Hi's Like, Idiot But Psiko

Permainan Teka Teki



Permainan Teka Teki

0Suara teriakan Oliver terdengar karena dia yang pertama kali diseret mendekati alat penyiksaan. Rantai yang membelenggu kedua kakinya dilepaskan, rantai di kedua tangannya pun diganti dengan yang lebih pendek. Setelah Oliver, ketiga pria yang lain menyusul. Mereka memberontak saat mereka didudukkan dengan paksa tapi apa pun yang mereka lakukan selalu sia-sia.     

Kedua kaki mereka diikat di kaki kursi, mereka tidak boleh memberontak bahkan lengan mereka juga diikat sebelum permainan di mulai. Oliver menangis histeris, dia berusaha memberontak agar ikatan di tangannya lepas namun usaha yang dia lakukan sia-sia. Jika bisa memilih, dia tidak mau berada di tempat itu. Sungguh dia sangat menyesal telah menantang Maximus. Sekarang apa pun yang dipelajarinya di kemiliteran terasa sia-sia, untuk melepas rantai saja dia tidak bisa. Padahal dia sudah siap sebelumnya, dia bahkan sudah siap mati demi membalas dendam tapi kenapa begitu waktunya tiba rasa takut menyelimuti hati?     

Mereka berempat sudah duduk saling berhadapan. OLiver bersama Austin, Antonio bersama dengan Roberto. Entah kenapa mereka harus duduk di sana dan berdampingan, tapi yang jelas akan terjadi hal yang tidak mereka inginkan. Meja itu cukup besar, meja itu pun terlihat biasa saja. Antonio mulai menebak, apa Maximus Smith ingin mengajak mereka bermain kartu di meja itu? Sungguh konyol, dia kira mereka akan diajak memainkan permainan apa tapi nyatanya? Sepertinya mereka terlalu berlebihan.     

Kedua tangan dan kaki mereka sudah diikat, para anak buah Maximus melangkah mundur dan berdiri tidak jauh dari mereka karena mereka harus siap saat mendapatkan perintah. Max melangkah mendekati mereka dan berjalan memutari mereka. Jari jemarinya mengetuk meja saat dia sudah berdiri si sisi meja.     

"Apa kalian sudah siap bermain?" tanya Maximus.     

"Tidak! Aku tidak mau bermain, aku tidak mau melakukan permainan apa pun!" teriak Oliver karena dia tahu permainan yang akan mereka lakukan bukanlah permainan biasa.     

"Kau takut sekarang?" tanya Max mencibir, "Apa kau takut sekarang?!" teriaknya lantang.     

"Siapa pun akan takut menghadapi siksaan!" teriak Oliver tak kalah lantangnya.     

"Jika begitu kenapa kau berani menatang aku? Kau sudah tahu akan mendapat siksaan seperti ini lalu kenapa kau masih menantangku? Seharusnya kau memikirkan risiko dari apa yang kau lakukan jadi sebaiknya duduk diam dan nikmati permainanya!" Max menghampiri sisi meja yang lain dan menekan sebuah tombol.     

Mata mereka terbelakak saat penutup meja yang terbuat dari kayu terbuka. Ternyata di bawahnya dilapisi dengan kaca dan dari kaca itu, mereka bisa melihat beberapa benda tajam. Pantas saja meja itu begitu tebal. Baru kali ini mereka melihat meja seperti itu. Antonio menelan ludah, dia kira mereka akan bermain kartu tapi ternyata dia salah tapi dia tidak bisa menebak permainan apa yang akan mereka mainkan nanti.     

"Per-Permainan apa yang hendak kau mainkan?" tanya Austin. Sungguh sial, dia memang tidak bersuara sedari tadi tapi sungguh dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengannya dan Oliver. Jika ada kesempatan dia akan memohon pada Maximus agar melepaskan Oliver karena dia adalah wanita.     

"Pertanyaan bagus, di sini kalian akan diuji. Kalian lihat bola yang ada di tengah itu?" semua mata melihat ke arah bola yang ada di tengah-tengah meja.     

