Hi's Like, Idiot But Psiko

Usaha Austin Melarikan Diri



Usaha Austin Melarikan Diri

Marline dan Michael sudah tiba di lokasi di mana Austin sudah menunggu. Sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Oliver jika musuh telah mengecoh mereka, Austin bersiap dengan para anak buahnya. Jantung berdegup kencang selama mengintai musuh, dia harap Oliver berhasil dan dia juga harus berhasil agar setelah ini, mereka bisa hidup bersama.     

Hari ini adalah hari yang sangat mereka nantikan di mana mereka akan membalas kematian ayah mereka yang dibunuh oleh Marline dan Michael. Menurut informasi yang dia dapatkan dari rumah sakit, ayahnya mati dalam keadaan mengenaskan. Sekujur tubuhnya membusuk, bahkan tulang-tulangnya juga membusuk di dalam. Para medis tidak tahu apa yang telah terjadi dengan ayahnya namun Austin mencari tahu sampai akhirnya dia mengambil kesimpulan jika seseorang telah memberikan zat berbahaya ke tubuh ayahnya. Semua itu tidak lepas karena ayahnya yang seorang ilmuwan, dia bahkan mengira ayahnya bersaing dengan ilmuwan lain sehingga harus mengalami kejadian itu namun setelah dia selidiki baik-baik, ternyata ayahnya bersekutu dengan ayah Oliver dan dua rekan lain untuk membunuh Marline dan Michael.     

Dari sana dia mengambil kesimpulan jika ayahnya sudah dibunuh oleh mereka dengan cara yang keji namun dia juga tidak tahu apa yang telah ayahnya lakukan sehingga ayahnya harus mati secara mengenaskan seperti itu.     

Austin berada di luar, mengintai musuh dari balik semak-semak. Dia akan langsung menyerang seperti yang sudah direncanakan oleh mereka semua. Dia tidak akan menunggu di dalam tapi dia akan menyambut kedatangan musuh secara langsung.     

Para anak buah juga sudah siap, teropong berada di tangan untuk mengintai musuh dari balik persembunyian. Kemampuan yang dimiliki oleh musuh memang tidak boleh diremehkan, dia bahkan yakin jika posisi mereka sudah ketahuan namun musuh tidak mungkin bisa membunuhnya dengan mudah apalagi dia bersembunyi di tempat yang aman namun dia tidak akan tahu seperti apa sambutan yang akan diberikan oleh musuh.     

Austin begitu was-was, kalah dan menang hanya dua pilihan saat berada di medan perang seperti itu. Dia semakin waspada namun tidak ada pergerakan musuh, entah apa yang sedang direncanakan oleh musuh namun tiba-tiba saja, sebuah mobil melompat dari semak-semak mengarah ke arah mereka.     

Austin terkejut begitu juga dengan anak buahnya, "Tembak!" teriak Austin. Itu sudah pasti musuh yang menyerang dan memang, yang membawa mobil itu adalah Jared.     

Karena mereka sudah tahu posisi musuh yang sedang mengintai dan banyaknya musuh yang menunggu kedatangan mereka, sebab itu mereka memikirkan cara bagaimana mereka bisa menyerang musuh yang sedang bersembunyi. Mereka tidak bisa turun menyergap karena itu cara paling konyol untuk mengantar nyawa. Selama di perjalanan rencana dibuat, Michael memerintahkan Jared langsung menerobos ke pertahanan yang dibuat oleh musuh begitu mereka tiba. Itulah sebabnya, Jared membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menerobos masuk ke dalam pertahanan musuh.     

Suara dentingan timah panas yang menghantam badan mobil terdengar karena Austin dan anak buahnya sedang menghujani mobil Jared. Austin mengumpat, sungguh sambutan yang tidak terduga. Sebuah senjata api peledak sudah berada di tangan anak buahnya, untuk menghentikan mobil itu hanya bisa menggunakan senjata peledak.     

Jared membawa mobilnya berputar beberapa kali, musuh masih bersembunyi namun sebuah senjata peledak sudah mengarah ke arahnya dan siap di tembakan. Jared menghentikan mobil, sebuah granat pun diambil. Ingin meledakkan mobilnya? Tidak akan semudah itu.     

