Hi's Like, Idiot But Psiko

Terkecoh



Terkecoh

0Oliver semakin waspada namun rasa curiga itu sudah tumbuh di hati karena musuh yang sedari tadi mereka tunggu tidak juga datang. Mobil kamuflase yang dibuat oleh Michael terlihat semakin mendekat namun anak buah yang mengintai tidak mendapati apa pun. Supaya tahu kedatangan lawan, anak buah di sebar di luar dan bersembunyi di balik pepohonan. Ketika musuh terlihat maka anak buahnya akan langsung menyerang. Perangkap-perangkap juga sudah terpasang, untuk mendapat kemenangan besar mereka memang sudah menyiapkan rencana yang sangat matang.     

Ini sangat aneh, sepertinya ada sesuatu yang dia lupakan tapi apa? Dia terlalu fokus pada musuh yang sudah hampir tiba tapi sudah hampir dua jam berlalu tidak juga ada yang menampakkan batang hidungnya. Dia jadi ingin tahu, apa Antonio juga mengalami hal yang sama?     

Dia tahu melakukan komunikasi saat ini bukanlah pilihan baik namun dia harus melakukannya agar dia tahu keadaan. Ponsel sudah didapatkan, mau tidak mau Oliver menghubungi Antonio.     

Antonio juga terlihat uring-uringan, dia dan semua anak buah sudah bersiap tapi kenapa musuh belum juga tiba. Bahkan pemuda yang dikirimkan oleh sang kakak sudah berada di tangan tapi musuh belum juga terlihat.     

Antonio tidak tahu jika Roberto sudah ditangkap oleh Maximus. Dia mengira kakaknya sedang bersenang-senang dengan Aleandra di dalam pesawat. Karena alat kominukasi tidak diperbolehkan di dalam pesawat jadi dia tidak menghubungi Roberto. Lagi pula dia tidak mau mengganggu kesenangan Roberto namun sayangnya, Roberto sudah berada di markas musuh saat ini.     

Ledakan pesawat menarik perhatian para petugas dan juga pemadam kebakaran. Para petugas berusaha memadamkan api yang terus membakar pesawat namun semua yang ada sudah hangus terbakar. Semua itu juga di picu karena mereka terlambat datang akibat lokasi yang lumayan jauh.     

Pesawat cargo itu milik siapa akan mereka selidiki. Semua barang haram dan senjata api yang diseludupkan oleh Roberto hangus terbakar. Beberapa mobil mewah juga tak luput dari kobaran api. Semua hangus karena si jago merah bahkan sebuah mobil yang ada di luar pesawat pun hangus terbakar dan tentunya itu adalah mobil yang digunakan oleh Aleandra untuk melompat dari pesawat. Maximus sengaja membakar mobil itu untuk meninggalkan jejak, jangan sampai para polisi menemukan jejak dan sidik jari Aleandra di mobil itu sehingga membuat masalah nantinya.     

Para petugas tidak menemukan apa pun, banyak bercak darah dan parasut di sekitar tempat kejadian namun tidak ada korban. Semua hilang tanpa jejak, sungguh aneh. Mereka bahkan bertanya-tanya apa yang telah terjadi di tempat itu dan yang pasti, para anak buah Roberto sudah dibersihkan dan dibawa ke markas dan mereka akan menjadi menu pembuka untuk binatang peliharaan keluarga Smith sebelum Roberto dan yang lain menjadi hidangan penutup untuk para binatang itu.     

Antonio mengambil ponselnya, dia sudah sangat tidak sabar menunggu kedatangan Maximus namun pria itu tidak juga terlihat. Rekaman cctv yang dikacaukan oleh Michael benar-benar sukses mengecoh mereka semua. Mereka berfokus pada mobil-mobil musuh dalam kewaspadaan tinggi tanpa menyadari jika markas yang satu sudah dihabisi dan Roberto sudah ditangani.     

"Apa yang terjadi, kenapa musuh belum juga datang?" tanya Antonio dengan nada tidak senang.     

"Jadi mereka belum juga datang?" tanya OLiver. Dia semakin curiga. Apa mereka sudah di kecoh oleh musuh?     

