Hi's Like, Idiot But Psiko

Pertemukan Aku Dengannya



Pertemukan Aku Dengannya

0Tatapan mata Fedrick tidak lepas dari pria yang sangat mirip dengannya. Entah siapa pria itu tapi mereka berdua sangatlah mirip. Dia sudah berusaha meyakinkan Jared jika dialah yang asli namun pria itu juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua diam, Jared berada bersama mereka karena dia tidak boleh membiarkan salah satu dari mereka lari. Kedua Fedrick itu diikat pada kursi di yang diletakkan agak jauh.     

Entah untuk apa Fedrick palsu bersikukuh tidak mau mengaku tapi Jared curiga jika ada niat terselubung pria itu melakukannya. Antonio pasti memerintahkan pria itu melakukan rencana akhir dan memang seperti itulah yang terjadi. Fedrick palsu juga ingin menyelamatkan nyawanya, sebab itu dia harus tetap mengaku sebagai Fedrick.     

Suasana sunyi, kedua pria itu sudah lelah berdebat. Sebuah pistol berada di tangan Jared, dia akan menembak kedua pria itu jika mereka masih memperdebatkan siapa yang asli di antara mereka. Saat bosnya datang, saat itu juga yang palsu pasti akan ketahuan.     

Max sudah hampir tiba, dia akan menyelesaikan semua itu dengan cepat karena dia ingin segera kembali untuk melihat keadaan Aleandra. Sesungguhnya dia bisa meminta kedua orangtua Fedrick untuk mencari tahu mana yang asli karena mereka lebih tahu namun dia tidak mau membuang waktu apalagi dia ingin berbicara dengan Fedrick dan memintanya pergi sebelum Aleandra sadar. Dia juga ingin membunuh yang palsu menggunakan tangannya agar si palsu itu tidak membawa masalah di kemudian hari.     

Kedua Fedrick kembali berdebat, itu karena Fedrick asli sudah sangat ingin tahu keadaan kedua orangtuanya dan juga keadaan Aleandra. Dia sudah tidak tahan menunggu lebih lama apalagi Jared tidak mengijinkan mereka untuk keluar.     

"Kenapa kau menggunakan wajahku?" teriak Fedrick marah.     

"Kau yang menggunakan wajahku!" teriak yang satunya lagi.     

"Stop berdebat jika tidak aku akan membunuh kalian berdua!" teriak Jared.     

"Ayolah, aku yang asli. Aku ingin tahu bagaimana keadaan kedua orangtuaku dan Aleandra jadi pertemukan aku dengan mereka."     

"Jangan percaya dengannya, aku yang asli jadi pertemukan aku dengan mereka!" teriak yang satunya pula.     

Jared semakin kesal, rasanya ingin melubangi kepala mereka tapi jika dia lakukan maka usaha yang dilakukan oleh bosnya dan pengorbanan Aleandra akan menjadi sia-sia.     

Mereka tidak juga berhenti sampai Maximus masuk ke dalam ruangan. Jared segera menghampiri bosnya, sedangkan Fedrick berteriak agar Maximus melepaskan dirinya.     

"Apa maksudnya ini, Max? Pertemukan aku dengan Aleandra?" teriaknya.     

"Kenapa kau mengurung aku seperti ini, pertemukan aku dengan kedua orangtuaku!" teriak Fedrick yang satunya.     

"Tidak perlu berteriak, siapa pun yang asli di antara kalian aku tidak akan ragu untuk membunuh kalian berdua!" ucap Maximus dengan kemarahan di hati.     

"Apa maksudmu?" teriak kedua Fedrick itu.     

"Kau tahu, Fedrick? Gara-Gara kau, Aleandra berada dalam ambang kematian saat ini," ucapnya seraya memandangi ekspresi wajah kedua Fedrick itu dengan seksama. Jika Fedrick yang asli dia akan menunjukkan ekspresi wajah terkejut dan cemas dan benar saja, dia bisa melihatnya.     

"Apa yang terjadi dengan Aleandra?" salah satu Fedrick itu bertanya.     

"Apa maksdumu gara-gara aku?" yang satu lagi bertanya demikian.     

"Berhenti meniru aku!!"     

"Kaulah yang berhenti meniru aku!"     

"Tidak perlu berdebat karena aku sudah tahu siapa yang asli dan siapa yang palsu di antara kalian!" ucap Maximus.     