"Tembak!" perintah Austin dan pada saat itu juga, senjata api peledak di tembakan ke arah mobil Jared. Peluru melesat dengan kecepatan tinggi, Jared sudah siap dan ketika peluru sudah mendekat. Jerad membanting setir mobil ke kanan sehingga peluru itu melesat melewati mobilnya dan menghantam sebuah pohon besar yang tidak jauh darinya.     

Umpatan Austin terdengar namun posisi keberadaannya sudah diketahui oleh Jared. Dia memang sengaja tidak menyerang karena dia ingin tahu di mana posisi ketua dari kelompok itu. Austin kembali memerintahkan anak buahnya untuk menyerang tapi tiba-tiba saja, Jared membawa mobil ke arahnya dan melemparkan sesuatu di dekat Austin.     

Austin terkejut, begitu juga dengan anak buah yang bersama dengannya. Tidak perlu aba-aba, mereka segera lari untuk menyelamatkan diri karena mereka tahu apa yang dilemparkan oleh Jared. Mereka berlari dan tidak lama kemudian, ledakan terjadi.     

"Sial!" teriakan Austin terdengar, tubuhnya terpental jauh. Para anak buahnya yang bersembunyi mulai keluar dari persembunyian untuk menembaki Jared tapi itu adalah sebuah kesalahan yang mereka lakukan karena tiba-tiba saja mereka disergap dari bagian kanan dan kiri.     

Michael berada di sisi kiri bersama dengan para anak buahnya, sedangkan Marline berada di sisi kanan. Memang itu rencana mereka, mereka memancing musuh keluar dari persembunyian supaya mudah mereka bunuh.     

Anak buah Austin mulai panik karena mereka mendapat serangan dari tiga sisi. Jared sudah keluar dari mobil dan menghujani mereka dengan timah panas menggunakan senjata laras panjang miliknya.     

Suara tembakan memecah keheningan malam, suara teriakan juga mengiringi suara tembakan. Marline dan Michael terus maju sambil menembaki musuh dengan dua pistol yang ada di tangan. Austin melihat jika dia sudah terpojok. Sebagian anak buahnya sudah tewas akibat dibantai oleh musuh. Dia tidak bisa menunggu kematian datang, sebaiknya dia melarikan diri.     

Austin memerintahkan anak buahnya untuk melindungi dirinya, sedangkan dia akan melarikan diri ke hutan. Dia terus menembaki anak buah Michael sambil melangkah mundur. Merasa aman, Austin berhenti menembak dan berlari ke arah hutan namun nasib tidak seberuntung yang dia inginkan karena salah satu anak buah yang bersama dengan Marline melihatnya melarikan diri.     

"Ada yang melarikan diri!" teriaknya dan tentunya Jared melihat ke arah Austin pergi.     

"Kejar, Jerad. Jangan sampai lepas dan dapatkan dalam keadaan hidup!" perintah Michael.     

Jared membawa beberapa anak buah untuk mengikutinya, mereka segera berlari mengejar Austin. Marline dan Michael masih menembaki musuh yang tersisa sambil melangkah masuk ke dalam markas untuk mencari sandera.     

Austin dan beberapa anak buahnya terus lari bahkan pemicu bom dikeluarkan dari saku celana. Dia akan mengaktifkan bom sehingga markas meledak bersama dengan sandera, dia juga yakin Marline dan Michael akan mencari sandera dan mereka akan meledak bersama.     

Pemicu bom ditekan, setelah itu pemicu dibuang. Austin terus lari dengan sekuat tenaga karena Jared dan anak buahnya mengejar sambil menembakinya. Mereka berlari dari satu pohon ke pohon yang lain untuk menghindari tembakan yang diberikan oleh Jared dan anak buahnya. Austin bahkan bersembunyi di balik pohon sambil terengah. Jam tangan dilihat, bom itu akan meledak dalam waktu sepuluh menit setelah diaktifkan.     

