk mengecoh Max. Mereka mempersiapkan semuanya untuk meraih kemenangan yang mereka inginkan.     

"Mana yang asli?" tanya ibunya.     

"Entahlah," jawab Max. Dua mobil yang sama membawa dua Aleandra ke tempat berbeda. Di antara mereka sudah pasti ada yang asli.     

"Tidak perlu khawatir, aku akan membantu!" Matthew menunjukkan peta lokasi keberadaan musuh, "Sepertinya kita butuh si ahli strategi!" ucapnya.     

"Tidak perlu, Uncle. Aku akan mengikuti mobil yang ini. Mereka membawa Aleandra di tempat yang berbeda, mau dia asli atau tidak, aku akan mengikutinya. Daddy tetap memantau melalui cctv untuk mengatakan apa yang terjadi di markas musuh pada kita."     

"Hei, kenapa aku hanya memantau dari cctv?" protes ayahnya.     

"Kau sudah tua, Dad. Keadaan jantungmu juga sudah tidak begitu baik. Aku tidak mau kehilangan dirimu karena masalah ini jadi lebih baik Daddy memantau cctv untuk membantu kami dan aku ingin Daddy mengacaukan rekaman cctv saat aku pergi menyelamatkan Aleandra agar musuh tidak tahu apa yang sedang kita lakukan."     

"Yang dia katakan sangat benar, Mich, mereka bisa mengecoh kita maka kita juga akan mengecoh mereka!" ucap Matthew menyetujui ucapan Maximus.     

"Baiklah. Cctv memang selalu bagianku! Aku akan membuat mereka tidak bisa melihat keberadaan kita sehingga mereka berpikir, kita masih mencari keberadaan Aleandra dan terkecoh dengan trik yang mereka buat!" ucap Michael. Dia tahu mereka mengkhawatirkan keadaannya. Lagi pula apa yang dikatakan oleh Maximus sangat benar, usianya semakin tua keadaan jantungnya yang memiliki kelainan sejak kecil memang semakin kurang baik.     

"Sandera pasti ada dikedua markas mereka yang berbeda jadi Uncle pergi ke salah satu markas itu untuk mencari sandera, sementara aku pergi menyelamatkan Aleandra terlepas dia asli atau tidak. Setelah aku mendapatkannya, aku akan bergegas ke markas yang satu lagi dan setelah itu kita serang mereka secara bersama-sama!" ucap Maximus. Dia ingin memberikan kejutan untuk para musuh.     

"Lalu bagaimana dengan Mommy?" tanya ibunya.     

"Mommy seorang penembak jitu. Aku ingin Mommy pergi ke tempat di mana Aleandra yang satunya lagi dibawa. Pastikan dia asli atau palsu dan setelah itu katakan padaku!" pinta Maximus.     

"Hei, bagaimana Mommy bisa tahu jika yang ada di tempat itu adalah Aleandra yang asli?" tanya Marline.     

"Di punggung Aleandra ada sebuah luka bekas tembak, Mom. Walau mereka bisa membuat wajah yang begitu mirip dengan Aleandra tapi mereka tidak akan tahu apa yang ada di bagian tubuhnya."     

"Baiklah, kau benar," ucap Marline. Sepertinya sangat menyenangkan jika mengajak Vivian. Mereka akan beraksi seperti dulu namun Vivian harus menjaga putri Jonathan yang hanya mau bersama dengannya saja.     

"Rencana sudah dibuat, ayo kita bergegas!" ucap Matthew seraya beranjak.     

Matthew melangkah menuju sebuah lemari dan menekan sebuah tombol hingga ruang rahasia penuh senjata pun terbuka.     

Maximus menghubungi Jared untuk bersiap-siap dan mengumpulkan anak buah. Mereka akan berpencar menjadi tiga kelompok. Jared akan mengikuti ibunya nanti dan setelah ibunya mendapatkan Aleandra yang tidak tahu asli atau palsu mereka akan berkumpul di satu titik lalu mereka akan bersiap menyerang musuh.     

Ayahnya juga akan berangkat bersama, namun dia akan berada di mobil untuk menguasai semua rekaman cctv untuk mengelabui musuh.     

Mereka segera bergegas mengambil senjata api yang diperlukan. Vivian sangat ingin terlibat tapi dia tidak bisa meninggalkan cucunya.     

"Are you ready, Guys?" tanya Matthew. Dia terlihat begitu bersemangat.     

"Yes!" semua menjawab.     

"Go!"     

Mereka segera pergi untuk memberikan kejutan pada musuh. Max berharap, dia tidak salah menuju lokasi dan dia harap dia temui nanti adalah Aleandra asli.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.