Ludah di teguk kasar, tidak mungkin. Itu pasti hanya gertakan saja, tidak mungkin pria itu bisa tahu yang asli dengan begitu cepat. Itu adalah pikiran si Fedrick palsu, dia tidak percaya Maximus sudah mengetahui jika dirinya adalah yang palsu. Sebaiknya dia tetap berpura-pura menjadi Fedrick agar dia bisa selamat dan melakukan rencana terakhirnya. Sesungguhnya apa rencana terakhir yang harus dia lakukan?     

Ketika dia dianggap sebagai Fedrick asli maka dia akan meminta Maximus Smith membawanya menemui Aleandra dengan alasan sebagai pertemuan terakhir. Dia akan meminta waktu pribadi untuk berbicara dengan Aleandra dan ketika dia ditinggalkan berdua saja dengan Aleandra maka pada saat itu juga dia akan membunuh Aleandra lalu melarikan diri. Dia akan melepaskan wajah Fedrick dan mengembalikan wajah aslinya sehingga Maximus tidak tahu siapa dirinya.     

"Maximus, kita sudah pernah bertemu sebelumnya. Seharusnya kau tahu jika akulah yang asli!"     

"Oh, di mana kita bertemu?" tanya Max sengaja.     

"Di restoran, kita bertemu di restoran untuk pertama kali," yang lain menjawab.     

Max menyunggingkan bibir, sungguh tidak ada yang berbeda. Yang tidak tahu pasti sudah terkecoh. Max melangkah mendekati Fedrick yang berada di sisi kanan. Fedrick itu menatapnya tajam, apa yang hendak dilakukan oleh itu?     

"Kau tahu, kau telah membuat Aleandra celaka karena kau datang ke mari!" Maximus meraih kerah baju Fedrick, "Aku tidak peduli kau asli atau tidak, tapi aku akan memukulmu dan setelah itu aku akan menghajar yang lainnya agar kalian bertanggung jawab!" ucapnya lagi.     

"Aku tidak tahu akan jadi seperti ini, apa kau kira aku mau mencelakai dirinya?" teriak Fedrick.     

"Seharusnya kau sudah tahu, kau mencelakai Aleandra dan sekarang kau berpura-pura menjadi Fedrick yang asli. Aku pasti akan membunuhmu!" setelah berkata demikian, Maximus memukul wajah Fedrick.     

Fedrick berteriak, Maximus tidak melepaskannya dan masih memukulnya. Rasa amarah semakin menguasai hati, seharusnya Fedrick tidak bekerja sama dengan musuh sehingga Aleandra celaka.     

Diam-Diam si palsu tersenyum, semoga saja Maximus memukul pria itu sampai mati agar dia bisa menjadi Fedrick asli. Max memang sengaja menyangka yang asli adalah palsu agar yang palsu senang.     

"Berhenti memukul, aku yang asli!" teriak Fedrick.     

"Dia palsu, dia telah menggunakan wajahku jadi bunuh dia!" teriak Fedrick palsu.     

"Hentikan, Max!" teriak Fedrick. Darah sudah mengalir dari hidung, bibirnya juga robek karena Maximus terus memukulnya.     

Maximus menghentikan pukulannya, darah Fedrick sudah menempel di buku-buku jari. Rasanya sedikit puas, jika tidak menyelamatkan pria itu maka Aleandra tidak akan terluka.     

"Sial, kau gila!" teriak Fedrick.     

"Itu pelajaran untukmu dan sekarang aku akan membunuhmu. Tidak saja mencelakai Aleandra, tapi kau menipu dengan wajah Fedrick!" pistol diambil, Fedrick palsu kembali tersenyum.     

Fedrick asli berteriak ketakutan, apa Maximus tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu? Pria itu tidak main-main, pistol bahkan sudah di arahkan ke arahnya.     

"Jangan gila, akulah yang asli!" teriak Fedrick.     

"Dia palsu, bunuh dia!" teriak si palsu.     

"Diam kau, kau hanya orang yang menggunakan wajahku saja!" Fedrick sungguh tidak terima.     

"Berisik!" teriak Maximus dan setelah itu, Doorr! Suara tembakan terdengar, mata kedua Fedrick itu melotot. Fedrick ketakutan tapi dia tidak merasakan timah panas itu.     

Bruukkk!! terdengar suara tubuh jatuh ke atas lantai. Fedrick palsu mendapat sebuah lubang di kepalanya. Dia tumbang bersama kursi yang dia duduki. Fedrick asli menelan ludah, dia kira Maximus serius tidak tahu jika dialah yang asli.     