Marline dan Michael bersama dengan anak buahnya sudah berada di dalam markasnya, mereka berpencar untuk mencari sandera. Ibu Fedrick dalam keadaan pingsan saat itu. Dia tidak tahu jika sebuah bom berbahaya berada di bagian bawah kursinya. Mereka terus bergerak untuk mencari sandera tanpa tahu jika waktu yang mereka miliki tidak banyak.     

Austin masih melihat jam, satu menit telah berlalu. Bom itu pasti akan meledak. Tinggal beberapa menit lagi, sebaiknya dia kembali melarikan diri karena langkah Jared semakin dekat. Hutan yang gelap dapat membantunya melarikan diri, dia harus bisa menyelamatkan diri bagaimanapun caranya.     

Sebuah senter sudah berada di tangan Jared dan anak buahnya, dengan isyarat jari Jared memerintahkan anak buahnya untuk berpencar dan menyelusuri setiap pepohonan di mana mereka melihat musuh sedang bersembunyi.     

Pistol juga sudah berada di tangan Austin, pistol itu bahkan sudah terangkat. Dia tahu dia harus membunuh Jared jika dia ingin melarikan diri. Pria itu tidak akan melepaskan dirinya apalagi dia kalah jumlah.     

Langkah kaki Jared yang menginjak ranting pohon terdengar, pemuda itu terus maju tanpa ragu. Menangkap musuh dalam keadaan hidup adalah tugasnya, sebab itu dia tidak akan melepaskan musuh.     

Senter di arahkan ke pohon-pohon besar yang ada di hutan, anak buahnya juga melakukan hal yang sama. Mereka semakin mendekati posisi Austin, tentunya Austin semakin waspada. Suara ranting pohon yang terinjak semakin jelas terdengar, Austin meneguk ludah dengan kasar. Dia sudah siap untuk keluar dari persembunyian untuk menembaki Jared.     

Langkah Jared semakin dekat, dekat dan dekat dan pada saat itu, Austin keluar dari balik pohon dan menembaki Jared. Jared terkejut, peluru yang di tembakan oleh Austin melewati wajahnya dan menggores bagian wajahnya. Austin kembali menembak, begitu juga dengan anak buahnya. Jared berlari untuk menghindari peluru dari pistol Austin.     

Austin terus menembak, dia akan membunuh pria itu. Dia juga sedang menunggu bom meledak menghancurkan markas dan musuh yang berada di dalamnya. Tembakan Austin tidak juga berhenti, dia merasa jika dia yang mengambil kendali namun sayangnya tidak. Jared sengaja berlari ke arah pohon yang tidak begitu jauh dan begitu sudah tiba, Jared berlari ke atas pohon dan bersalto ke belakang sambil menembaki Austin.     

Umpatan Austin terdengar, dia hendak menembaki Jared tapi peluru senjata api habis karena dia terus menembaki Jared tanpa henti. Austin membuang pistolnya dan hendak lari namun peluru-peluru yang di tembakan oleh Jared melesat ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Satu peluru menembus bahunya dan satu lagi mengenai kakinya, sedangkan peluru lain mengenai pohon.     

Austin mengumpat dan memaki, Jared melangkah mendekatinya sambil mengarahkan pistol ke arahnya. Anak buah Austin tidak bersisa, pria itu berbaring telentang dan memandangi langit malam yang dihalangi dedaunan. Austin bahkan melihat jam dan tidak lama kemudian, dia tertawa terbahak-bahak.     

Jerad sangat heran, dia masih mendekati Austin. Tawa pria itu masih terdengar nyaring dan tidak lama kemudian, suara ledakan dahsyat terdengar karena bom yang dia pasang meledak dan menghancurkan markas miliknya.     

Jared terkejut, matanya melihat ke arah api yang melambung tinggi begitu juga dengan anak buah yang lain.     

"Mati kau, Marline. Mati kau, Michael!" teriak Austin. Setelah berkata demikian, dia kembali tertawa terbahak-bahak.     

Jared mengumpat, sial. Apa kedua orangtua bosnya berada di dalam markas itu? Jared memerintahkan anak buahnya untuk membawa Austin, sedangkan dia berlari ke arah markas yang meledak. Semoga apa yang dia duga tidak terjadi tapi mereka berdua memang berada di bangunan itu untuk mencari sandera bersama anak buah yang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.