"Jika mereka sudah datang, maka aku tidak akan berbicara seperti ini denganmu!" teriak Antonio marah. Dia benar-benar sudah tidak sabar menyelesaikan semua ini sehingga dia bisa kembali ke Rusia menyusul sang kakak dan merayakan keberhasilan mereka. Dia juga harus unjuk gigi pada para mafia yang ada di sana sehingga mereka semakin takut dengannya dan berpikir dua kali jika ingin mencari perkara dengannya.     

Oliver menghampiri komputer dengan terburu-buru untuk melihat rekaman cctv. Rasa curiganya semakin tinggi, sial. Sepertinya mereka memang sudah masuk ke dalam jebakan dan sedang dipermainkan oleh musuh. Seharusnya dia sadar, dia lupa dengan kemampuan yang musuh miliki.     

"Sial!" umpatannya terdengar.     

"Mereka sudah memanipulasi rekaman cctv untuk mengecoh kita sehingga kita mengira jika mereka sedang menuju ke tempat kita!" Oliver duduk di depan komputer, dia akan mengambil kendali. Dia yakin mobil-mobil yang menuju tempat mereka adalah kamuflase yang dibuat oleh Maximus atau siapa pun itu karena mereka memang ahli dalam bidangnya.     

"Apa kau bilang? Jadi kita seperti orang bodoh menunggu sesuatu yang tidak ada?!!" teriak Antonio marah.     

"Jangan marah padaku, Antonio. Aku juga terkecoh. Sekarang aku akan membongkar kamuflase yang mereka lakukan, tapi kau harus waspada karena bisa saja musuh sudah berada di depan mata tanpa kita sadari!"     

Oliver mulai sibuk, entah kenapa dia curiga jika sesuatu sudah terjadi dan mereka tidak mengetahuinya. Seharusnya mereka benar-benar waspada. Semoga saja tidak terlambat.     

"Guys, mereka mulai sadar jika rekaman cctv sudah aku rekayasa," ucap Michael.     

"Aku sudah berada di lokasi, Mich. Aku akan menyerang setelah memantau situasi," ucap Matthew.     

"Bagaimana denganmu, Max?" tanya ayahnya.     

"Dad, mereka juga berada di lokasi berbeda. Aku rasa kau dan Mommy harus pergi ke sana karena sandera juga berada di lokasi itu," Ucap Maximus. Tentunya itu adalah lokasi B yang diucapkan oleh Roberto tadi.     

"Dengan senang hati!" ucap ayahnya. Dia jadi bersemangat, akhirnya dia mendapat bagian karena sangat membosankan hanya duduk diam di depan komputer hanya untuk mengawasi tanpa terlibat.     

"Jared akan bersama dengan kalian," ucap Maximus. Matanya melirik ke arah Aleandra yang tampak sedang beristirahat. Tangan Aleandra berada di bagian perutnya, bagaimanapun luka akibat tusukan besi masih terasa sakit walau darahnya sudah berhenti.     

"Aku akan segera pergi ke sana!" ucap ayahnya.     

"Berhati-hati, Dad. Sandera di sebar di tiga lokasi, mereka membuat wajah palsuku dan wajah palsu Aleandra jadi aku curiga mereka juga menyiapkan wajah lainnya."     

"Kau tidak perlu khawatir, kirimkan lokasinya, aku dan ibumu akan segera ke lokasi itu!" ucapnya ayahnya.     

Sesuai permintaan ayahnya, Maximus mengirimkan lokasi lain di mana sandera disekap. Ponsel diletakkan, Maximus mengusap lengan Aleandra sampai membuat gadis itu terkejut.     

"Apa kau baik-baik saja?" Max tampak khawatir. Keadaan Aleandra terlihat tidak baik.     

"Aku hanya butuh istirahat, Max."     

"Sebaiknya kau diam saja di mobil, Aleandra. Biar aku yang membereskan mereka."     

"Tidak, Max. Aku tidak bisa. Aku harus menyelamatkan Fedrick dan kedua orangtuanya. Keadaanku ini tidak sebanding dengan apa yang mereka alami jadi aku harus turun tangan menyelamatkan mereka."     

"Baiklah, tapi kau harus ingat satu hal. Jangan jauh-jauh dariku!" ucap Maximus. Bagaimanapun dia harus bisa menjaga Aleandra apalagi keadaan yang seperti itu,     

"Tentu saja, tapi aku butuh istirahat sebentar," ucap Aleandra. Akibat benturan sana sini, tubuhnya terasa sakit luar biasa. Dia harus mengumpulkan tenaga agar dia bisa melawan musuh nantinya apalagi mereka sudah hampir tiba di markas musuh.     