"kau, apa kau tahu sejak awal?" tanyanya.     

"Apa kau kira dia bisa menipuku?" Max menyimpan kembali pistolnya.     

"Jika begitu kenapa kau memukul aku?" tanya Fedrick tidak terima.     

"Pukulan itu memang pantas kau dapatkan! Gara-Gara hendak menolongmu, dia tidak mempedulikan keadaannya dan jadi celaka!"     

"Bagaimana keadaannya?"     

"Kau tidak perlu tahu tapi jika dia tidak bisa selamat, maka aku akan membunuhmu!" ucap Maximus.     

"Pertemukan aku dengannya, aku ingin bertemu dengannya!" teriak Fedrick.     

"Kau tidak pantas bertemu dengannya, Fedrick. Aku sudah menyelamatkan dirimu dan kedua orangtuamu jadi kembalilah ke Rusia. Lupakan Aleandra dan jangan mencarinya. Kau hanya bisa membuatnya celaka. Kau tidak pernah mencintainya tapi kau datang sehingga dimanfaatkan oleh musuh. Dari semua sandera yang ada, kaulah yang membuatnya harus berada di ambang kematian!"     

"Aku tidak bermaksud," ucap Fedrick.     

"Tidak bermaksud? Jika kau memang tidak mencintainya seharusnya kau tidak perlu mempedulikan dirinya!"     

"Itu dulu tapi sekarang aku mencintainya!" teriak Fedrick.     

"Lepaskan dia ,Jared. Bawa dia menemui kedua orangtuanya dan bawa dia ke bandara. Pastikan dia kembali ke Rusia sehingga dia tidak mempersulit Aleandra lagi."     

"Jangan lakukan hal ini, Maximus. Aku dan Aleandra sudah menjalin hubungan sejak lama, kau tidak bisa melarang aku untuk bertemu dengannya!" teriak Fedrick. Dia tidak terima, dia sangat ingin melihat keadaan Aleandra tapi kenapa pria itu justru melarang?     

"Jangan membual, hubungan apa yang kau jalin dengannya? Pergilah, Fedrick. Aku akan menjaganya dengan baik tanpa adanya dirimu. Kau hanya bisa menjadi ancaman di kemudian hari karena kita masih belum tahu apakah Antonio masih memiliki sekutu atau tidak!"     

"Aku tidak peduli akan hal itu, pertemukan aku dengannya walau hanya untuk terakhir kali. Banyak yang ingin aku bicarakan dengannya, aku juga ingin meminta maaf padanya," ucap Fedrick.     

Maximus menghentikan langkah, Fedrick kembali mengucapkan permohonannya. Dia harap Maximus mengabulkan permintaannya itu. Dia hanya ingin melihat keadaan Aleandra saja, dia juga ingin minta maaf karena perbuatannya membawa Aleandra pada musuh.     

"Berikan aku kesempatan satu kali saja, aku berjanji tidak akan mengganggunya setelah ini. Aku akan mengajak kedua orangtuaku kembali ke Rusia dan melupakannya. Bukankah dia sudah jadi milikmu sekarang? Aku ingin melihatnya untuk terakhir kali, kedua orangtuaku juga ingin bertemu dengannya jadi ijinkan kami bertemu dengannya," pinta Fedrick memohon.     

"Apa kau berani bersumpah ini akan menjadi pertemuan terakhir kalinya jika aku mengijinkan kau bertemu dengannya?" tanya Maximus.     

"Aku berjanji padamu tapi berikan aku satu kesempatan untuk bertemu dengannya."     

"Bawa dia, Jared. Lagi pula kedua orangtuanya ada di rumah sakit jadi aku akan memberikan kesempatan itu untuknya!" setelah berkata demikian, Maximus melangkah pergi.     

Jared membawa Fedrick, sedangkan dua orang anak buah masuk ke dalam ruangan untuk membereskan mayat Fedrick palsu dan membawanya ke tempat seharusnya.     

Fedrick sangat bersyukur Maximus masih mau memberikannya kesempatan terakhir, dia sangat berharap Aleandra mau memaafkan perbuatannya karena dia sudah menjebak Aleandra. Dia akan menjelaskan jika dia terdesak, dia juga berharap Aleandra bisa mengerti kenapa dia mengkhianatinya. Walau pertemuan mereka akan menjadi pertemuan yang terakhir kali tapi dia ingin pergi dengan perasaan damai dan berharap Aleandra tidak membenci dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.