"Dengarkan baik-baik. Saat permainan dimulai, bola itu akan berputar semakin ke tengah. Tugas kalian adalah menjawab pertanyaan yang akan muncul di layar kecil itu. Masing-Masing pertanyaan berbeda dan setelah kalian tahu jawabannya maka kalian harus menyusun puzzle itu agar alat yang menjepit tangan kalian nanti terlepas sehingga kalian bisa menulis jawabannya tapi jika kalian berlama-lama maka alat yang ada di tangan kalian akan semakin menyiksa kalian. Tapi jika jawaban kalian salah, kalian juga akan mendapat siksaan lainnya dan siksaan itu ada di kursi yang kalian duduki. Kalian bisa menekan tombol merah itu sebagai tanda jika kalian akan mencuri jawaban dari pertanyaan dari lawan kalian karena kalian akan bermain secara berkelompok. Saat kau sudah mencuri jawaban dari lawanmu segera jawab dan kau terbebas namun yang tidak bisa menjawab akan mendapat siksaan dan yang menang berhak menentukan siksaan apa yang akan didapatkan oleh yang lainnya. Kalian paham, bukan?"     

"Sial, permainan macam apa ini?" teriak Antonio.     

"Kenapa? Sudah aku katakan, kau bisa mencuri pertanyaan mereka dan menjawabnya jika kau bisa dan tekan tombol merah itu. Aku ulangi, di sini kalian akan diuji. Jika kau tidak tahu jawaban dari pertanyaan yang kau miliki dan ingin selamat bersama rekanmu maka kau bisa mengambil jawaban dari pertanyaan mereka dan menjawabnya. Kalian harus bekerja sama untuk menyusun puzzle tersebut jadi bermainlah dengan benar. Jika jawabannya benar maka mereka yang akan menerima hukumannya. Permainan ini seru, bukan?"     

"Apanya yang seru, kau hanya ingin mengadu domba kami saja!" teriak Oliver.     

"Mengadu domba? Kalian bersekongkol untuk melawanku jadi sekarang aku menguji kesetiaan kalian. Ingat, saat bola itu sudah berada di tengah maka waktu kalian habis dan kalian semua akan disiksa karena tidak bisa menjawab!"     

Oliver menelan ludah, begitu juga dengan yang lain. Mereka mulai saling menatap satu sama lain dengan tajam, mereka tidak akan saling mengalah.     

"Are you ready?" Max sudah sangat ingin memulai permainan itu.     

"Tidak, aku tidak mau!" teriak Oliver.     

"Masukkan kedua tangan mereka!" perintah Maximus.     

Anak buahnya segera bergerak, kedua tangan mereka di masukkan ke dalam meja karena permainan ada di bawah meja. Mereka tidak akan berkutik dan tidak akan bisa memberontak, mereka bisa mengeluarkan tangan mereka saat mereka bisa menjawab pertanyaan yang ada permainan itu tapi jika mereka gagal, tangan mereka akan kembali dijepit secara otomatis dan alat yang ada di kursi mereka akan bekerja secara otomatis.     

"Aku tidak mau bermain, aku tidak mau!" teriak Oliver ketakutan.     

Tidak ada yang mempedulikan teriakannya, kedua tangan mereka sudah berada di dalam kotak. Teriakan Oliver terdengar saat tangannya seperti tertusuk sesuatu. Mereka tidak bisa melihat lengan mereka, hanya tangan mereka saja yang terlihat. Tangan bisa bergerak namun mereka tidak bisa menggerakkan tangan mereka sebebas yang mereka inginkan karena yang dikunci adalah bagian lengan.     

Jantung mereka berdegup kencang, mata tidak lepas dari bola yang ada di tengah meja. Siap tidak siap mereka harus siap apalagi Maximus sudah menekan sebuah tombol untuk mengaktifkan permainan tersebut.     

Suara bola sudah berbunyi, bola itu mulai berputar dengan perlahan. Mata mereka tertuju pada layar yang ada di hadapan mereka. Karena permainan itu dilakukan secara berpasangan jadi Antonio dan Roberto Vs Oliver dan Austin. Mereka yang tadinya sekutu dibuat menjadi musuh dalam permainan tersebut.     