Sesuai dengan permintaan putranya, Michael bergabung dengan Marline dan Jared. Mereka akan pergi ke lokasi yang sudah putranya kirimkan untuk menyelamatkan sandera. Untungnya sebelum mereka berangkat Maximus sudah menunjukkan pada mereka siapa yang sedang disandera oleh musuh sehingga mereka tidak kesulitan nantinya.     

Oliver masih sibuk memecahkan kamuflase yang dibuat oleh Michael. Walau Michael sedang menuju lokasi ketiga namun dia tetap berusaha membuat Oliver sibuk. Biarkan saja, itu pelajaran pertama yang harus Oliver dapatkan sebelum dia berjumpa dengan buaya legenda.     

Oliver mengumpat dan memaki, Antonio sudah tidak sabar lagi. Kewaspadaan semakin tinggi. Jika dia lengah maka musuh dapat menghabisinya dengan mudah.     

"Kalian, menyebar dan bersembunyi di sekitar markas untuk mengintai kedatangan musuh!" perintah Antonio pada anak buahnya. Rekaman cctv sudah di rekayasa jadi lebih baik dia memerintahkan anak buahnya untuk menyebar agar semakin waspada.     

Anak buahnya mulai bergerak, mereka berpencar ke segala sisi. Mereka akan tahu kedatangan musuh dari tempat persembunyian mereka, sedangkan saat itu. Oliver akhirnya berhasil memecahkan kamuflase yang dibuat oleh Michael. Mobil-Mobil yang mereka tunggu sedari tadi tidak ada. Semua itu bohongan belaka.     

"Sial!" Oliver berteriak marah. Dia bahkan beranjak dari tempat duduk. Ternyata mereka ditipu sedari tadi. Jangan-Jangan musuh sudah datang mengintai. Sebaiknya mereka semua waspada.     

"Waspada, kita semua sudah tertipu!" dia memberi tahu yang lainnya.     

Antonio semakin waspada, begitu juga dengan Austin yang berada di markas lain yang didatangi oleh Michael dan Marline. Ketiga sandera mereka sebar, mereka melakukan hal itu agar sandera bisa mereka manfaat untuk melarikan diri saat mereka terdesak. Melawan musuh yang kuat dan berbahaya memang tidak mudah, sebab itu mereka memanfaatkan sandera untuk melarikan diri nantinya.     

Melakukan sedikit kecurangan tidak jadi soal, mereka tidak berniat mati jika misi balas dendam yang mereka jalankan ini gagal. Bagaimanapun mereka harus bisa melarikan diri jika mereka gagal. Ketiga sandera, tidak. Sesungguhnya ada empat. Oliver sangat tahu kemampuan yang dimiliki oleh musuh tapi dia tetap memasang bom rumit yang dibawa oleh Antonio ke tubuh sandera.     

Membuat musuh sibuk menyelamatkan sandera memang rencana mereka agar mereka memiliki waktu untuk melarikan diri saat terdesak. Itulah sebabnya sandera di sebar ke beberapa tempat.     

Komputer dimatikan, percuma melihat benda itu karena musuh lebih ahli. Dua pucuk senjata api yang dia letakkan di atas meja diambil dan setelah itu Oliver memerintahkan anak buahnya untuk bersiap. Oliver melangkah menuju pintu, dia juga akan memantau situasi namun belum lagi langkahnya mencapai pintu, sebuah peluru peledak mengarah dengan kecepatan tinggi ke arahnya.     

Tidak ada yang tahu peluru itu di tembakan dari arah mana padahal semua anak buah bersiap di luar sana. Mereka bahkan terkejut saat melihat peluru itu melesat melewati mereka dan mengarah ke arah bangunan. Peluru peledak sudah tidak bisa dihindari lagi, peluru menghantam bangunan sehingga ledakan dahsyat pun terjadi. Bangunan hancur sebagian, tubuh Oliver terpental akibat terkena gelombang ledakan.     

Oliver berteriak, umpatan pun terdengar dan tidak lama kemudian suara tembakan di luar sana terdengar. Sial, mereka benar-benar sudah di kecoh oleh musuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.