Sebuah pertanyaan sudah muncul di layar milik Oliver begitu juga dengan layar yang ada di hadapan Antonio. Mereka membaca pertanyaan itu dan tidak lama kemudian terdengar umpatan mereka berdua dan tawa frustasi Oliver.     

"Apa-Apaan pertanyaan ini?" teriak mereka.     

"Mudah, bukan? Jawab jika bisa dan aku akan mengatakan satu hal, jawaban dari pertanyaan itu tidak terduga jadi simak baik-baik pertanyaannya!" ucap Maximus.     

Pertanyaan itu pasti Uncle dan ayahnya yang membuat karena mereka suka teka teki dan sebenarnya mereka memang sedang bermain teka teki. Jika mereka ingin terbebas maka mereka harus menjawab teka teki itu.     

Oliver menelan ludah, dia kembali membaca pertanyaan yang ada dan tampak frustasi begitu juga dengan Antonio. Entah pertanyaan itu yang bodoh atau mereka yang bodoh yang tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.     

"Di sebuah peternakan hidup dua kakak adik yang mengembalakan lima ekor babi. dua di antaranya adalah babi yang nakal dan tiga lagi adalah babi yang penurut. Suatu hari mereka pergi jalan-jalan ke padang dan tiba-tiba saja mereka bertemu dengan empat ekor serigala yang lapar dan di dekat mereka ada jurang, padang rumput dan juga gua. Pertanyaannya adalah, apa yang akan mereka lakukan agar mereka bisa meloloskan diri dari kejaran serigala itu?" itu adalah pertanyaan yang dimiliki oleh Oliver.     

"Sialan, pertanyaan macam apa ini?" teriak Oliver frustasi.     

"Itu pertanyaan mudah, bagaimana mungkin kau tidak bisa menjawabnya?" ucap Maximus.     

Oliver mengintip milik Antonio, mungkin dia bisa menjawab tapi Antonio juga terlihat berpikir dengan keras untuk menjawab teka teki yang dia miliki.     

"Saat siang, matahari bersinar begitu terik. Dua anak domba yang sedang bermain di padang rumput yang cukup jauh merasa kehausan jadi mereka mencari sumber air. Di dekat mereka ada danau yang berisi buaya dan juga segerombolan induk sapi yang sedang menyusui. Di saat mereka sedang kebingungan tiba-tiba muncul seorang penyihir yang akan mengabulkan apa saja permintaan mereka. Kira-kira, apa yang diminta oleh mereka? Apakah mereka ingin minum susu dari induk sapi atau mereka ingin air danau dan meminta penyihir itu menyingkirkan para buayanya?" itulah pertanyaannya yang membuat seorang mafia seperti Antonio pusing tujuh keliling.     

"Shit!" umpatan Oliver kembali terdengar.     

Suasanya sunyi, hanya terdengar suara bola yang berputar perlahan. Antonio dan Roberto mulai bertukar pikiran. Mereka tahu pertanyaan itu adalah pertanyaan menjebak sebab itu mereka tidak boleh asal menjawab. Oliver dan Austin juga melakukan hal yang sama, mereka terlihat berpikir dengan keras untuk mencari jawabannya. Ternyata pertanyaan mudah itu bisa membuat mereka seperti itu.     

"Come on, guys. Jangan membuat aku menunggu terlalu lama dan ingat, waktu kalian tidaklah banyak," ucap Maximus dengan seringai lebar. Jika mereka benar-benar mencerna kedua pertanyaan itu maka mereka akan menemukan sebuah jawaban yang sederhana tapi terkadang jawaban sederhana itu tidak akan terpikirkan apalagi jika sudah didesak oleh waktu.     

Keempat tawanan mereka mulai panik, bola sudah hampir mencapai di tengah. Lima belas menit, tidak. sepertinya waktu yang mereka miliki sudah tidak sampai sepuluh menit dan tentunya hal itu semakin membuat Oliver panik apalagi dia belum menemukan jawaban yang tepat dari pertanyaan kelima ekor babi tersebut.     

Antonio dan Roberto juga masih terlihat berpikir dengan keras, apa yang diminta oleh kedua kambing itu pada penyihir? Sungguh pertanyaan anak-anak tapi itu adalah pertanyaan menjebak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.